Young Love

57K 1.2K 36
                                    

SEBAGIAN PART SUDAH DIHAPUS!!!!

Sinar mentari menyeruak masuk melalui jendela kamar yang seingatku semalam telah kututup. Kemudian selimut yang menyelimutiku tertarik kebawah.

Argh, siapa sih yang telah beraninya menganggu tidur cantikku?

"Ayo bangun Icha... mau sampai kapan kamu tidur?" aku mendengar sebuah suara yang mengganggu mimpi indahku.

"Engh," aku melenguh pelan. Kembali menarik selimut dan menepis tangan yang menggoncang tubuhku.

"Icha bangun... Ya ampun ini anak, susah banget dibangunin. Kaya orang mati aja kalau udah tidur."

"Berisik!" seruku sebal masih menutup mata.

Plak... kurasakan tanganku dipukul walau tak begitu kencang namun terasa sakitnya.

"Aw...."

"Ayo buruan bangun, ntar kamu malah telat nanti sayang."

Akhirnya dengan berat hati aku membuka mata, sedikit menguap dan menatap sebal pada Mama yang kini berkacak pinggang didepanku.

"Icha masih ngantuk Ma." rengekku pada Mama. Bukannya membiarkanku tidur, Mama malah membangunkanku, membuat mimpiku hancur berantakan. Padahal tinggal dikit lagi bang Paris bakalan cium aku. Huwaaa.... aku pengen ciuman sama bang Paris.

"Buruan bangun, tidur mulu. Memangnya kamu pikir sekarang jam berapa?"

"Ngantuk Mam..."

"Ngantuk... ngantuk, buruan bangun terus mandi. Ditungguin ama Fariz tuh dibawah. Ditinggal baru tau rasa kamu."

Aku langsung berdiri ditempat tidur mendengar Mama menyebut nama bang Paris. "Mama serius Ma? Kok nggak bilang daritadi sih Ma. Kan kasian bang Paris nungguin Icha kelamaan." ucapku mengerucutkan bibir.

"Icha mandi dulu Ma."

Aku langsung berlari kekamar mandi meninggalkan Mama yang menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkahku.

¶¶¶

"Abaaaaaang," ucapku toa berlari menuju ruang tamu tempat bang Paris berada bersama Mama dan Papa.

"Yuk kita jalan. Ma, Pa Icha berangkat ya," ucapku sambil menggandeng erat lengan bang Paris.

"Lepasin elah, malu gue ama bonyok lo." bisik bang Paris sembari mengenyahkan tanganku yang sudah melingkar manis dilengannya.

"Wkwkwk, ditolak lagi nih ye." ejek Azka, adik bungsuku yang baru saja masuk smp tiba tiba menampakkan batang hidungnya sambil menjulurkan lidahnya.

Aku hanya bisa memanyunkan bibirku dan melotot tajam kearah Azka.

"Om, Tante Fariz pamit dulu ya, mo nganter ini bocah gembrot." kata bang Paris sambil melirikku.

"Icha udah gak gembrot abang...." rengekku padanya yang tak diindahkan sama sekali.

Sementara Mama dan Papa hanya tersenyum mendengar perkataan bang Paris, Azka tertawa ngakak dan aku semakin memanyunkan bibirku mirip donal bebek.

¶¶¶

Selama perjalanan kesekolah aku bercerita tentang kejadian disekolah, dan apa saja yang ada dalam otakku aku menceritakannya pada bang Paris.

"Bang Paris gak dengerin Icha ya daritadi?"

"Ngapain gue dengerin lo, bisa budek telinga gue lama-lama kalau dengerin suara lo yang ngalahin speaker masjid." balasnya tetap fokus menyetir.

"Ih bang Paris gitu deh. Jahat mulu sama Icha, baikin Icha napa?"

Young LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang