Fathiya - 19 - Umpatan yang Menyambar

15.6K 1.4K 517
                                    

Kisah Sebelumnya:

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kisah Sebelumnya:

"Bersiap-siaplah. Kita akan berangkat habis salat Subuh."

"Terima kasih!" Mata Fathiya tampak berbinar dan langsung berbalik ke kamarnya untuk mandi. Dia bahkan tak sempat melihat Lintang yang masih membeku dengan semua debaran hati yang tak terkendali.

 Dia bahkan tak sempat melihat Lintang yang masih membeku dengan semua debaran hati yang tak terkendali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nafsu adalah godaan yang tidak akan pernah berakhir hingga jiwa terpisah dari raga.

Nafsu adalah godaan yang tidak akan pernah berakhir hingga jiwa terpisah dari raga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Fathiya memandang keluar jendela mobil yang dikemudikan Lintang. Wajahnya ditekuk masam. Wanita itu menyesal mandi terlalu lama hingga sudah harus berhadapan dengan kemacetan di sekitar ibu kota.

Setelah berhasil meretas mobil dan motor yang saling berdesakan, mereka pun tiba di Depok.

"Padahal sudah berangkat jam lima kurang, tapi masih aja kena macet." Fathiya membantu menurunkan beberapa kotak mi dan menyusunnya di atas meja.

Rahmi mengangguk. "Kalau lebih lambat lima belas menit saja, mungkin malah baru sampai jam delapan lewat."

"Hari ini hanya menambah sedikit mi pelangi. Jadi bisa berangkat pagi." Lintang dengan cekatan memisah-misahkan mi sesuai warnanya ke dalam rak. "Kalau biasanya, aku baru bisa berangkat jam delapan dari Bekasi."

Fathiya x Labuhan Hati Antara Kau dan DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang