Lovebird 7

53.4K 2.2K 57
                                    

Nino berjalan menuju meja makan sambil mengancingkan lengan bajunya, hari ini dia sudah tampak Fresh dengan rambut sedikit basah dan tersisir rapi tidak ada tanda-tanda bahwa semalam dia habis mabuk.

Masih dalam posisi berdiri Nino mengambil kopinya yang sudah tersedia di meja makan, perlahan Nino mulai menyesap kopinya yang masih sedikit panas dan menyimpan kembali cangkir kopinya ke atas meja. Tatapan mata dia beralih menatap amplop coklat yang ada di samping sarapannya.

"Apa ini?" Tanyanya pada asisten rumah tangga yang selalu berdiri di dekatnya kala Nino sedang sarapan.

Asisten rumah tangga yang bernama Pak Halim itu menjawab. "Naomi membawakannya ke sini Pak, katanya penting."

"Naomi" Nino menautkan alisnya dan menatap pria paruh baya berbadan tambun yang sudah dua belas tahun ini menemaninya, mengurus semua keperluan rumah tangganya.

"Iya betul Pak." Pak Halim menjawab sesopan mungkin.

"Sejak kapan urusan kantor menjadi urusan rumah!" Nino tampak marah dengan menatap Pak Halim tajam. Pak Halim hanya diam tidak menjawab karena suara Naomi terdengar menyapa Nino dari arah pantry

"Pagi Pak Nino, Semalam Mr.David informan yang Bapak sewa mengantarkan berkas itu kekantor dan saya pikir berkas itu pasti sangat penting jadi saya berinisiatif mengantarkannya ke sini." Naomi berjalan dengan membawa cangkir kopi di tangannya dia menghampiri Nino yang sedang berdiri dekat meja makan, Naomi kemudian menarik kursi dan duduk dengan santai seolah-olah dia adalah nyonya rumah.

Nino langsung membuka amplop coklat yang di kirimkan Mr. David untuknya semalam, dia tidak menghiraukan Naomi tapi mata Pak Halim menatap Naomi dengan tidak suka karena sudah lancang menduduki kursi tempat Fio biasa duduk kalau sedang makan atau sarapan, Naomi bahkan memakan sandwich untuk sarapan Fio. Nino membaca sekilas data tentang Pak Seno yang sudah rangkum Mr.David, dia membolak-balikkan kertas yang hanya tiga lembar itu dengan cepat sebelum akhirnya tersenyum puas.

"Pak Halim, tolong kirimkan motor ke alamat ini. Kalau bisa hari ini." Nino menyerahkan alamat tempat Pak Seno tinggal, sekarang dia tahu siapa sebenarnya Pak Seno orang yang Nino cemburui itu, ternyata Pak Seno adalah seorang pensiunan pegawai kelurahan yang mengabdikan hidupnya untuk balita-balita terlantar di sebuah panti yang didirikan wanita pujaan hatinya. Pak Seno tidak sendiri dia beserta istrinya membantu Melati mengurusi semua kebutuhan panti dan kebetulan sekali motor beliau rusak karena ulah Fio.

"Dan kamu Naomi, tolong susun jadwal saya hari ini."

"Saya sudah menyusunnya Pak." Jawab Naomi dengan menggigit sandwichnya sedikit demi sedikit dan membuat gerakan seelegant mungkin.

"Kalau begitu, ubah jadwal saya, Jam dua siang saya baru balik ke kantor." Nino membetulkan dasinya.

Naomi menatap Nino tidak percaya dengan perubahan jadwal yang secara mendadak di ubah Nino. "Maaf Pak, kalau boleh saya tahu kenapa Bapak merubah jadwal secara mendadak."

"Saya ada urusan. Dan Pak Halim tolong urus keperluan Fio." Nino berbalik hendak meninggalkan mereka. "Satu lagi Pak Halim, apa Pak Toni sudah siap?" Nino menanyakan supir pribadinya.

"Sudah menunggu di depan Pak." Pak Halim menjawab pertanyaan  tuan rumahnya dengan sopan.

"Maaf Pak Nino, apa kita bisa berangkat bareng." Naomi berdiri dari duduknya dan berharap bisa berangkat kekantor bersama-sama, itulah tujuan Naomi datang ke rumah Nino pagi-pagi sekali tanpa membawa mobil.

"Kamu duluan ke kantor dan suruh bagian administrasi memberikan laporan bulanannya hari ini." Nino mengambil jasnya yang di pegang Pak Halim lalu memakainya sambil berjalan kearah pintu yang menghubungkan ruang tengah dengan garasi.

LOVEBIRDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang