Chapter 18: Once Upon A Letter

1.3K 172 14
                                    

Perempuan itu berjalan menyusuri koridor gelap. Ia membawa beberapa buku di tangannya. Beberapa suara terdengar melemparkan pertanyaan kepada dirinya. Bukan manusia ataupun hewan, tetapi lukisan-lukisan di dinding koridor yang berbicara. Hari itu memang sudah malam dan tak seharusnya ia berada di koridor, tetapi ia memiliki sebuah tujuan.

"Miss Vixon, berjalan-jalan di koridor malam hari seperti ini?" tanya sebuah bayangan yang tersentuh.

"Ah, sir Nicholas! Kau menakutkan ku." protesnya "Aku ingin menemui Myrtle."

Lelaki tua yang tak tersentuh itu mengerutkan dahinya, "Myrtle?" ia bertanya heran.

"Iya." angguk Jade "Kalo begitu, aku duluan sir Nicholas."

"Baiklah, hati-hati miss Vixon."

"Terima kasih." ucap Jade yang segera mengambil arah berbeda dengan sir Nicholas.

"Myrtle, apakah kau ada disini?" ia segera melemparkan pertanyaan itu ketika sampai di toilet perempuan tempat Myrtle menetap.

Tanpa memakan waktu lama, Myrtle menampakan dirinya. "Oh, well, lihatlah siapa yang datang kesini!" serunya.

"Myrtle, bolehkah aku bertanya sesuatu kepadamu?"

"Aku akan menjawab apa saja yang ku ketahui selama kau tak mengolok-olok ku."

"Hazza. Kau tahu Hazza, kan?"

"Lelaki manis yang selalu menunggu teman perempuannya untuk menyadari keberadaannya itu? Ada apa dengannya? Apakah perempuan bernama Jade itu sudah menyadari keberadaannya?"

"Bukan mengenai itu, Myrtle!" elak Jade dengan segera, meski pada akhirnya ia menanyakan kembali hal yang baru saja Myrtle ucapkan "Hold on! Apa yang kau katakan tadi?"

"Apa? Aku tidak mengatakan apa-apa." elak Myrtle "Aku hanya mengatakan bahwa lelaki bernama Hazza yang kau sebutkan itu menunggu perempuan bernama Jade untuk menyadari keberadaannya. Tapi tentu saja, itu dua bulan lalu. Ketika semua murid baru kembali ke Hogwarts. Sekarang ia sudah memiliki kekasih, kan? Alexis itu. Aku akan sangat menyesal jika menjadi Jade." ia terus berbicara tanpa henti tanpa menyadari perempuan yang sedang ia bicarakan adalah perempuan yang ada di depannya.

"Err, baiklah." potong Jade "Lupakan semuanya. Kurasa aku akan kembali saja ke dorm sebelum ada yang melihatku berada di luar dorm malam hari seperti ini."

"Baiklah." kata Myrtle pasrah.

Jade kembali ke dorm. Ia tak jadi menanyakannya kepada Myrtle. Alasannya sangat sederhana, ia ingin mengetahui apa yang ingin ia tanyakan langsung kepada Hazza. Bukan mengenai apa yang Myrtle sebutkan, tetapi mengenai sebuah surat yang sedari tadi ada pada genggamannya.

"Miss Vixon, apa yang kau lakukan di luar dorm malam hari seperti ini?" tanya seorang perempuan tua dengan pakaian serba hitam tanpa topi yang menjulang tinggi.

"Oh, professor Grave! Maafkan aku. Sleep walking."

"Jangan membodohiku, miss Vixon. Aku tahu kau tidak pernah sleep walking."

"Bagaimana jika kali ini aku sleep walking?"

"Aku akan memberikanmu Veritaserum."

Veritaserum, sebuah ramuan kejujuran. Siapapun yang meneguknya akan mengatakan kejujuran. Ramuan ini sangat dijaga. Murid pun tak diajarkan untuk membuatnya karena dianggap memiliki potensi besar untuk menyalahgunakan ramuan tersebut.

"Baiklah, aku memang tak pernah sleep walking." akunya "Bolehkah aku kembali sekarang?"

"Tentu saja. Jangan lupa bahwa aku akan memotong 20 poin dari Gryffindor."

School of MagicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang