The Vampire King and the Queen Witch

90.9K 1.8K 22
                                    

Seseorang berlari sepanjang koridor kamar-kamar yang ada di istana tersebut. Dengan nafas yang terengah-engah, ia menuju kamar yang pintunya dilapisi Rugby.

tok tok tok,
ia mengetok pintu itu, namun tak ada yang menjawab dari dalam. Dengan sangat terpaksa, laki-laki itu mengeluarkan suatu kunci cadangan, tak ada pilihan lain baginya jika untuk membuka pintu tersebut.
Pintu terbuka, dan Kasur yang berukuran Giant tersebut  terlihat, namun tak ada satupun orang didalamnya.
"  Yang Muliaaaaaaa!!!!"


-Rumpthorn Central-
Withern Alley.

" Haachoooo!"
laki-laki itu lalu tertawa, dan melanjutkan perjalanannya sambil bersiul. Tak ada yang se-carefree orang ini, mungkin juga ada,namun tidak mengalahkan ketenangan laki-laki ini.
" Mungkin aku harus merayu Troy untuk meredakan amarahnya" Ucapnya sendiri. Sepanjang jalan kecil yang ia lalui, ia tidak menemukan seseorang pun di jalan tersebut. Sampai ia tiba di ujung jalan tersebut, sekelompok orang sedang menyantapi hidangannya.
" May I Join?" Tanyanya dengan wajah yang menantang. Dengan wajah yang masih tersenyum tersebut, ia menghampiri mereka.
Orang tersebut menatapi laki-laki tersebut, seakan-akan mereka sudah menentukan target mereka selanjutnya. Pemimpin kelompok tersebut pun berhenti menghisap darah wanita yang sudah mati tersebut, lebih tepatnya darah wanita itu sudah habis dihisapnya. Anak buahnya yang lain pun melepaskan mangsa yang sedang dihisapnya barusan.
" Jangan mengambilku sebagai lawan, kalian-" sebelum laki-laki itu menyelesaikan kata-katanya, ia sudah ditinju tepat pada perutnya.
Laki-laki itu langsung tertawa sambil memegang perutnya. Lalu dengan perlahan ia berdiri, dan memasukan tangannya kedalam saku celananya. Tidak tahan dengan kelakuan laki-laki itu, pemimpin itu pun melontarkan perintah kepada anak buahnya untuk menghabisi laki-laki yang tepat didepannya. Anak buahnya dengan cepat melaju dan melemparkan tinju. Kali ini, dengan mudah laki-laki itu menangkis serangan bertubi-tubi itu, dan akhirnya ia menendang salah satu dari mereka. Berkali-kali mereka mengepungnya, namun sia-sia, mereka bahkan tidak bisa menebus pertahanannya yang terbuat dari air. Dengan kesal, pemimpin kelompok tersebut pun turun tangan menghadapi lawannya. Dengan cepat, air menjerat Pemimpin tersebut beserta anak buahnya, mereka bahkan melayang dalam gelembung air yang dibuat laki-laki tersebut. Lalu laki-laki itu menjulurkan tangannya dan mengarahkannya tepat pada gelembung-gelembung tersebut. lalu ia mengepalkan tangannya.
" Freeze" Gelembung-gelembung tersebut dengan sekejap berubah menjadi es, dan jatuh ketanah, namun es tersebut tidak hancur.
" Aku Revan Rumpthorn, tak akan kubiarkan kalian menyentuh rakyatku" Kata Revan sambil berjalan pergi.

-Rumpthorn palace-
Palace Gate

Revan sedang berjalan memasuki istana, lalu ia merasa suasana sekitarnya berubah, dengan kening yang berkerut, ia menoleh kesamping dengan sangat perlahan dan melihat seseorang tepat disana, dengan aurah membunuh yang besar disekitar orang tersebut.
" oh,Troy! Anak perempuan Ed sebentar lagi akan menikah! kita harus merayakannya! " Katanya sambil tertawa seperti tidak ada yang terjadi,lebih tepatnya ia berusaha untuk mengalihkan pembicaraan.
Troy pun menghela nafas. Tidak ada yang bisa menasehati laki-laki ini kecuali Clara sendiri, batinnya.
" Anda tidak usah berbohong padaku, jessy baru putus kemarin dan mencurahkan isi hatinya didepanku kemarin" kata Troy dengan tenang. Revan dengan mulut ternganga melihat Troy, lalu menundukkan kepalanya..
" kamu tahu aku tidak akan mengubah kebiasaanku yang ini" kata Revan dengan datar. Revan sudah mengenal Troy sejak lahir, laki-laki itu, orang yang mengangumi ibunya dengan sepenuh hati, sampai saat ini. Maka dari itu, ia menolak semua wanita yang dijodohkan Ayahnya.
" Yang muliaa... Yang muliaa"
Revan terkejut dan langsung menyahut Troy.. Revan melamun sebentar, sehingga ia tidak mendengar apa yang dikatakan Troy barusan.
" Yang mulia, Kejahatan apa yang mereka lakukan sehingga anda membawa mereka dengan kondisi seperti ini,yang mulia ?"
" Mereka berusaha melukai keluarga kerajaan, dan melakukan kejahatan dengan membunuh rakyat-rakyat tidak berdosa" Kata Revan dengan polos..
Mereka tidak akan mau melukaimu, jika anda tidak menghampiri mereka duluan, Yang mulia ,Batin Troy yang ingin ia katakan langsung pada Revan.. Melihat Revan yang hendak memasuki istana, Troy mendehem dengan keras, mengisyaratkan sesuatu..
Lalu Revan menghentikan langkahnya,
" Unfreeze"
Es-es itu pun berubah menjadi air lagi dan terserap oleh tanah..Tubuh-tubuh yang tadinya terperangkap pun jatuh dan langsung ditahan prajurit, dan dibawa ke tempat penyiksaan.


