4. Kunjungan David

75 1 2
                                    



Dua bulan sudah Diska dan David menjalani hubungan jarak jauh. Di Malaysia David sedang menyiapkan tabungan untuk persiapan biaya pernikahan sedangkan di Indonesia menyisakan Diska yang mulai mencari-cari referensi wedding organizer yang bisa mewujudkan acara pernikahan seperti yang telah Diska impikan sejak kecil yaitu pesta yang tidak terlalu mewah tapi sakral.

"David, kapan kamu mau ke Indonesia untuk berjumpa dengan orang tua Diska?" tanya grand ma di meja makan malam itu.

"Next month" jawab David sambil menyeruput teh manisnya.

"Sudah beli tiket?" tanya grand ma lagi.

"Belum" jawab David.

"Kamu serius ingin menikah dengan Diska atau tidak? Jangan permainkan anak orang seperti itu" tutur grand ma tegas.

David tidak menjawab pertanyaan grand ma melainkan dia malah mengambil ponsel yang berada tidak jauh darinya.

"Halo Assalamu'alaikum. Beb,please tell your family i'll be in Jakarta next month!" ucap David tanpa menunggu balas salam dari Diska.

"Hah?! Oh oke oke." Jawab Diska terbata-bata yang terkejut dengan perkataan David.

"See you soon,my future wife!" lalu David mematikan ponselnya dengan tersenyum sambil melirik ke arah grand ma yang juga terlihat kaget atas tingkah laku cucunya yang selalu penuh dengan kejutan itu.

Diska dan David telah sepakat setelah kejadian di Malaysia beberapa bulan lalu David akan melamar Diska langsung ke orang tuanya di Indonesia tapi David butuh waktu sampai tabungan David cukup sedangkan Diska juga butuh waktu untuk bicara kepada orang tuanya bahwa Diska akan menjalani kehidupan berumah tangga di negeri seberang.


Di teras rumah minimalis yang rindang dengan beberapa tanaman, sepasang kakak beradik berbincang hangat sambil sesekali keduanya menyeruput kopi yang telah dibuat di cangkir berwarna biru laut.

"Oh jadi lu dateng ke rumah gua mau bicarain ini. Hmm,waktu lu telepon ibu dari sana terus ibu bilang apa?" tanya kakak kandung Diska nomer tiga yang telah tinggal terpisah karena sudah berkeluarga.

"Ibu bilang mau kenal orangnya, tapi aku belum bilang klo setelah nikah aku bakal tinggal disana bang! Sedangkan David maunya pas dia datang kesini itu cuma mau ngomongin tanggal pernikahan dengan keadaan yang akunya udah pasti dibolehin tinggal disana setelah nikah." jelas Diska mengingat-ingat kembali kejadian di Malaysia.

"Klo abang gimana? Emang izinin aku tinggal disana?" tanya Diska.

"Hahaha, gua mah terserah elu lah. Seneng malah gua mah karena bisa mengurangi populasi penduduk Indonesia yang semakin padat, daripada lu bawa orang dari tempat lain terus nikah lalu punya anak dan tinggal disini. Jadi nambahin peledakan penduduk Indonesia lagi kan?" jawab kakak kandung Diska yang memang terbilang paling santai diantara kakak-kakaknya yang lain.

Muka Diska tersungut-sungut mendengar gurauan jawaban dari kakaknya.

"Bentar ya" kakak Diska bangun dari tempat duduk dan masuk ke dalam rumah.

" Halo Assalamualaikum bu, ibu apa kabar?" tiba-tiba kakak Diska muncul kembali dari dalam rumah dengan ponsel di telinganya.

"Bu, Diska mau dilamar yaa? Nih Diska lagi di rumahku. Bu, Diska habis nikah mau dibawa suaminya ke Malaysia yaa bu? Enak bener yaa bu tinggal di luar negeri, aku aja dari dulu pengen bener tinggal di luar negeri. Dia lagi minta izin nih sama aku, aku bilang kalo ibu udah izinin mah aku juga izinin lah" rentetan pertanyaan dan penyataan keluar dari kakak kandung Diska yang ternyata sedang menelepon ibu mereka.

Luka dan sembuh atau sembuh lalu luka?Where stories live. Discover now