Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Tersisa satu hari sebelum hari ujian dilaksanakan. Tetapi sialnya, Huang Renjun malah kedapatan jaga malam.
Dan disinilah dia, terkurung di dalam ruang operasi pada pukul tujuh.
Drrrtt .. Drrrtt ..
"Foxey! Ingin keluar untuk makan malam dulu? Aku akan menjemputmu!"
"Tidak bisa Hyuck, aku harus belajar. Kau tahu kan, aku akan melaksanakan ujian dengan siapa besok? Dokter Seo bisa langsung tidak meluluskanku jika aku tidak bisa menjawab barang satu pertanyaannya dengan baik."
"Tentu aku tahu, foxey. Tapi kau tetap tidak boleh melewatkan makan malammu! Aku akan khawatir kalau kau sakit nantinya. Apa kau tega jika melihat kekasih tampanmu ini menangis nantinya? Huhuhu ..."
"Sialan Hyuck, berhenti bertingkah menggelikan! Aku sudah membeli beberapa camilan tadi sore. Kau tenang saja, aku tidak akan mati kelaparan. Lagi pula, hari ini aku berjaga dengan perawat Son! Dia pasti akan memastikan agar aku tidak kelaparan."
"Hah, yasudahlah. Padahal aku rindu sekali padamu makanya mengajakmu makan malam bersamaku."
"Cih, gombal! Kita baru berpisah empat jam lalu kalau kau lupa."
"Hm, tetap saja! Yasudah, belajarlah dengan benar! Jangan tidur terlalu larut, okay? Kalau begitu, kututup teleponnya ya? Lee Donghyuck kepada Huang Renjun, I Love You!"
"Tsk! Dasar norak. Ya ya, i love me too!"
Pip.
Huang Renjun terkekeh, setelahnya mematikan teleponnya dan mengabaikan teriakan anarkis kekasihnya dari seberang telepon.
Setelah panggilan bersama kekasihnya itu berakhir, Renjun segera beralih kedalam ruangannya, mengambil sebuah buku yang berisi rangkuman materi yang telah ia buat pada hari-hari sebelumnya.
👁👁
Waktu telah menunjukkan pukul sebelas malam. Dan Renjun masih saja betah berkutat didepan buku catatan miliknya. Hingga atensinya terpecah ketika seseorang memanggil namanya.
