Chapter 25: Lost

1.4K 153 16
                                    

Jade bernapas dalam kesakitan. Ia sebenarnya sudah pasrah. Serangan itu tak kunjung berhenti menyiksanya. Tetapi kepasrahannya itu dihantam oleh sebuah kenyataan.

Kenyataan bahwa ia tengah mengandung. Jiwa seorang insan yang belum sempat menghirup kehidupan bergantung kepadanya. Bertahan untuk hidup bukanlah sebuah pilihan tetapi sebuah keharusan.

Tubuhnya memar. Sakit itu telah membuat matanya berair, menangis untuk sebuah pertolongan. Entah dimana orang-orang berada. Ia tak bisa meminta seseorang untuk datang, ia tak tahu bagaimana caranya.

Serangan itu berhenti bersamaan dengan munculnya sesosok perempuan dengan pakaian serba hitam. Ia tersenyum puas menatap perempuan yang terbaring tak berdaya itu. Ia mendekati Jade, menatapnya dengan tatapan merendahkan.

"Kau akan menerima akibat atas apa yang kau perbuat." bisik perempuan itu "Mrs. Styles."

Mata Jade tak begitu kuat untuk tetap terbuka dan mengamati wajah perempuan tersebut. Selanjutnya dua orang lelaki dengan pakaian yang juga hitam membawanya bersama mereka. Dua orang yang menjadi orang suruhan perempuan itu. Tentu saja Jade tidak bisa melawan dengan keadaan tubuhnya.

.

Hazza bersandar pada kursi di sebuah ruangan dengan cahaya minim. Ia sedang ditugaskan untuk mengawasi keamanan tempat kecil bernama Saville Town. Sudah empat hari ia berada di tempat tersebut. Sejauh ini semuanya berjalan dengan baik. Tetapi tiba-tiba saja perasaannya gelisah.

Ia telah berbaring di kasur kecil yang ia dapatkan, berusaha menghilangkan perasaan gelisahnya. Tetapi matanya tak kunjung tertutup. Hatinya malah semakin terasa gelisah. Ia pun segera beranjak dari tempat tidur. Diambilnya sebuah perkamen dan pena dan ditulisnya sebuah surat. Surat untuk perempuan kesayangannya yang mungkin sekarang tertidur di kamarnya.

Dear Jade,

Bagaimana kabarmu disana? Apakah kau baik-baik saja? Aku sudah merindukanmu. Aku tahu aku terdengar sangat manja, tetapi aku tak bisa berkonsentrasi bekerja. Seolah ada sesuatu yang mengganjal. Tetapi beritahu aku bahwa dirimu baik-baik saja disana.

Sincerely,

Yours

Burung hantu berwarna hitam yang merupakan satu dari banyak burung hantu milik Ministry of Magic mengantarkan surat tersebut ke tempat tujuan sebagaimana disebutkan di surat. Hazza tak menyebutkan alamatnya, ia hanya menyebutkan nama orang yang ia tuju. Menuliskan nama orang yang dituju tanpa menuliskan alamatnya adalah hal yang wajar ia lakukan. Si burung hantu milik Ministry of Magic itu pasti akan menyampaikannya kepada Jade dimanapun ia berada, bukan ke rumahnya.

Namun, rupanya beberapa hari ia menunggu, tak juga ada balasan.

Hal itu menuai kekhawatiran pada dirinya. Perasaannya sudah cukup tidak baik dan Jade tak kunjung membalas. Padahal biasanya Jade membalas surat dengan cepat. Rasanya ingin ia menghampiri Jade untuk memastikan keadaannya. Tetapi ia masih dalam tugas yang tak bisa ia tinggalkan. Setidaknya untuk enam hari ke depan.

.

"Siapakah kau ini dan apa maumu?" tanya Jade ketika perempuan itu masuk ke ruangan gelap dimana ia diikatkan kepada sebuah tiang. Wajah perempuan itu diselimuti oleh topeng berwarna hitam layaknya seorang Death Eater "Bukalah topengmu dan tunjukkan siapa dirimu sebenarnya."

"Tak perlu membuka topeng pun, kau akan mengenaliku."

"Bagaimana aku bisa mengenalimu jika kau tak menunjukkan wajahmu?"

"Aku adalah orang yang pernah kau buat hancur karena keberadaanmu. Aku adalah orang yang sebelumnya memiliki apa yang kuinginkan hingga kau membuat lelaki itu jatuh untuk dirimu. Aku adalah orang yang telah merelakannya untukmu."

School of MagicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang