Nurlaela & Nurlaely

65 2 0
                                    

Ini adalah kisah panjang tentang bagaimana kita terpisah sejak pertama lahir.

Umy ku, Iya.. sekarang aku tahu, beliau adalah ibuku.

Umy bercerita.

"Saat umy sedang mengandung kalian, umy diperikasa mak paraji pada saat itu belum ada USG dan mak paraji bilang, "Sum... anak dalam kandunganmu ternyata ada 2." "

"Lalu, terdengarlah kabar itu oleh mamamu (adik umy) dan mamamu memohon kepada umy agar memberi salah satu diantara kalian"

"Pertama, karena mamamu tidak juga punya anak walaupun sudah lama menikah, dan yang kedua karena mitos yang bertebaran dimasyarakat, bahwa anak kembar itu harus dipisah. Alasannya karena ibunya akan kerepotan sendiri. Sewaktu-waktu akan ada salah satu bayi yang terbengkalai. lalu, salah satu dari anak kembar itu akan meninggal"

Entah dalil apa yang mengatakan hal semacam itu.

Seminggu sebelum lahirnya aku dan teh lala ke dunia, umy diboyong emak dari rumah sawah ke rumahnya. Alasannya cukup masuk akal. Yaitu agar umy bisa dibantu emak saat persalinan nanti.

Iya, aku dan teh lala adalah anak terakhir. Maka dari itu, Bapakku tidak ikut bersama umy ke rumah emak, karena kakak-kakaku yang tidak bisa ditinggal dirumah.

Di seperempat malam, sudah masuk tanggal 15 Rajab. Pukul 02.30

Saat orang-orang mulai tertidur setelah bubar Pukul 12.00

dari acara pengajian perayaan Rajaban di kampung setempat.

Sampai mak paraji pun telat datang karena susah dibanguninnya. Tapi alhamduliiah wasyukurillah...

Lahirlah dengan selamat 2 anak perempuan yang katanya lucu dan menggemaskan. Yang mana diameter wajahnya sepanjang diameter gelas dan badannya yang sangat kecil dan mungil.

"Masya allah.. melahirkan kalian adalah satu-satunya melahirkan yang sangat mudah" Begitu kata umy

Dan paginya, setelah aku lahir ke dunia, dibawalah aku yang dari semalam sudah mama charter untuk diasuh. Lalu aku dibawa pergi oleh mama dan bapak ke jakarta.

"mamamu juga saat itu mengambil tanah dari rumah ini, lalu membawanya ke jakarta bersamamu. "

"Katanya, agar kamu merasa tentram disana" Lanjut umy

"Lalu.. setelah aku pergi, bagaimana dengan umy?" Tanyaku heran

Umy tersenyum, lalu beliau menunjuk palang bambu yang ada di rumah.

"Kamu lihat bambu itu?" Tanya umy

"Iya.. bambu itu adalah Tempat umy mengayun teh lala dan kamu saat bayi"

"Aku???" Tanyaku

"Iya.. " Jawab umy sambil tersenyum geli

"Selain mengayun teh lala, umy juga membuat ayunan berisi bantal disebelahnya" Lanjut umy dengan mata berkaca-kaca

"Kenapa umm?" Tanyaku

"Karena, ayunan itu.. akan mengobati rasa rindu umy padamu nak.."

"Saat umy tahu melahirkan 2 anak, tentu umy akan selalu ingat dan batin umy ada bersamanya. dan disaat umy mengayunkan teh lala, umy juga mengayunkan ayunan yang sebelahnya lagi."

"Hanya itu yang bisa menipu mata umy agar tidak menangis lagi" Lanjut umy.

Aku tahu, umy pasti sangat sedih.

Lalu, ibu yang mana yang tak sedih kehilangan anaknya

"Pernah sekali saat umy melihat mak cici sedang mangayun 2 cucu kembarnya di kebun. Umy sangat senang melihatnya. Tapi tiba-tiba umy sadar, bahwa umy melahirkan 2 anak juga. Dan nyaris seperti orang gila. Umy menyusulmu ke rumah emak dengan berjalan kaki tanpa sendal." Cerita umy sampai menitikan air mata

"Umy ke rumah emak jalan kaki?" Tanyaku ingin meyakinkan

"Iya nak" Jawab umy

Luar biasa... usia umy yang sudah bukan anak muda lagi. Sebangun melahirkan pula.

Beliau berjalan kaki dengan jarak tempuh yang tidak dekat

Ditempuh oleh kendaraan bermotorpun kira-kira bisa sampai

dalam waktu 30 puluh menit.

Masya Allah...

Begitulah Ibu...

Jangan siasiakan ibu yang telah melahirkanmu. Beliau akan

melakukan apapun demi anaknya.

Iya sekarang aku baru merasakannya.

***

Você leu todos os capítulos publicados.

⏰ Última atualização: Jul 29, 2019 ⏰

Adicione esta história à sua Biblioteca e seja notificado quando novos capítulos chegarem!

KETIKA MATAHARI TERBENAMOnde histórias criam vida. Descubra agora