Chapter 5 - First Kiss

30.4K 1.1K 11
                                    

Tania POV

Ini tidak mungkinn! bagaimana seseorang bisa menjadi vampire sekaligus penyihir! ini mustahil! Aku sampai sekarang masih tidak bisa memercayainya! Padahal Ramuan yang tadi ingin kubuat adalah untuk menghapus darah vampire ku dari badanku ini, tapi kepala lab tadi membuang percobaanku yang bahkan belum sukses! Bagaimana ini?!  Aku adalah Daughter of the earth! tapi entah kenapa aku bisa sekaligus menjadi immortal juga? Dan tentu, yang memilih Ratu Rumpthorn tersebut adalah sang Bumi! walaupun aku adalah putrinya! Aku harus secepatnya mengumpulkan spirit yang lain untuk menjawab semua yang telah terjadi ini. Sang angin terlihat tidak tahu tentang ini, akupun tidak mau menanyakannya, karena aku tahu, Sang angin tidak mungkin membohongiku.
Seira masih bercerita tentang dirinya dan Troy. Dan cerita yang sama sudah diceritakannya berulang kali! Aku bahkan bisa menghafalnya. Pertemuannya dengan Troy di rawa-rawa hutan bingung (The Queen of Vampire- ekstra1). Walaupun kuakui, ceritanya itu memang menarik dan romantis. Sedihnya, Troy sampai sekarang belom membalas perasaannya. sudah 250 tahun Seira bertepuk sebelah tangan, bukankah Troy kelewatan?
" Tania, bagaimana jika aku membawamu keliling?" Seira tiba-tiba mengajakku berkeliling?
Pastinya, aku dengan senang menerimanya. Kenapa tidak? Aku ingin mengetahui seluk beluk istana ini. Seira membawaku ke Ruang Keluarga. Ruangan tersebut sangat mewah, dan terlihat nyaman. Apakah mereka para vampire menyukai ruangan yang nyaman? dan aku juga ingin mempertanyakan kenapa adanya kasur selain peti mati? Aku ingin menanyakannya pada Seira, namun aku takut jikalau kasurku harus diganti dengan petimati, Aku akan menangis seumur hidupku!
" Ah, satu lagi!" Kata Seira sambil menarikku kedepan sebuah rak buku yang tinggi. Seira menjentikan jarinya dan Rak itu bergeser! aku tidak tahu bahwa dunia vampire lumayan keren. Dibalik Rak itu terlihat sebuah pintu besi yang tertutup rapat.
" Pintu besi itu akan terbuka jika kamu menempelkan tanganmu yang terluka, karena pintu itu akan menyerap darahmu sebagai imbalan membukakan pintu. Darah yang dikeluarkan haruslah darah yang menyandang nama Rumpthorn. Jikalau terjadi apa-apa, kamu bisa bersembunyi disini, Tania." Seira menjelaskan panjang lebar. Aku pun menanyakan sejak kapan ruangan tersebut dibuat, dan ia menjawab bahwa ruangan tersebut dibuat 200 tahun yang lalu. 200 tahun yang lalu?! jeritku dalam hati. Aku tak bisa membayangkan sudah setua apakah mereka. Aku pun menginterogasi Seira dengan umurnya sambil berjalan keluar dari ruang keluarga tersebut. Ia masih menjawab dengan bangga bahwa ia sudah 280an! Bagaimana dengan wajahku jikalau aku sudah 280an?! aku akan seperti nenek-nenek yang tinggal tulang, wajah dengan kerutan dimana-mana, penuh flek hitam dan, dan-
" Kamu sudah menjadi seorang vampire, kamu tidak akan lagi mengalami penuaan, witch-" Itulah jawaban Sang angin. Kedengaran aneh memang, aku sudah menjadi vampire, dan masih tetap dipanggil witch. Sungguh! aku bingung! Aku ini sekarang apa?! Aku seperti Siluman setengah vampire setengah makhluk gaib. Aaa! Aku harus membuat penelitian untuk menghapus darah vampire dari tubuhku secepatnya! ngomong-ngomong, aku merasa sangat lapar-
" Kamu lagi banyak pikiran yah nia?" Tanya Seira yang kemudian membuyarkanku. Aku terlalu banyak melamun hari ini. Yah, aku harus lebih memerhatikan Seira yang berbaik hati membawaku untuk keliling istana ini. Anggap saja aku diet hari ini.
" Tidak, hmm.. sekarang kita akan menuju kemana?" Tanyaku dengan antusias.
" Kamu akan mengetahuinya nanti, nia"


Author POV
-Hall of Books-

Revan sedang sibuk dengan santapannya seperti biasa, 2 wanita dari waktu itu. Yang satu memijat pundak Revan, dan yang satunya lagi sedang menjadi supplier darah Revan. Sebenarnya wanita-wanita itu adalah bangsawan, lebih tepatnya putri dari menteri-menteri Rumpthorn. Mereka tahu mereka tidak bisa menjadi Istri sah Revan,tapi mereka masih melakukannya dengan senang hati, meskipun pada akhirnya mereka akan dibuang.
" Yang mulia, sebentar lagi Yang mulia akan naik ke pelaminan. Yang mulia tidak akan puny banyak waktu lagi untuk kita" Ujar Wanita yang memijat Revan dengan kecewa. Revan yang sedang menikmati makanannya pun berhenti, ia menoleh ke wanita itu,
" Itu tergantung, manis" Lalu ia melanjutkan lagi makan malamnya. Ia tidak mau banyak bicara dengan wanita seperti mereka, walaupun ia sudah menikmati darah mereka.
Tak lama kemudian, Seira dan Tania masuk.
" Ini Ruang baca ka-" Seira baru tersadar, ia membawa Tania ke ruangan ini pada waktu yang tidak tepat! Seira menelan ludah,dan membalikkan badan.
" Nia, kamu sudah capek bukan? ayo kita kembali ke kamarmu" Seira pun menarik Tania pergi, namun Tania sama sekali tidak bergeser. Ia masih menatap laki-laki yang sedang duduk di sofa. Revan menatap Tania sebentar dan melanjutkan lagi makan malamnya. Tania melepaskan tangan Seira dan berjalan memasuki ruangan tersebut, namun ia tidak menghampiri Revan. Ia hanya melewatinya dan melihat rak buku, kemudian mengambil beberapa buku tersebut.
" Maaf, sudah menganggu makan malammu, Yang mulia" Ucap Tania dengan tenang dan keluar begitu saja. Seira bahkan terdiam melihat Tania yang begitu tenang. Ia menoleh pada kakaknya,
" bisa-bisanya kakak-"
" Sebelum dia naik ke pelaminan, aku tidak bisa meminum darahnya bukan? dia harus mengerti kondisiku" Sela Revan seperti tidak ada yang terjadi.
" Tapi kamu lupa bahwa ia belum makan? Jangan bilang kamu lupa bahwa calon ratu harus mendapat darah yang cukup dari Sang raja? Ia mungkin sudah kelaparan selama 12 jam!" Teriak Seira yang kemudian keluar dengan membanting pintu dengan keras.
Revan hanya terkekeh melihat kelakuan adiknya.

-Rumpthorn Palace-
Corridor

Seira berjalan dengan kesal dan menabrak Troy yang juga sedang membaca.
" ouchhh- Maafkan aku-" Ucap troy seraya Seira melihat Troy dengan mata yang berkaca-kaca.
Troy kaget dan langsung bertanya, apa yang terjadi. Seira langsung memeluk Troy.
" emmm.. Yang mulia, ini di koridor" Ucap Troy dengan hati-hati. Seira tidak mempedulikan Troy dan mengetatkan pelukannya. Troy pun menyerah dan menepuk kepala wanita tersebut.
Membiarkan wanita itu puas memeluknya. Rain dan Clara hendak berjalan ke ruang baca Revan dan melihat adegan tersebut. Dengan pelan, Clara berjalan menjauh sambil menarik Rain pergi, ia berusaha untuk tidak menganggu mereka.
" Anak kita sudah dewasa ternyata, walaupun dia sudah berumur 280an" gumam Clara sambil tersenyum seraya Rain masih tidak rela melihat putri satu-satunya ditangan laki-laki lain.
" padahal dia masih sangat kecil.. " Ucap Rain sambil termenung.
" Kalau dia masih kecil, bagaimana dengan Tania? "
Clara melototi suaminya dengan tatapan ingin melahap habis laki-laki disampingnya ini.
" Tania? hmmm Calon menantu kita? Aku belum melihatnya sampai sekarang"
Clara menghela nafas, dan mulai berdebat lagi dengan Rain. Rutinitas mereka adalah berdebat, dimanapun mereka berada.
Mereka pun berjalan meninggalkan koridor tersebut.

- Tania's Room-

Tania POV

Aku merebahkan tubuh kekasur setelah sampai dikamar. Hmm.. Ini Kamar Revan lebih tepatnya. mereka tidak memberikanku kamar baru. mau tidak mau aku harus sekamar dan seranjang dengan laki-laki itu. Itu bukan masalah, yang penting aku bisa tidur. Tak lama aku merasa perutku keroncongan. Benar! aku sudah menahan laparku ini sedari tadi! apa yang harus kumakan? ah! mungkin buku yang kuambil tadi bermanfaat. Rumpthorn? hmmm.. mungkin aku harus membacanya. Setelah beberapa menit, aku masih belum bisa mencari seseuatu tentang makanan apa yang harus kumakan. Aku pun beralih ke buku selanjutnya. Ratu Rumpthorn? Mungkin ini.. Aku membaca sejenak dan langsung menemukan jawabannya- pertama-tama aku membacanya, lalu kuulangi lagi. namun kurasa ada yang salah dengan mataku, aku pun mengucek mataku dan melihat tulisan itu lekat-lekat.
" Calon Ratu Rumpthorn tidak akan pernah bisa memakan makanan manusia sebelum ia mengikrarkan janji di Altar dan memberikan darahnya kepada Raja, karena makanan manusia saat itu adalah racun. maka dari itu, Calon ratu harus selalu meminum darah Sang Raja terlebih dahulu. TIDDAAKKKKKKK!!!!!!!!!" Jeritku kemudian.
Gimana aku bisa meminum darah laki-laki itu? Bahkan laki-laki itu meminum darah wanita lain.
Aku sudah lapar! huaaaaa... Laki-laki itu- aku harus mencari laki-laki itu! oia, apa nama laki-laki itu? Aku benar-benar lupa- ehmm, lebih tepatnya sewaktu dia memperkenalkan diri, aku sedang sibuk memikirkan jati diriku sebenarnya, antara vampire atau Witch. Jadi sekarang misi utamaku adalah makan! itu tekadku! akupun membuka pintu kamar dan hendak keluar, namun Ratu Clara datang bersama seorang pria, ah sudah pasti itu suaminya. Aku kaget sebentar, dan langsung menunduk hormat kepada Queen Dowager dan Ayah Raja.
" Ah! kamu mau pergi nia? Maukah kutemani? " Tanya Clara padaku. Aku senang dengan aurah Clara, begitu tenang dan menyenangkan seperti saat aku bersama dengan Seira. ohya, Kemanakah Seira pergi? yang kuingat, ia tadi ikut dibelakangku. Ah, tidak masalah. ia tidak mungkin tersesat seperti apa yang kulakukan barusan, hehe..
" Aku- aku-" aku benar-benar tidak bisa mengatakan bahwa aku lapar dan kemudian perutku berbunyi lagi, dan kali ini sangat keras sehingga mereka bisa mendengarnya. aishhh, betapa malunya. Aku serasa ingin menghilang saja dari dunia ini. Clara tertawa dan langsung menarikku duduk di atas kasur.
"Aku akan memanggilnya untukmu- , Vionn" kemudian seorang wanita masuk. Ia memakai pakaian dayang.
" Ada apa Yang mulia memanggilku?" Tanya Vion dengan sopan. Clara lalu menyuruh vion untuk memanggil Raja kesini. Kemudian Clara keluar bersama dengan Rain yang terus melihatku seakan ada sesuatu diwajahku.
Sekali lagi aku menghempaskan tubuhku kekasur. Lapar sekalii! aku langsung terlungkup dan mengigit bantal, lapar ini membuatku gila! tak berapa lama, pintu terbuka, dan aku yakin, itu sang raja. Aku tidak bisa lagi menunduk atau menyapanya. Aku sama sekali tidak bertenaga. Kemudian aku merasa tubuhku terangkat, ternyata ia menggendongku dan membuatku duduk dipangkuannya! Aku bingung, bagaimana ini? apa yang harus kulakukan?!
" Kamu lapar bukan? makanlah" Kata laki-laki itu padaku sambil menurunkan kerah bajunya..
aawww.. Lehernya begitu mulus, putihh, cukup menggodaku yang sudah kelaparan..
Aku melihat wajah laki-laki itu, ia terkekeh melihatku! laki-laki ini! dia pikir siapakah dia?! yah, dia raja, aku lupa akan itu terus.. Ah, yang penting, aku makan terlebih dahulu! Aku menjilati lehernya sebentar, sebelum menancapkan taringku padanya. entah sejak kapan aku hobi menjilati kulit.. kalau aku masih manusia, aku tidak akan melakukannya. Tak lama kemudian aku sudah menghisap darah laki-laki itu. Dia tiidak terlihat kesakitan, dia hanya memelukku. hmmm..

