14

8.6K 837 66
                                    

Selamat menikmati (^v^)

.

.


Tiba hari yang dinantikan oleh Lucas. Pernikahannya. Semua orang tengah sibuk bersiap untuk pergi kegereja untuk upacara pengucapan janji pernikahan Lucas dan Mark.

Begitu pula sang pengantin, kini Lucas berada di apartemen milik Renjun, dirinya tengah berusaha menetralkan kegugupan yang melanda hatinya karena hari ini ia akan mengucap janji suci untuk hidup bersama dengan Mark sehidup semati.

Dia akan terikat dengan seseorang yang berhasil mengubah seluruh hidupnya, orang yang ia anggap sebagai malaikat tak bersayap yang dikirimkan oleh Tuhan untuk menemaninya hingga ajal menjemput.

Ia membayangkan bagaimana kehidupannya setelah menikah, apakah ia akan bahagia? Ataukah sebaliknya? Apakah ia bisa menepati janjinya pada Tuhan untuk menjaga malaikatnya?

Jawabannya adalah ya, Lucas siap. Namun ada sedikit keraguan didalam hatinya, ia takut jika dunia menolak dia dan Mark. Ia takut jika ada orang lain yang mencoba untuk memisahkan mereka berdua.

Lucas tak pernah meminta apapun pada selama hidupnya, tapi kali ini ia berharap bahwa semua ketakutannya hanyalah imajinasinya belaka. Ia berjanji akan menjaga malaikatnya dengan baik dan membuatnya tersenyum setiapkali bersamanya.

"Merasa gugup hyung?" ujar Jeno diambang pintu.

Lucas menoleh, "yahh...sedikit..."

Jeno menghampirinya dan menepuk bahunya, "kau pasti bisa. Katakan itu pada dirimu, dan yakinlah bahwa Tuhan akan membantumu untuk menjaganya."

Lucas tersenyum tipis, "terimakasih Jeno."

"Tentu, sekarang kita berangkat. Renjun sudah marah karena kau sedari tadi tidak mengangkat telponnya." Jeno keluar lebih dahulu.

Lucas hanya terkekeh pelan dan mengikuti Jeno dari belakang. Keduanya melesat menggunakan mobil ferrari hitam kepunyaan Renjun yang dipinjam Jeno menuju gereja tempat ia dan Mark akan menikah.

Setelah lima menit berkendara, keduanya tiba didepan gereja. Jeno menghentikan laju mobilnya dan menatap Lucas.

"Turunlah hyung, Renjun ada didalam untuk menjadi pendamping pria." Jeno tersenyum manis hingga eyesmilenya terlihat.

"Baiklah, doakan aku sobat!" Lucas menepuk pundak Jeno pelan dan masuk kedalam gereja dimana adiknya berada.

Ia melihat suasana gereja yang lumayan ramai, hebat juga ayahnya itu bisa mengumpulkan tamu undangan sebanyak ini. Dan jelas saja mereka pasti kolega bisnis ayahnya. Lucas mendengus.

Ia berjalan menghampiri Renjun yang tengah berbicara dengan seseorang melalui telepon dan menepuk pundaknya pelan.

"Kupikir kau tidak akan menikah hyung, tadinya aku akan menggantikanmu dialtar." ucap Renjun setengah bercanda.

"Tidak dalam mimpimu!! Mark hanya milikku, dan itu tidak akan berubah!!" ujar Lucas posesif.

"Yahh, terserah kau lah tuan posesif..." Renjun mengangkat bahunya tidak peduli.

"Cihh!!"

"Sudahlah...ayo! Pernikahanmu akan dimulai, sebaiknya kita kealtar. Pendeta sudah menunggu." Renjun berjalan meninggalkan Lucas yang masih berdiri ditempatnya.

"Hei tunggu!!" Lucas sedikit berlari untuk mensejajarkan langkahnya dengan Renjun. "Apa aku sudah tampan?"

Renjun meliriknya sekilas, "terserah!"

[BL End]I am Married to a MuteWhere stories live. Discover now