5

6.5K 1K 26
                                    

Sesuai janji, ochi double update karena respon kalian :D
.

.

Mark terus mengelus punggung lebar Lucas dengan lembut, menyalurkan ketenangan pada namja itu agar kembali tenang. Usahanya berhasil, namun Lucas masih memeluknya dan menyembunyikan wajahnya diceruk leher Mark.

Lucas menenangkan diri dipeluknya, entahlah...rasanya sangat hangat seperti pelukan ibunya. Meski Lucas lah yang memeluk Mark. Jangan lupakan aroma cendana yang dingin dan membuatnya merasa jauh lebih tenang, sampai-sampai ia tidak mau melepaskan pelukannya.

Mark menepuk-nepuk punggung Lucas sebagai isyarat bahwa ia harus melepaskan pelukannya. Lucas paham, ia lalu melepaskan pelukannya itu dan tersenyum tanpa persaan bersalah.

"Maaf memelukmu sembarangan, tadi...aku teringat dengan mendiang ibuku.."

Mark menulis sesuatu di notenya

'Tidak apa-apa...aku mengerti, kehilangan seseorang yang sangat kau sayangi adalah hal yang paling menyakitkan..'

"Kau kehilangan seseorang yang berharga dalam hidupmu?" tanya Lucas

'Ya'

"Jika aku boleh tahu...siapa orang itu?"

'Orang tua dan adikku, mereka tewas karena para yakuza. Dulu aku tinggal dijepang dan mereka tewas karena kebencian ketua yakuza pada ayahku.'

"Mereka....membantai keluargamu?" tanya Lucas ragu.

'....ya'

Lucas terkejut, "lalu...bagaimana kau bisa selamat?"

'Aku...bersembunyi dilemari pendingin, bahkan aku saja hampir mati karena hipotermia.'

"Syukurlah kau selamat..." Lucas mendesah lega.

'...ya, tapi aku harus merelakan tiga orang yang paling kusayangi sebagai gantinya..'

"Tapi setidaknya kau tidak sepertiku yang diperlakukan seperti boneka sejak kecil!! Huuhh si tua bangka itu selalu saja bersikap seenaknya!!" Lucas menekuk wajahnya karena kesal dengan ayahnya.

Mark hanya tersenyum manis melihat ekspresi Lucas yang ditekuk.

"Ah ya! Kenapa kau bisa menjadi bisu?"

Mark terkejut, tapi setelahnya ia menuliskan sesuatu dinote nya dan memberikan nya pada Lucas.

'Aku memiliki trauma karena kecelakaan, saat itu aku dirawat di panti asuhan karena bibi dan pamanku tidak bersedia untuk merawatku. Satu bulan setelah aku tinggal di panti, aku merasa bosan dan meminta izin untuk keluar dan melihat taman kota. Tapi...apa yang ingin kulihat tidak terjadi. Saat diperjalanan ada seorang anak kecil hampir tertabrak truk yang remnya blong. Aku berlari kemudian mendorong tubuh anak itu untuk menyelamatkannya. Dan pada akhirnya akulah yang tertabrak oleh truk itu. Dokter mengatakan kepala ku terbentur keras dan menyebabkan otak bagian kanan dan kiriku tidak berfungsi dengan baik. Aku jadi kesulitan untuk berbicara karena hal itu.'

Lucas tertegun. Pasti sangat sulit bagi Mark untuk menghadapi masalah yang luar biasa sulit. Bahkan Lucas yakin jika dirinya tidak akan bisa sesabar Mark saat mengetahui dirinya sulit berbicara.

"Tapi...kau masih bisa mengeluarkan suara?"

'...tidak'

"Lalu...apa kau masih ada harapan untuk kembali berbicara?"

'Saat itu...dokter yang menanganiku mengatakan aku masih punya harapan untuk dapat kembali berbicara jika aku melakukan terapi.'

"Apa kau melakukannya?"

'Tidak'

"Kenapa?"

'Panti asuhan yang menampungku tidak memiliki biaya yang cukup untuk aku menjalani terapi..'

Lucas kembali termenung, kepalanya dipenuhi banyak pertanyaan yang berhubungan untuk mengembalikan Mark seperti semula.

'Kau baik-baik saja?'

"Y-ya...hanya saja...ah sudahlah! Tidak perlu dipikirkan! Itu hanya masalah kantor...lagipula aku benci kantorku!" Lucas mengedikkan bahunya dan tersenyum lebar.

Mark ikut tersenyum dan menunduk menatap sepasang sepatunya yang lebih menarik dibanding wajah Lucas sekarang.

"Ah ya! Apa...aku boleh menjadi temanmu??" tanya Lucas dengan semangat.

Mark terkejut dan menatap Lucas dalam, seolah memberi kode 'apa kau serius?'

"Selama ini aku tidak memiliki teman, dan...teman-teman ku adalah berkas kantor juga laptop yang berisi file-file perusahaan yang membuatku muak." jelas Lucas ringan.

Mark menunduk sebentar lalu kembali menatap Lucas dan mengangguk sebagai jawaban.

"Baiklah! Mulai sekarang kita adalah teman!!" seru Lucas dengan semangat tak lupa tangan kanannya yang terkepal ia angkat.

Mark tertawa tanpa suara karena kelakuan konyol teman barunya.

"Hei,  sudah cukup sore. Sebaiknya kita pulang, dimana rumahmu?"

'Aku tinggal di flat kecil dekat sini.'

"Kajja! Biar kuantar kau pulang."

Lucas berdiri dan menatap Mark sambil tersenyum. Mark balas tersenyum kemudian ikut berdiri dan berjalan bersama menuju mobil Lucas didepan kafe tempat ia memarkir nya.

To be continue

Sesuai janji:>
Kalo readers responya Bagus, ochi bakalan fast apdet:D

Jangan lupa mampir ke wakanda ya:D

[BL End]I am Married to a MuteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang