1. Hotelier

387 4 0
                                    

"Terima kasih" bunyi khas dari mesin absen hasil pemindai sidik jari atau kebanyakan orang bilang dengan finger print. Ternyata baru pukul 06.55 WIB yang berarti Diska baru memulai pekerjaan barunya 1 jam 5 menit lagi sesuai perintah kordinator personalia sehabis sesi wawancara tempo hari. Diska tidak menganggap datang terlalu pagi adalah kesalahan karena macetnya Jakarta sulit diprediksi dan dalam dunia kerja bukankah memang lebih baik datang lebih awal karena pegawai perempuan seperti Diska butuh persiapan kerja seperti berdandan, memakai seragam yang telah disediakan, dan sarapan. Diska hari ini resmi sebagai pegawai baru di salah satu hotel bintang 4 daerah Jakarta Pusat, Diska mendapatkan pekerjaan di berbagai hotel dengan lumayan mudah karena nama sekolahnya mendapat predikat sekolah kejuruan terbaik. Diska juga memiliki keahlian berbahasa inggris yang tergolong lancar, ditambah lagi riwayat praktek kerja lapangan Diska mendapat nilai plus di sertifikatnya.

Sejak lulus SMK Diska bekerja dengan bekal ilmu seadanya, keluar masuk dari satu hotel ke hotel lain dan dari satu divisi ke divisi lain. Diska tidak dapat melanjutkan ke sekolah tinggi pariwisata karena ibunya yang berstatus single parent tidak dapat membiayainya. Ibu Diska mendaftarkan Diska ke sekolah kejuruan karena berniat Diska akan segera memiliki pekerjaan setelah lulus dari SMK tanpa harus melanjutkan ke perguruan tinggi, berbeda dengan SMA yang memang sangat perlu melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi demi mendapatkan pekerjaan dengan posisi bagus kelak.

Menjadi pegawai hotel tidaklah mudah karena selain harus berasal dari lulusan sekolah perhotelan, mereka perlu mengirimkan surat lamaran pekerjaan dan menunggu dihubungi oleh bagian personalia untuk informasi lebih lanjut. Pada tahapan selanjutnya calon pegawai akan melewati sesi wawancara yang dimulai dari kepala personalia, kepala bagian departemen yang dipilih, Executive Assistant General Manager bahkan sebagian ada yang berakhir di sesi wawancara dengan General Manager secara langsung yang dimana seluruh sesi wawancara menggunakan bahasa inggris.

Siap dengan kemeja biru muda lengan pendek, rompi, dasi hitam dan rok mini serta rambut rapi diikat bak murid sekolah internasional,   Diska memasuki ruang personalia atau Human Resources Department  yang pegawainya memang sedang menunggu kehadiran Diska.

"Selamat pagi" sapa Diska sambil membuka pintu pelan.

"Pagi Dis, oh udah pake seragam? Hebat kamu nyari ruangan linen sendiri ya? Pantesan kok ditungguin dari tadi gak nongol-nongol buat dianterin kesana" jawab kordinator personalia yang memegang surat lamaran pekerjaan Diska dan seluruh data lainnya.

"Oh iya, tadi memang kesini dulu tapi pintunya masih dikunci jadi saya coba tanya – tanya aja sama pegawai yang kebetulan baru datang juga" jawab Diska sopan.

"Oke Dis, let's go" kordinator itu berdiri seraya merapikan bajunya lalu mengajak Diska keluar ruangan personalia tersebut untuk keliling area hotel  dan menunjukan area kerja Diska yang baru.

Hari pertama Diska bekerja dia sangat berharap diperintahkan untuk pulang ke rumah oleh bagian personalia setelah melewati perkenalan dengan seluruh pegawai hotel karena kondisi kaki Diska yang masih sakit akibat kecelakaan motor kemarin sehingga membuatnya berjalan sedikit pincang.

"Rangga" sebuah jabatan tangan hangat untuk Diska dari seorang laki-laki berwajah maskulin, berbadan tegap, berambut hitam rapi beroleskan pomade sambil tersenyum di lokasi terakhir perkenalan yaitu di counter  tepat Diska akan bekerja.

"Diska" balasnya.

Sang kordinator dari bagian personalia lalu mempersilahkan mereka berdua bercengkerama di area yang bertuliskan "Business Center" seraya pergi meninggalkan mereka untuk saling mengenal satu sama lain dan bisa berbagi informasi mengenai pekerjaan yang akan dilakoni Diska berhubung Rangga adalah senior di bagian pekerjaan tersebut.

Luka dan sembuh atau sembuh lalu luka?Where stories live. Discover now