Part 17

56 1 0
                                    

Malamnya, ada party di tempat Charlotte. Aku tidak ingin kesana, aku benci hal-hal tidak penting, sama seperti Ben yang berusaha menjauhi hal tidak berguna dalam hidupnya yang ia pikir amat singkat.

Sialnya, aku berkunjung ke rumah Charlotte saat party itu baru dimulai. Ternyata 2 jam lebih cepat dari biasa. Jadi, aku pergi ke lantai dua dan mengenggak coca-cola dengan Charlotte cs. Setelah kuperhatikan, banyak juga orang yang terlihat bosan dan tidak menikmati pesta ini. Well, aku juga sih. Kupikir mereka perlu hiburan atau apa, tapi aku tidak melakukan apapun untuk memperbaikinya. Saat malam mulai merambat, seseorang menarik tanganku tepat saat aku hendak pulang. Ia mengajakku ke atas atap. It was him.

"Ayo bernyanyi"

Aku mengerti. Aku tertawa selagi ia mengambil gitar. Kami menyanyikan 4 lagu malam itu. Semua orang saling bersulang dan bergabung dengan kami di atap. Mahluk-mahluk kebosanan yang kulihat tadinya tidak menikmati party pun ikut bergabung. Kupikir mereka punya kenangan baik akan pesta ini, setidaknya. Dan aku tidak bisa menahan rasa gembira yang membuncah. Dan baru saja melaksanakan salah satu dari list-ku.

"Apa lagi sekarang?"

"Berlarian di Underground"

Kami menyetop sebuah taxi dan melompat ke dalamnya. Ia mengajakku berlarian di Underground tanpa membeli tiket atau punya tujuan. Berbeda dengan kenangan terakhir kami akan tempat ini, dalam keadaan yang sama--sepeti orang tidak punya tujuan. Ini berbeda. Aku tidak melihat Dan menangis dan menenggak pil. Aku melihat Dan yang tetap menggenggam tanganku, berlarian dengan suara sepatu kiami yang berisik sambil tertawa seakan ketinggalan kereta. Ini aneh dan gila, tapi kami tidak pulang sebelum membeli secangkir kopi. "See" kata Daniel, "List itu dibuat untuk dilakukan"

Our Spotless Mind (Bahasa Indonesia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang