10

5.9K 915 89
                                    

"Aku...ingin menikah."

Kata-kata itu menggema diseluruh ruangan, Tn. Wong mengangkat dagunya tinggi, mengeluarkan aura menindasnya.

"Siapa yang akan menjadi pasanganmu Yukhei?" pancing Tn. Wong

Lucas melepas tautan tangannya dengan Mark dan beralih menjadi merangkul pinggang Mark, "orang yang berada dalam pelukanku ayah."

Tn. Wong berjalan menuju Mark dan menatapnya dengan pandangan menilai. Alisnya bertaut, matanya menelisik setiap inci penampilan namja manis dihadapannya.

"Siapa namamu?" tanya Tn. Wong

"Namanya Mark Lee," ujar Lucas cepat.

"Aku tidak bertanya padamu Yukhei, aku bertanya pada calon menantuku." tukas Tn.Wong

Degg

Mark menunduk untuk menyembunyikan rasa gugupnya, ia tidak berani menatap wajah calon mertuanya yang terlihat...menyeramkan.

"Ayah--"

"Diam! Sudah kubilang aku tidak bicara padamu bocah nakal! Jadi tutup mulutmu!" ujar Tn. Wong final

"Kau tahu nak, putraku Yukhei itu anak yang bodoh. Dia bahkan tidak tahu cara menggunakan mesin cuci..." ujar Tn. Wong sembari melembutkan tatapannya.

"Pffttt" Renjun menahan tawanya saat sang ayah membeberkan aib sang kakak.

Haechan menatap Lucas geli, ia tahu Lucas itu bodoh. Tapi tidak ia sangka akan sampai sebodoh ini. Dalam hati Haechan tertawa terbahak-bahak mendengar aib calon kakak iparnya.

Sementara Lucas sudah menekuk wajahnya karena kesal.

'Orang tua ini memang tidak bisa menjaga mulutnya!! Menyebalkan!'

Lucas menyumpah serapahi Renjun dan Haechan yang diam-diam menertawakannya. "Diam kalian!!"

Renjun dan Haechan tidak peduli

'Sialan!!'

"Ayah hentikan.." ujar Lucas memelas

"Sudah diam!!" Tn. Wong mengacuhkan Lucas

"Selain itu dia juga tidak dewasa, bahkan dia lebih kekanakan daripada balita. Mengapa kau menerima lamarannya?" lanjut Tn. Wong

Mark bergerak gelisah, ia bingung bagaimana caranya menjawab pertanyaan dari Tn. Wong. Tapi sebelum dia sempat membuka mulutnya, Lucas berkata terlebih dahulu.

"Mark tidak bisa menjawab pertanyaan mu ayah,"

"Kenapa?"

"Dia tidak bisa bicara."

"Apa??"

Mark mengangguk pelan, membenarkan bahwa dirinya memang tidak bisa berbicara.

Tn. Wong terdiam sejenak, ia larut dalam pikirannya. "Kau bisa menjawab pertanyaanku dengan menuliskannya di kertas."

"Dia membawa note untuk berkomunikasi." ujar Lucas

"Baiklah, silahkan jawab pertanyaanku." Tn. Wong bersidekap

Mark mulai menuliskan jawaban atas pertanyaan Tn. Wong-calon mertuanya-

'Sebelumnya...saya sudah tahu jika putra anda tidak dewasa seperti pria lainnya. Tapi dia memiliki hal lain yang tidak dimiliki oleh orang lain. Saya juga tahu putra anda sangat manja dan senang berkelahi, tapi dia hanya mengeluarkan sifatnya itu hanya untuk orang terdekatnya. Ia berkelahi untuk membela orang yang lemah. Dia membuktikan pada saya bahwa meski dia tidak dewasa tapi dia memiliki hati yang tulus, sifat konyolnya selalu berhasil membuat saya tertawa dan melupakan semua kekurangan yang saya miliki. Bersamanya, saya merasa tidak kekurangan apapun karena putra anda melengkapi apa yang kurang dari saya."

Tn. Wong tersenyum puas setelah membaca jawaban Mark, ia menatap wajah putranya dan Mark bergantian. Menghela nafasnya dalam, dan tersenyum bahagia.

"Selamat datang dikeluarga Wong, Mark. Kutitipkan putra bodohku padamu." ujarnya

Lucas tersenyum sumringah, ia menatap ayahnya. "Terimakasih ayah!!"

Setelahnya ia memeluk Mark erat, mengabaikan tiga pasang mata lainnya yang ikut bahagia karena Lucas akhirnya mau menikah.

"Yahh...pada akhirnya kau tidak melajang seumur hidupmu hyung..." ujar Renjun dengan senyum dibibirnya. "Selamat datang kakak ipar.."

"Tak kusangka ada yang mau dengan Lucas hyung...dia itukan perpaduan antara balita dengan idiot dan alien.." ucapan savage dari seorang Haechan.

Lucas melepaskan pelukannya dan mendelik kesal, "cih!! Jika iri bilang saja!"

"Kenapa aku harus iri pada orang sepertimu hyung?" canda Renjun.

"Hei hentikan!! Kalian membuat kepalaku pusing!!" Tn. Wong melipat kedua tangannya didada.

"Renjun dan si gembul yang mulai duluan!" Lucas menunjuk pada kedua orang yang tengah tertawa kecil disofa.

"Sudahlah!! Lebih baik kalian berdua istirahat dan bersiaplah." ujar Tn. Wong

"Bersiap?" Lucas mengulangi perkataan ayahnya.

"Ya,"

"Untuk apa?"

"Lusa kalian akan menikah!!" ujar Tn. Wong semangat.

To be continue

Bapak nya lukas ngebet banget ya :'v

Maap telat:(
Lagi kena virus writer's block :'(
Doain semoga virus itu cepet ilang ya:')
Jadi ochi bisa lanjut lagi ㄟ(≧◇≦)ㄏ
Dan kalian bisa baca lagi:D

[BL End]I am Married to a MuteWhere stories live. Discover now