Bab 1

2.4K 88 5
                                    

Seorang pria berkulit putih dengan tinggi di atas rata-rata berjalan terhuyung di parkiran sebuah klub malam. Ia melangkahkan kakinya dengan tatapan mata yang kabur, pengaruh alkohol membuatnya tak mengenali keadaan sekitar. Tak jarang ia menabrak pengunjung yang berlalu lalang di sini, akhirnya dengan susah payah ia berhasil mengenali mobil Mercedes hitamnya yang terparkir dengan manis di pelataran parkir. Ia merogoh kantong celananya, namun ia tak menemukan kunci mobilnya. Tak lama kemudian terdengar umpatan tak jelas dari bibirnya.

"Dasar mobil tidak berguna!"

Ia terlihat seperti orang gila sekarang, ia mengacak rambutnya frustasi, sedetik kemudian ia merasa perutnya mual dan kepalanya terasa pusing. Dia memegangi kepalanya yang terasa mau meledak. Alih-alih meraih kesadarannya lagi, ia malah ambruk dengan posisi berbaring. Mengenaskan.

***

"Ah, akhirnya pekerjaanku selesai juga!"

Seorang gadis berambut panjang kecokelatan keluar dari sebuah restoran tempatnya bekerja. Dia baru saja menyelesaikan kerja lemburnya. Kedua kakinya melangkah santai, sesekali terlihat dirinya tengah memegangi tengkuknya yang terasa berat. Ini sudah pukul 11 malam dan gadis itu sangat merindukan kasurnya yang empuk dan hangat.

"Dasar orang-orang tidak berguna, menghabiskan uang hanya untuk mabuk-mabukan. Bodoh sekali, kalau kalian punya banyak uang kenapa tidak disumbangkan ke panti asuhan saja?"

Bibir mungilnya mulai menghujat orang-orang di balik tembok klub di dalam sana. Sementara banyak anak-anak kelaparan , orang-orang itu dengan santainya menenggak minuman beralkohol dan berakhir dengan kehilangan kesadaran.

"Lihat saja orang itu, pasti dia mabuk sampai pingsan seperti itu!"

Dia mulai menghujat orang lagi, seonggok pemandangan mengenaskan terpampang di depannya . Entah malaikat dari mana yang berbisik padanya untuk berjalan ke arah orang itu. Gadis itu mengerjap saat dia sadar kini dia telah berjongkok di dekat pria itu.

"Ya! Tuan! Kenapa kau tidur di sini? Cepat sana pulang!"

Dia menyentil-nyentil ujung kemeja hijau pupus lelaki itu, tapi tak ada reaksi berarti. Merasa jengah, gadis itu mencoba berdiri, namun baru saja dia menggerakkan kakinya terdengar suara berat yang menahannya beranjak.

"Jangan pergi, jangan pergi lagi Noona!"

Kini gadis itu melihat matanya. Sorot mata penuh luka yang tak bisa didefinisikan. Entah karena kasihan atau bodoh gadis itu kembali berjongkok di sampingnya.

"Ya! Tuan!"

Pria itu tersenyum. Sebuah senyum yang sarat akan luka. Dan untuk sepersekian detik sang gadis merasa terpesona.

"Ya!" gadis itu melotot ketika dia sadar lelaki itu dengan cepat mendudukkan diri dan meraih tubuhnya dalam pelukan lelaki itu.

"Noona!Kumohon, sekali saja pandanglah aku sebagai seorang lelaki," ucapnya menggelitik di telinga gadis itu. Aroma tubuh pria ini sungguh menyegarkan. Ah, tidak. Gadis itu merutuki pemikiran anehnya di saat seperti ini.

"Ya! Pria mabuk!" gadis bermata cokelat itu dengan cepat meloloskan diri dan sesegera mungkin berdiri. "Aku ini bukan noona-mu! Cepat pulang sana!"

"Noona!" Mata pria itu meredup. Ada luka di sana.

"Nona, bawa pacarmu pergi dari bar kami!" Seorang petugas keamanan bertubuh tegap mendekati mereka. Wajah orang itu dingin dan sedikit menyeramkan.

"Err, Ahjussi aku tidak - "

"Kadang saat bertengkar bisa terjadi hal-hal seperti ini. Pacarmu mabuk dan kau harus megantarkannya kembali kerumah," ucapnya lagi.

The Sparkling Of Love ✔️Where stories live. Discover now