Bab 11

396 32 0
                                    

         Mobil hitam yang dikendarai Kyu Hyun terparkir dengan sempurna di halaman rumah sakit jiwa. Pria itu sudah terlihat lebih segar setelah menghabiskan waktu setengah jam di kamar mandi rumahnya meski masih terlihat sedikit lingkaran hitam di bawah matanya. Ia berjalan lesu menuju ruangan dr.Shim yang memintanya datang ke tempat ini.

“Bisa cepat  katakan apa informasi penting itu padaku?” tanya Kyu Hyun to the point saat sudah berhadapan dengan Shim Changmin yang tampak tampan dengan jas putihnya. Dokter muda itu tersenyum simpul. Ia lalu meletakkan laporan kesehatan digenggamannya dan mulai menatap Kyu Hyun serius.

‘ ’Kau sangat tidak sabaran.”

“Aku hanya sedang lelah dan sangat sibuk.”

“Baiklah, aku akan mulai penjelasanku.” Changmin menghentikan ucapannya sejenak, ia lalu memperlihatkan laporan kesehatan yang tadi di tangannya pada Kyu Hyun.

“Dalam dua tahun belakangan, kami sudah melakukan banyak upaya untuk penyembuhan Nona Cho Ahra. Mulai dari psikofarmakologi, yaitu penanganan penderita gangguan jiwa dengan cara   memberikan terapi obat-obatan yang akan ditujukan pada gangguan fungsi neuro-transmitter sehingga gejala-gejala klinis tadi dapat dihilangkan yang dirangkai dengan psikoterapi, yaitu terapi kejiwaan yang harus diberikan apabila penderita telah diberikan terapi psikofarmaka dan telah mencapai tahapan di mana kemampuan menilai realitas sudah kembali pulih dan pemahaman diri sudah baik. Psikoterapi ini bermacam-macam bentuknya antara lain psikoterapi suportif dimaksudkan untuk memberikan dorongan, semangat dan motivasi agar penderita tidak merasa putus asa dan semangat juangnya. Kami juga mengimbanginya dengan terapi psikoreligius, yaitu terapi keagamaan berupa kegiatan seperti sembahyang, berdoa, mamanjatkan puji-pujian kepada Tuhan, ceramah keagamaan ritual keagamaan, dan juga kajian kitab suci.”

Kyu Hyun mendengarkan dengan seksama semua yang dijelaskan dr.Shim padanya, sesekali pria itu menganggukkan kepalanya dan memperhatikan dengan serius.
“Sampai beberapa bulan yang lalu perkembangan Ahra bisa dibilang stuck, namun seperti yang kau ketahui, saat Rhae Hoon datang Ahra memberikan tanggapan yang sangat positif padanya. Aku sendiri tidak bisa menyimpulkan mengapa dengan kedatangan gadis itu bisa mengubah pandangan Ahra yang selama ini terisolasi dalam masa lalunya, namun kita harus mensyukuri banyak perubahan yang terjadi padanya semenjak Rhae Hoon sering mengunjunginya.”

“Lalu?”

“Proses rehabilitasi Ahra sudah sangat lama dan tidak memberikan tanda-tanda akan perkembangan yang signifikan, namun setelah gadis itu datang semuanya berubah Kyu Hyun-ssi, jika dalam beberapa hari ke depan Ahra sudah bisa memahami dirinya dengan baik maka dia akan dinyatakan telah sembuh dari penyakit kejiwaanya.”

Kyu Hyun tak bisa menyembunyikan raut kebahagiaan di wajahnya. Ahra sembuh? Bukankah itu satu kebahagiaan di atas semua penderitaan yang ia alami kini?  Setelah berterima kasih dan berbasa-basi sebentar Kyu Hyun melangkahkan kakinya menuju kamar kakak kesayangannya itu, memperhatikan Ahra yang  terlihat cantik sedang memainkan biolanya, terdengar nada yang mengalun indah dari alat musik gesek itu. Hati pria itu mencelos, harusnya dia membagi kebahagiaan ini bersama Rhae Hoon sekarang.

*** 

“Kenapa tidak dimakan? Apa makanannya tidak enak?” Jung Soo mendelik saat melihat Rhae Hoon hanya mengaduk-aduk mi hitamnya malas. Pagi ini Jung Soo mengajak gadis itu makan pagi di kedai yang biasa mereka kunjungi saat masih sekolah. Tak banyak yang terucap di antara keduanya karena Rhae Hoon hanya sesekali mengeluarkan suaranya. Kang Tae Hee sengaja memberikan libur pada Jung Soo agar asistennya itu dapat memastikan bahwa Rhae Hoon tidak lagi bertemu dengan Kyu Hyun. Rhae Hoon hanya menggeleng lemah, ia lalu mulai mengangsurkan makanan kemulutnya. Masih terngiang di telinganya amarah Kyu Hyun saat ia meminta pria tampan itu meninggalkannya.

The Sparkling Of Love ✔️Where stories live. Discover now