Chapter 2

19.9K 913 21
                                    

Chapter ini spesial buat @d_rosa17 dan @iamfara. makasih semangat dan dukungannya. Happy reading ^_~

¶¶¶

Aku menatap miris angka ditimbangan. Ya ampun.... ini sudah tiga hari sejak diet yang kujalani. Aku merubah pola makanku, gak ada lagi cemilan, waktu untuk olahraga kutambah tapi yang kudapat beratku malah naik setengah kilo, bukannya turun. Huee... kalau gini caranya Mama beneran bakal ngelakuin apa yang Mama bilang waktu itu. Ngirim aku ketempat Tante Yasmin, temennya Mama yang punya tempat untuk menangani orang-orang dengan berat badan berlebih. Padahal aku gak gemuk kok, kalau dilihat-lihat. Lebih ke montok gitu. Secara tinggiku kan normal- hampir 160cm- jadi gak bisa dibilang gemuk dong. Mampus aku kalau Mama beneran ngirim aku kesana, bakalan disiksa abis-abisan aku ntar.

Hiks, gini amat ya nasibku punya badan montok plus seksi.

"Wow, berat kak Icha nambah ya? Bukannya kemarin udah turun. Azka bilangin Mama ah." ucap Azka mengagetkanku. 

Sejak kapan nih tuyul masuk kekamarku dan berjongkok didepanku?  Gak sopan banget!!

"Azka, kalau lo berani--" belum selesai aku berkata, Azka sudah menampilkan senyum setannya kepadaku.

"Mama.... Ma... Mama..." teriaknya berlari keluar dari kamarku. Aku yang tak menyangka dengan apa yang dilakukan oleh Azka bergegas mengejarnya.

"Azka....tuyul... berhenti lo.... awas lo ya," teriakku tak kalah nyaring dengan suara cempreng milik Azka.

Aku berlari menuruni tangga dan sampai didua anak tangga terakhir kakiku terselip. Aku pun menubruk orang yang berada dihadapanku hingga badanku menimpa orang yang kutabrak.

"Aw..." erangnya kesakitan.

Bukannya bangun dari badannya, aku malah terpaku menatap wajahnya. Wajah yang selalu kurindukan juga selalu membuatku sebal dengan sikapnya.

"Bang Paris." ucapku pelan.

Aku masih tak percaya dengan apa yang kini kulihat. Bang Paris ada disini. Dirumahku. Wow... ini benar benar suatu berkah bagiku. Pasalnya sejak kejadian menurunkanku ditepi jalan bang Paris gak pernah main kerumah lagi dan itu sudah berlangsung sekitar dua mingguan. Dan selama itu aku nggak ada ngehubungin bang Paris.

Bisa bayangin gak??  Secara aku masih kesel sama dia, tapi beneran kangennya tuh gak kuat. Jadinya ya aku kuat-kuatin nahan kangenku ama bang Paris. Kali aja dia khilaf terus ngehubungin aku duluan. Siapa tau aja kan ya.

"Cie.... yang lagi pacaran cie... Kagak berat tuh bang dijatuhin ama kak Icha." kembali suara tuyul nyebelin bin cempreng milik Azka membuyarkan semua lamunanku.

Aku melolot pada Azka yang berdiri terkikik dekat tangga dan saat aku mengalihkan pandanganku ke bang paris, bang Paris malah menatapku dengan tatapan matanya yang setajam silet.

"Buruan lo pindah dari atas badan gue. Gak nyadar ya kalau gue daritadi udah megap-megap kehabisan nafas gegara badan lo yang gede nimpa gue," desisnya kaya ular.

"Eh?"

Aku baru menyadari jika selama ini ini aku menumpu badan bang Paris. Segera aku menggeser badanku dari atas dirinya, menyembunyikan rona merah pipiku yang menjalar hingga keleher.

"Cie... kak Icha blushing, kikikik."

Dasar Azka tuyul nyebelin. Dia tuh bener bener hebat banget untuk ngerusak suasana.

Aku berdiri perlahan diikuti bang Paris yang melakukan gerakan peregangan.

"Aduh... gue harus periksa ke dokter secepatnya nih. Takut ada tulang gue yang patah abis ketiban tronton."

Young LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang