9. This Is Not Goodbye

3.7K 818 398
                                    

Haiii ... selamat malam. Jakarta tempat Mami diguyur hujan deras. Stay happy, stay healthy with your family.

Yang kangen Rezky - Amor sabar ya soalnya biar puas dulu nangis di chapter ini dan chapter depan. Semoga feelnya dapet ya.

Happy reading ...

⭐⭐⭐

Song : Let Her Go - Passenger

Well you only need the light when it's burning low
Only miss the sun when it starts to snow
Only know you love her when you let her go
Only know you've been high when you're feeling low
Only hate the road when you're missing home
Only know you love her when you let her go
And you let her go

⭐⭐⭐


"Bang, Irene kecelakaan dan dia butuh kamu. Bisa nggak Abang ke rumah sakit?"

Josiah tidak bergeming dan bahkan tidak menjawab. Hannah masih terbaring lelap di sampingnya. Dengan lembut Josiah mengelus rambut Hannah dan berpikir keras.

"Demi Mama, Abang datang ya. Mama ada di rumah sakit sekarang."

Josiah menghela nafas panjang dan akhirnya menjawab, "Iya Ma. Dimana rumah sakitnya?"

Begitu menutup telepon, Josiah kembali menyusup ke dalam selimut dan memeluk Hannah. "Na, Mama datang dan Abang harus ketemu Mama dulu ya," bisiknya di telinga Hannah.

Hannah hanya bergumam pelan tanpa mau repot-repot protes.

"Jangan coba-coba pindah kamar atau pake baju ya, Na. Proses bikin bayi kita belum selesai."

"Hmm ..." gumam Hannah di balik selimut.

Josiah turun dari tempat tidur setelah mencium pipi Hannah. Dengan cepat dia ke toilet lalu mengenakan pakaiannya dan kembali ke tempat tidur untuk mencium Hannah sekali lagi. "I love you, Na."

Begitu suara pintu terkunci terdengar, Hannah bangkit dan menghela nafas panjang. Tujuannya adalah kamar mandi dan membersihkan diri. Hari ini adalah ke-20 sejak mereka bercinta pertama kali dan entah kenapa Hannah menghitungnya. Konyol memang tapi Hannah merasa itu perlu.

Sepertinya sekarang dia harus mempersiapkan diri bertemu dengan calon mertua.

💐💐💐

Wajah Josiah sudah tidak bersahabat ketika Opa Johan Haristama yang datang bersama Mama memanggilnya ke kantor mereka yang di Chicago. Pria tua itu menatap Josiah dengan tajam. Kekerasan hatinya benar-benar menurun pada cucu satu-satunya ini.

Semalam Josiah sudah melihat kondisi Irene yang ternyata mengalami patah kaki dan gegar otak tetapi tidak sampai amnesia. Jangan sampe ada drama baru, desis Josiah semalam. Semua karena motor pria yang berkencan dengannya ditabrak mobil dari belakang dua minggu yang lalu. Kondisi pria itu malah baik-baik saja.

"Opa mau kau kembali bertunangan dengan Irene dan merawat tunanganmu hingga sembuh lalu kalian menikah."

Papa terlihat tenang dan Mama yang duduk di sebelahnya terlihat gugup. Perlahan Mama menyentuh tangan Josiah dan menggenggamnya.

"Aku tidak bisa, Opa! Aku sudah memiliki gadis yang kucintai dan aku ingin menikah dengannya."

"Hannah? Asistenmu itu?"

Wajah Josiah semakin tegang. "Jangan berani-berani Opa menyentuhnya atau aku akan meninggalkan Opa selamanya!"

"Jangan mengancam Opa, Josiah!"

Hannah & Josiah (END)Where stories live. Discover now