Lovebird 8

59.6K 2.5K 56
                                    

Huahhh......akhirnya bisa update juga setelah sekian lama berkutat dengan pekerjaan.
Bwt yang udah nunggu dan nagih maaf nih baru bisa update sekarang. Typo-typo dan typo selalu ada mohon koreksinya ya......

Melati keluar dari rumah sakit dengan terburu-buru di tangan sebelah kanannya menjinjing tas sederhana dengan merek yang tidak terlalu jelas, terlihat sekali kalau Melati bukan pencinta barang-barang bermerek. Dia berjalan cepat menyusuri koridor rumah sakit menuju tempat parkir dimana mobilnya berada.

Melati masuk dan mulai menyalakan mesin mobilnya, dia kemudian melajukan mobilnya menuju panti asuhan, Melati merasa harus cepat sampai panti, dia tidak tahu apa yang sekarang sedang terjadi di sana karena begitu Melati menutup telepon dari Fio, Pak Seno orang yang sudah Melati anggap sebagai ayahnya menghubunginya menyuruhnya untuk segera datang ke panti, katanya ada hal yang sangat penting. Ketika Melati tanya hal penting apa, Pak Seno tidak ingin membicarakan semuanya di telepon dan menyuruh Melati untuk cepat datang, membuat Melati penasaran dan bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi di panti.

Dengan menambah kecepatan mobilnya Melati bisa lebih cepat sampai di panti dia hanya membutuhkan waktu sepuluh menit saja sebelum melangkahkan kakinya masuk ke dalam panti, Melati tidak ingin terjadi apa-apa sama para penghuni panti. Pikirannya sudah jelek, dia membayangkan terjadi sesuatu pada salah seorang penghuni panti.

Melati POV

Ku lihat Bapak dan Ibu sedang duduk gelisah di teras depan panti menunggu kedatanganku. Mereka langsung berdiri ketika mobilku masuk pekarangan rumah, bergegas aku keluar dari mobil setelah mematikan mesin dan mencabut kuncinya, menghampiri mereka.

"Ada apa Pak, Bu, kenapa kalian cemas seperti itu?"

"Syukurlah kamu cepat datang Mel."

"Ada apa?"

"Duduklah dulu Mel." Bapak berusaha tenang dengan menyuruhku duduk. Aku semakin penasaran, apa yang sebenarnya terjadi. Karena ku lihat tidak ada kepanikan sedikitpun di dalam panti.

"Ini." Bapak menyodorkan map berwarna coklat kedepanku setelah aku duduk.

"Apa ini Pak?" penasaran, tanpa di suruhpun aku langsung membuka map tersebut dan mataku terbelalak kaget melihat cek dengan nominal yang sangat besar, ada delapan nol di belakang angka yang cukup fantastis. Di tambah lagi dengan surat-surat lengkap kendaraan bermotor atas nama Seno Susanto, membuat aku mengernyitkan dahi.

"Tidak hanya itu Mel, orang itu juga mengirimkan keperluan bayi seperti susu, cereal dan diapers. Bapak rasa cukup untuk tiga bulan kedepan."

"Siapa Pak orangnya. Apa dia datang dan menyerahkannya sendiri?"

"Itu yang membuat Bapak dan Ibu bingung, barang ini di kirim sama kurir, Jadi Bapak tidak tahu tanda terimanya harus di kirim kepada siapa." Aku mulai meneliti satu persatu kertas-kertas yang ada di dalam map dan mataku tertuju pada tanda tangan yang dibubuhkan di atas cek senilai ratusan juta rupiah.

"Aku rasa aku tahu siapa orang yang mengirimkan ini semua."

"Siapa Mel?" Tanya Bapak dan Ibu hampir berbarengan.

Dengan cepat ku keluarkan ponsel dari dalam tas dan mencari pesan yang di kirim Nino tadi pagi untuk mengetahui nomornya.

Satu detik.....

Dua detik......

Tiga detik......

Empat detik.....

"Hallo sayang, sepertinya ada yang kangen nih. O iya sayang, apa kamu sudah menemukan nama yang cocok untuk adiknya Fio?" Di ujung telepon Nino menyapa dengan ringan seolah-olah diantara kami tidak pernah terjadi apa-apa, dia bahkan menanyakan hal yang tadi sempat aku bahas bersama Fio putrinya. Aku langsung mencengkram ponsel yang aku dekatkan ke telinga dan tanpa sadar mengatupkan bibirku membentuk satu garis.

LOVEBIRDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang