Chapter 4 - The Priestess

27.2K 1.1K 7
                                    

-Rumpthorn palace-

Wanita itu sudah mondar mandir untuk beberapa menit. Seira yang masih didalam kamarnya pun bingung melihat kelakuannya. Ia pun mengajak wanita itu berbincang. Pertama-tama Tania tidak begitu mendengarkan Seira, namun karena Seira terlihat kesepian, ia pun memutuskan untuk menjadi teman ngobrol putri tersebut untuk sementara.
" Tania, berapa umurmu sekarang?"
Tania terdiam sebentar dan tersenyum, " di dunia manusia, aku berumur 24" Jawab wanita itu dengan kalem. Seira pun mulai berbincang tentang kisah orang tuanya. Tania pun tertarik mendengar cerita tersebut. Seira terlalu pintar dalam bercerita.
" Cinta papa dan mama bersemi di Rawa-rawa hutan bingung* ! aku tidak menyangkanya hutan yang berbahaya tersebut bisa menjadi tempat yang romantis! Cintaku juga bersemi disana~" Seru Seira sambil menutupi wajahnya seperti malu, sekaligus histeris. ( *The queen of vampire- AurliziaGerald)
" Bolehkah lain kali kamu mengajakku kesana,Seira?" Seira mengangguk dengan senang hati.
Kemudian Tania bangkit dari kasur dan mulai mengikat rambutnya yang panjang terurai tadi sehingga menjadi ekor kuda. Karena Seira tidak tahu apa yang akan dilakukan wanita itu, ia pun membuka mulut untuk menanyakannya. Wanita itu hanya menjawab dengan pertanyaan,
" Dimana Ruang Laboratorium, Seira?"

//

- Rumpthorn Palace-
Central Hall of Military,
Strategy Room

Setelah mendengar kabar bahwa Werewolves muncul kembali, Para pemimpin langsung dengan cepat menuju Rumpthorn untuk mendiskusikan lebih lanjut langkah apa yang harus mereka ambil.
Lord Arthemis beserta Kaki tangannya, Queen Paroah beserta penasehatnya,Troy, Rain, Clara , Revan dan para menteri pertahanan dan militer pun berkumpul.
" Werewolves, bukankah mereka sudah musnah waktu itu? " Ujar Queen Paroah. Ia sangatlah cantik, bahkan ia yang paling bersinar didalam ruangan tersebut walaupun raut mukanya terlihat sedang khawatir.
Rain pun membuka mulut, " Waktu itu, aku melihat dengan jelas, Leader mereka sudah berubah menjadi manusia dan tewas didepan mataku"
" Mereka tidak perlu keturunan seorang Leader, hanya cukup sepasang saja yang hidup, mereka bisa berkembang biak" Ketus Arthemis dengan berkerut kening. Pemimpin yang satu ini tampan, dengan Rambutnya yang berwarna silver keemasan,cocok dengan matanya yang berwarna abu-abu yang menghanyutkan dan ia memakai earings di telinga sebelah kanan.
" Sekarang ini kita harus mencari sistem pertahanan dan penyerangan yang bagus, bukan mempermasalahkan bagaimana mereka bisa hidup lagi, Yang Mulia" Kata Penasehat Paroah, Benjamin.
Para pemimpin pun mengangguk membenarkan apa yang baru dikatakan Benjamin.
" Kita akan mulai dengan kekuatan werewolves terlebih dahulu. Werewolves tidak mempan diserang dengan sihir. Sehingga sihir apapun tidak akan mempan melawannya" Kata Revan.
Lord Arthemis juga akhirnya membuka mulut,
" Mereka mempunyai tubuh yang besar, kita para vampire tidak akan bertahan jika terkena serangannya"
" Mereka tidak begitu takut dengan api, kita tidak bisa menggunakan api kecil hanya untuk mengusirnya, kita harus membuat lingkaran api besar"
" Jika kita membuat lingkaran api yang besar, itu membutuhkan wilayah yang besar" Sergah Clara
" tapi mereka akan mati dengan mudahnya jika kita menargetkan jantungnya"
" Bagaimana dengan parfum yang pernah dibuat Yang mulia Clara sewaktu bertempur melawan silver? kudengar, parfum anda bisa melumpuhkan banyak prajurit" Ucap kaki tangan Lord Arthemis, Fred.
" Kalau begitu, AKu akan memastikan Parfum kita cukup"
Tiba-tiba seseorang masuk, dan membisikkan sesuatu ke telinga Troy. Troy pun menyampaikan pesan tersebut kepada Revan. Sekejap, Revan langsung berdiri dan mengundurkan diri dari rapat militer tersebut.
" Maaf, ada masalah yang lebih penting lagi yang harus kuselesaikan, kalian bisa melanjutkannya tanpa kehadiranku, permisi" Ucap Revan seraya meninggalkan ruangan tersebut.
" Dengan tidak adanya kepala pemimpin di rapat ini, bagaimana kita bisa melanjutkan rapat ini?" Tanya Lord Arthemis, dengan raut mukanya yang kelihatan tidak begitu senang. Rain mau tidak mau membubarkan rapat tersebut dan membiarkan para pemimpin negara tersebut beristirahat di kamar tamu mereka masing-masing. Rain berharap masalah penting Revan adalah benar-benar penting.

//

" Aku hanya mau mencoba meramu sesuatu, apakah masalah sekecil ini perlu diributkan?" Tanya wanita itu dengan tegas, matanya sama sekali tidak berkedip sewaktu mengatakannya.
" Siapa kamu dan berani-beraninya anda menggunakan laboratorium kerajaan? Penjaga! bawa perempuan ini keluar dari istana ini sekarang juga"
Para penjaga pun langsung menahan Tania. Kepala Laboratorium itu masuk ke laboratorium tersebut dan terdengar suara barang-barang pecah. Tania pun yakin, ramuannya dibuang begitu saja. Dengan kesal, Tania bergumam sesuatu dan kedua penjaga itu lansung tidak bisa bergerak sama sekali. Mata Tania berubah menjadi hijau. Ia terlihat sangat serius sekarang juga. " Tangkap wanita sialan itu!" Teriak Penjaga tersebut. Kepala Laboratorium keluar dengan dagu dinaikkan. Tania makin benci melihatnya dan langsung menamparnya.
" Berani-beraninya kamu menamparku? Dasar wanita jalang! rasakan ini! " Kepala laboratorium itu pun melemparkann air raksa pada muka Tania, Tania kaget, ia langsung menutup matanya. ia tidak berani lagi membayangkan apa yang akan terjadi pada wajahnya.
namun sudah 3detik, dan Tania tidak merasakan wajahnya terkena air itu.
Lalu ia membuka matanya dan melihat air raksa tersebut sudah menjadi es! Dengan cepat ia menoleh ke samping, dan disana ia melihat Revan dengan raut muka seperti akan menelan mangsanya hidup-hidup.
" Yang mulia! Wanita ini membuat keributan" Sela Kepala laboratorium tersebut sambil menunduk hormat.
" benar, Yang mulia, ia bahkan membuatku tidak bisa bergerak" Ujar salah satu penjaga yang tadinya dijerat dengan mantra Tania. Tania yang baru tersadar dengan para penjaga tersebut, langsung menghampiri mereka dan sengaja memegang pundak mereka sambil bergumam dan melancarkan mantra.
Penjaga tersebut terlepas mantra Tania, salah satu dari mereka langsung menahan Tania dan satunya lagi menamparnya dengan keras. Tania masih melongo seperti tidak sadar ia baru saja ditampar seseorang, seumur hidupnya, ia tidak pernah ditampar!
" Kau! berani-beraninya kamu-" dua Penjaga tersebut dalam sekejap melayang di udara dengan gelembung air tersebut.
" Apa yang kalian lakukann terhadap Ratu baru kalian?!" Teriak Revan dengan muka yang merah padam.
Kepala Laboratorium pun ternganga dengan apa yang dikatakan Revan barusan dan langsung berlutut.
" Maafkan aku Yang mulia, aku tidak tahu bahwa anda adalah Yang Mulia ratu, berikan hukuman gantung kepada Hamba,Yang Mulia. Hamba pantas mati" tubuh wanita itu gemetar, ia kelihatan takut sekali. Tania pun menghela nafas dan berjalan menghampiri kepala laboratorium tersebut dan memerintahkannya untuk bangun. " itu bukan salahmu, aku yang tidak memberitahukan identitasku..berdirilah.." Ujar Tania sambil tersenyum manis.
" hanya saja, kamu hampir merusak wajah ratumu ini, kepala lab" tatap Revan dengan sinis. Ia tidak tahu lagi, jika ia terlambat sedikit saja, ia tidak akan lagi bisa melihat wajah wanita yang tersenyum manis tersebut.
" Yang mulia, lepaskan prajuritmu itu. Anggap saja mereka tidak tahu" Kata Tania sambil menggelayut lengan Revan. Tania menatap laki-laki itu lekat-lekat. Revan pun membuang muka dan melepaskan dua penjaga itu. Dengan dingin namun pelan, Revan menghempaskan tangan Tania . Ia pun berjalan pergi meninggalkan Tania , diikuti Troy yang hanya bisa diam tanpa berkomentar apapun.
Seira dari belakang berlari menghampiri Tania,
" Kamu tidak apa-apa?" Tanya Seira sambil menatapi Tania lekat-lekat. Tania hanya menggeleng dan tersenyum. Seira pun langsung menyadari Wajah Tania agak lebam,
" Ya ampunn! ada apa dengan Wajahmu?" Seira terlihat terkejut, dan langsung mengambil tangan Tania dan meletakkan Tangannya tepat di wajah Tania sendiri.
" Kenapa?" Tanya Tania dengan sedikit bingung,
Lalu ia merasakan wajahnya terasa lebih segar, walaupun sudah lebam.
" Apakah wajahku selebam itu? sampai aku tidak bisa merasakan apa-apa lagi sekarang"
Seira tersenyum dan memegang pundak wanita itu,
" Tania, kamulah yang terpilih untuk menjadi Ratu negeri ini. Semua ratu terdahulu negeri ini juga diberkahi dengan kekuatan untuk menyembuhkan. Ibuku juga salah satunya"

The Vampire King and the Queen WitchWhere stories live. Discover now