3 | Hai!

3K 350 15
                                    

"come the morning light now,
baby."

| Guns N Roses |

...

Laki-laki berwajah ketus itu kembali bergabung bersama teman-temannya di warung yang terletak di belakang sekolah. Tangannya menyambar gitar, kemudian mengenyakkan diri di kursi panjang sembari menyandarkan punggungnya pada tembok. Guntur mulai meletakkan jemarinya pada senar gitar akustik, membentuk sebuah kunci nada, lalu berpindah ke kunci lain untuk menciptakan irama musik cepat yang diharapkan.

Jale memukul-mukul galon kosong yang dipinjamnya dari pemilik warung. Sedangkan Leon mulai berdeham untuk menetralkan suaranya sehabis makan setengah potong pisang goreng supaya tidak fals.

"When the world leaves you,

Don't be sad!

Don't cry—"

Leon menghentikan nyanyiannya ketika Guntur menyela. "Kurang tinggi, suara lo kayak katak kegencet."

Jale tergelak mendengar ucapan sinis tersebut.

"Bangsat!" maki Leon tak terima.

"Ulang!" seru Guntur.

"BANGSAT!"

Guntur menatap Leon tanpa menampilkan ekspresi apa pun. "Baru tadi pagi gue bilang gak ada orang bego, ternyata gue salah."

"Maksud lo apaan?" tanya Leon tak mengerti.

"Maksudnya lo bego. Dia nyuruh lo ngulang lagu, bukan ngulang ngomong bangsat," koreksi Jale sambil terbahak-bahak.

Sementara Leon tampak santai-santai saja memandang kedua temannya itu. "Gue kira orang cerdas bakal ngomong dengan jelas," balasnya menyindir.

"Wah, bro! Lo bukan lawan Leon buat adu bacot!" seru Jale sambil menepuk bahu Guntur.

"Ulangi nyanyian lo, Leonil Nugraha!"

"Siap, Kapten Tsubatsa."

"Kita mulai lagi." Lalu mereka melakukan apa yang diperintahkan Guntur barusan. Namun kali ini berhenti lebih awal di bagian intro ketika melihat dua orang berseragam batik biru meloncati pagar.

"Yo, Mas-Mas Bro!" seru Tio sembari menyalami Leon, Guntur, dan Jale satu per satu. Diikuti oleh Kila.

"Hai, Mba-Mba-Bi!" balas Leon.

Kila langsung meninju bahu Leon pelan. Kemudian dia duduk di samping cowok itu. "Gue belum denger bel di SMA."

"Pelajaran sejarah, gurunya nggak masuk," sahut Jale.

"Tapi ada tugas," imbuh Guntur sembari memetik senar gitar.

"Beres, Tur?" tanya Tio seraya mengunyah bakwan di tangannya.

"Udah, gue enggak kayak mereka." Dia tampak menunjuk Leon dan Jale dengan dagunya.

"Maksud gue lagu kedua kita beres? Nggak bakal ada yang diubah lagi?"

Jale dan Leon langsung terbahak. Temannya itu berlagak sombong, sayang, pelajaran tak pernah menjadi obrolan menarik bagi mereka berempat.

"Nanya yang jelas," ucap Guntur. Sementara Tio langsung mengangkat sebelah alisnya. "Lagi PMS lo?"

"Nggak," jawab Guntur singkat. "Maksud gue gak ada yang diubah."

"Berarti lo lagi PMS?"

"Lo gila?"

Incomplete | 1 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang