Bab 2

926 59 4
                                    

Siang yang terik di kota Seoul, seorang pria dengan potongan rambut spike melambaikan tangannya pada Kyu Hyun yang baru datang. Pria berkulit putih pucat itu tersenyum kecil  pada sahabatnya itu.

“Anyeoong Eun Hyuk-

“Kyu Hyun-ah, lama tidak bertemu.

Bagaimana kabarmu?”
“Tidak terlalu baik,” jawab Kyu Hyun,  ia menarik kursi di depannya.

Kemudian ia memanggil pelayan dan memesan makan siangnya. “Katakan padaku, apa yang ingin kau sampaikan?”

“Buru-buru sekali, apa kau tidak ingin ngobrol denganku huh?”

“Tidak, kau itu menghubungiku pasti kalau ada perlunya saja.”

Pria yang dipanggil Eun Hyuk oleh Kyu Hyun itu tersenyum, memamerkan gummy smile. Ia sangat paham sifat Kyu Hyun yang tak suka berbasa-basi. Eun Hyuk adalah seorang produser musik, ia pernah menawarkan Kyu Hyun untuk menjadi penyanyi karena ia tahu Kyu Hyun sangat berbakat dalam bidang itu.Tapi entah mengapa Kyu Hyun menolak. Mereka saling mengenal ketika Kyu Hyun sering latihan band bersama teman-temannya di studio milik Eun Hyuk dan hubungan itu berubah menjadi persahabatan hingga kini.

“Kyu Hyun-ah, kudengar kau sedang menyusun skripsi. Lalu kapan kau akan wisuda?”

Kyu Hyun yang iseng melihat-lihat majalah di tanganya segera melipat bacaannya itu dan menatap Eun Hyuk dengan tatapan tak suka. “Jangan bilang ayahku yang menyuruhmu menemuiku Eun Hyuk-ah,” ucapnya serius. Tatapannya berubah kelam.

“Kalau memang iya lalu kenapa? Kyu Hyun-ah, kasihan ayahmu. Dia hanya ingin anak lelakinya bisa menjadi sarjana dan menjadi orang berguna.”
Ia teringat ayah Kyu Hyun yang kemarin menemuinya dan memohon agar  Eun Hyuk mau membujuk anak lelakinya itu agar menyelesaikan skripsinya yang terbengkalai.

“Cukup…sampai kapan pun aku takkan menyelesaikan kuliahku. Sudah cukup selama ini aku menjadi bonekanya.”

Eun Hyuk menemukan kilatan kemarahan pada mata Kyu Hyun, ia tersenyum tenang untuk kemudian membuka suaranya. “Ya! Anak nakal, ayahmu sangat menyayangimu…hanya saja ia tak bisa mengekspresikan selayaknya ayah-ayah normal yang lain. Sebenarnya kalian sangat mirip, sama-sama keras kepala!” ucapnya ringan tanpa mempedulikan Kyu Hyun yang mulai merasa panas berekspresi seolah dia sedang  disuruh makan beling.
“Kyu Hyun-ah…ikuti apa yang dia inginkan sebelum kau meyesalinya!”
Kyu Hyun menyeringai lebar. ”Aku tidak peduli padanya dan selamanya akan begitu!”

Eun Hyuk memijit keningnya yang terasa berdenyut, ia baru sadar kalau dirinya sedang berdebat dengan manusia kepala batu.

“Bapak produser, kau ingin tahu mengapa aku menolak tawaranmu untuk menjadi penyanyi, padahal menjadi penyanyi adalah impian terbesar dalam hidupku?”

“Kenapa?’’Eun Hyuk mulai tertarik berdebat lagi, ia membenarkan letak kacamatanya antusias.

“Karena lelaki tua yang kau bilang sangat menyanyangiku itu menentangnya habis-habisan.”

***

Rhae Hoon mendengus kesal, ini adalah hari ke 14. Hari terakhir Kyu Hyun menemaninya bekerja sambilan di pagi hari. Ini hari minggu, tentu saja ia libur kuliah dan kebetulan restoran tempatnya bekerja tidak buka karena sedang direnovasi, hanya khusus hari ini saja.

“ Rhae, kenapa kau melamun huh?”
Seorang lelaki berjaket kulit  dengan helm full face baru turun dari motor sport putihnya. Ini baru jam setengah enam pagi kan? Lalu kenapa ada pembalap yang tersesat di kompleks perumahan?

“Oh, Kyu Hyun-ah!” ucap Rhae Hoon tak percaya saat pria itu membuka helmnya dan menghampiri Rhae Hoon  yang terbengong-bengong di pertigaan jalan-tempat biasa mereka bertemu.

The Sparkling Of Love ✔️Where stories live. Discover now