Kisah Sebelumnya:
"Bersiap-siaplah. Kita akan berangkat habis salat Subuh."
"Terima kasih!" Mata Fathiya tampak berbinar dan langsung berbalik ke kamarnya untuk mandi. Dia bahkan tak sempat melihat Lintang yang masih membeku dengan semua debaran hati yang tak terkendali.
Nafsu adalah godaan yang tidak akan pernah berakhir hingga jiwa terpisah dari raga.
Fathiya memandang keluar jendela mobil yang dikemudikan Lintang. Wajahnya ditekuk masam. Wanita itu menyesal mandi terlalu lama hingga sudah harus berhadapan dengan kemacetan di sekitar ibu kota.
Setelah berhasil meretas mobil dan motor yang saling berdesakan, mereka pun tiba di Depok.
"Padahal sudah berangkat jam lima kurang, tapi masih aja kena macet." Fathiya membantu menurunkan beberapa kotak mi dan menyusunnya di atas meja.
Rahmi mengangguk. "Kalau lebih lambat lima belas menit saja, mungkin malah baru sampai jam delapan lewat."
"Hari ini hanya menambah sedikit mi pelangi. Jadi bisa berangkat pagi." Lintang dengan cekatan memisah-misahkan mi sesuai warnanya ke dalam rak. "Kalau biasanya, aku baru bisa berangkat jam delapan dari Bekasi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Fathiya x Labuhan Hati Antara Kau dan Dia
Romance[18+] Bijaklah Memilih Bacaan. Fathiya merasa, kekecewaan bertahun yang lalu telah merenggut semua tawa. Rasa malu akibat ditinggal calon suaminya, Raka, tanpa pamit, menggoreskan luka yang kini telah mengerak. Betapa pun wanita itu berusaha melupa...