Imagi

20 1 0
                                    



Wajahmu kupahat ayu diruas buku-buku.

Lepas dari malam pertemuan,pagiku pasti rindu.

Merangkai paras juga buah bibirmu

Mengganti waktu yang ruah dari bincang anak manusia

Aku disana ikut tumpah tapi tidak benar-benar ada.


Mataku terpejam, erat mendekapmu yang lelap.

Sedang gelak tawa mengusik yang resah,

Membawaku kembali tapi semakin gundah terasa.

Kapan juga malam cepat tiba, tapi sang surya masih betah diatas kepala,

Dengan congkak ia membatasi rindu dan temu antara kamu juga aku.


Kupaksa berlari secapatnya, membelah rintik hujan yang baru saja tiba.

Menjajal sebesar apa nyalinya,tak cukup hentikan kakiku melangkah.

Lari saja semakin kencang, peduli apa hujan kian lancang.

Kalaupun kuyup sampai menggigil kesakitan, maka lelap adalah satu yang kunantikan.


Peduli apa dengan hujan, ia mampu menyita waktu

Tapi tidak dengan rinduku

Maka biar hujan datang semaunya

Aku bersedia basah karenanya, sebab setelah itu aku akan bersammu lebih lama

festival perasaanWhere stories live. Discover now