Author POV

" kontrol dirimu, Tania-" 
Tania berhenti, dan menatap Revan. Laki-laki itu juga sedang menatapnya dengan tatapan lembut. Tania menjilati darah yang tersisa dimulutnya. Setelah ia siap dengan makan malamnya, wanita itu tersenyum pada laki-laki tersebut.
"kenapa kamu tidak marah atau sedih sewaktu aku sedang menyantapi makan malamku?" Tanya Revan ,seakan ia kecewa dengan reaksi Tania. Tania pun mengalungkan tangannya ke leher Revan. Tania seperti mabuk. Ia terlihat seperti sedang menggoda Revan. Revan pertama-tama kaget, kemudian tersenyum,
" Ternyata inilah kelemahanmu" Revan pun melumat bibir Tania. Tania bahkan tidak menolaknya dan membalasnya dengan tenang. beberapa menit mereka dalam posisi tersebut, sampai Revan mendorongnya Tania kekasur dan menciumnya lagi,
" Akan kupastikan kamu selalu mabuk denganku, nia"


-Rumpthorn Palace-
Revan Room


Tania POV

Aku perlahan-lahan membuka mataku, ah- berat sekali. aku ingin tidur lagi, aku pun membalik posisi tidurku kekanan, dan aku merasakan ada sesuatu yang tepat disampingku. aku kontan membuka mataku sebentar, hmmm.. Laki-laki itu ternyata.. ia sedang melihatku sambil tersenyum nakal. Aku lalu tersenyum dan menutup mataku lagi. Kemudian aku merasa ada yang janggal. Kenapa dia tidur begitu dekat denganku?! lalu aku membuka mataku lebar-lebar sekarang.
" Kamu sudah bangun, sayang?"
Laki-laki itu telanjang dada! aku sedikit malu, dan kemudian aku mendapatkan diriku yang tengah menyandarkan kepalaku pada lengannya. Owh tidak! dan sekilas, aku merasa aku sedang tanpa busana, aku langsung melihat badanku-
o-oh, Aku hanya dengan pakaian dalamku! Apa yang kulakukan semalam?! Apa yang dia lakukan padakuu?! berpikir niaa! berpikirr! Lalu aku teringat sedikit kejadian kemarin. dia, dia.., Laki-laki itu menciumkuuu! ah tidak! aku membalasnya! itu, itu ciuman pertamakuuuuuu! dengan cepat aku menyembunyikan wajahku dengan bantal sambil menarik selimut untuk menutup tubuhku.
Laki-laki itu hanya tertawa.
" Kamu menyesal dengan apa yang kita lakukan semalam?" Godanya.
Aku bahkan tidak bisa menjawab apa-apa! hanya dengan satu malam- akuuu akuuuuu aaaaaa!
Aku benar-benar maluu!
" Tenanglah, tidak ada yang terjadi semalam, hanya saja aku mendapatkan ciuman pertamamu"
bagaimana ia bisa tahu itu ciuman pertamaku?! aku pun bangun dan menatapnya lekat-lekat.
" Bagaimana kamu bisa-"
" Kamu masih amateuran" sela laki-laki itu sambil menuju Toilet. Dengan cepat, aku melemparkan bantal padanya, aish! meleset! Aaaa! aku menghempaskan tubuhku ke kasur lagi sambil menutup wajahku. Ini benar-benar memalukan!


The Vampire King and the Queen WitchWhere stories live. Discover now