Rumpthorn Palace
-Hall Of Books-

Revan membaca buku ditemani dengan 2 wanita cantik.. Yang satu membiarkan Revan tidur di pangkuannya, dan satu lagi duduk di lantai sambil menunggu Revan selesai dengan bacaannya.
Beberapa saat kemudian, Revan bangun dari pangkuan wanita cantik tersebut dan mulai menatap leher wanita yang duduk dilantai tersebut. ia mengulurkan tangannya pada wanita tersebut sehingga wanita itu duduk di pangkuannya dan ia langsung menjilat leher wanita tersebut kemudian menancapkan taringnya kedalam kulit yang halus dan putih itu. Wanita itu tidak merintih kesakitan, ia senang dan merasakan kenikmatan atas apa yang dilakukan Rajanya. Setelah Revan selesai dengan makan malamnya, ia pun bergegas membersihkan mulutnya. Sedangkan wanita yang satu lagi dengan mata redup, seperti kecewa karena Revan tidak memilihnya sebagai makan malamnya.
" Paginya kamu harus menemaniku untuk sarapan, Lady" Ucap Revan dan langsung menyuruh 2 wanita itu pergi dari ruang bacanya.
Revan tidak pernah mau terpikat oleh wanita. Apalagi wanita yang begitu mudahnya jatuh ke pelukannya. Lalu ia teringat dengan ibunya, Clara Rumpthorn.. Wanita yang ia kagumi, bahkan ia bertekad mencari perempuan yang karakteristiknya sama dengan ibunya. Ia tahu bagaimana ceritanya sampai Ibunya bisa jatuh ke pelukan ayahnya, mereka hanya membutuhkan 5hari untuk saling jatuh cinta, namun cinta mereka utuh sampai kini.. 305 tahun..
Tak lama kemudian, Seseorang memasuki ruang bacanya. Dengan baju tidur panjang bahan sutra, ia menyapu lantai ruang baca Revan..
" Kakak! " panggil perempuan itu sambil berlari dan melompat ketempat Revan, Revan dengan cepat menangkap perempuan itu.
Karena kesal dengan kelakuannya, Revan pun memberikan ceramah kepadanya.
Wanita itu pun dengan muka cemberut, ia duduk disamping Revan.
" Ada masalah apa lagi, Seira?"
Revan tau adik perempuannya ini selalu mencarinya jika sedang dalam masalah atau ingin mencurahkan perasaannya.
Seira pun tersenyum lebar, dan langsung memeluk kakaknya..
" kak, kapan kakak akan menikah? "
Pertanyaan itu selalu membuat Revan risih. Walaupun ia tau cepat atau lambat ia harus mencari istri. Revan tidak menjawab pertanyaan Seira dan membiarkannya begitu saja.
" tahun ini kakak akan memasuki 300. mama dan papa akan pulang untuk menggantikan kerja kakak selama kakak di dunia manusia"
Revan menelan ludah. Ia hanya diam, tak mau berkomentar apapun. Lalu Seira mulai dengan masalahnya.
" Kakak! kakak harus cepat menikah, dengan begitu, aku bisa menikah dengan Troy" Ketus perempuan yang sudah berumur 280an. Seira sudah lama menyukai Troy, namun laki-laki itu tidak terlihat menyukainya. padahal mereka sudah bertunangan, itu pun diputuskan Clara sendiri.
Clara menyerahkan putrinya kepada Troy. Walaupun Troy sama sekali tidak berniat untuk menjadikan Seira sebagai istrinya.
" Kamu tega membiarkan kakakmu terjerat oleh satu wanita seumur hidup?!" kata Revan tidak percaya. Dengan ekspresinya, semua orang bisa melihat ia sedang dalam tekanan.
Seira tertawa dan menepuk pundak kakaknya itu.
" aku tidak mau melihat banyak lagi wanita yang terjerat olehmu. Sudah terlalu banyak kakak. Ambil saja sebagai contoh, 2 wanita yang keluar barusan. Jangan sempat kakak melakukan yang lebih pada mereka"
Revan melototi adiknya dan melanjutkan bacaannya lagi. Ia tidak ingin lagi mendengar ceramah adiknya itu.
Tiba-tiba pintu terbuka, Revan dan Seira terbelalak melihat siapa yang ada didepan pintu tersebut.
" mamaa! papaa!" sapa Seira, langsung berlari dan memeluk orang tuanya.
" Bagaimana dengan perjalanan mama ke eropa?" Tanya Revan sambil menatap ibunya. Clara lalu mengambil duduk disamping anaknya itu.
" Begitulah. Ayahmu sama sekali tidak bisa diharapkan! dia melirik semua wanita yang ada dijalan!" ketus Clara dengan cemberut. Revan tertawa, inilah kebiasaan Clara dan Rain, selalu berantam, walaupun pada akhirnya mereka akan baikan lagi.
" Aku hanya melirik mereka karena mereka mirip dengan wanita yang biasanya menemaniku sebelum aku bertemu denganmu,sayang" kata Rain sambil memegang pundak Clara. Clara lalu menepis tangannya dengan cepat.
" jadi maksudmu?!"
" aku sudah lama tidak melihat wanita cantik. Jangan salahkan aku, sayang.."
Clara langsung melototi Rain.
" tidak ada darah untukmu selama 1minggu!" Clara pun mengabaikan laki-laki yang sedang membuat alibi-alibi. Revan pun ikut menyudutkan Rain.
" Mungkin seharusnya aku menyerahkan mama kepada Troy " ucap Revan sambil melirik Seira.
Seira pun menatap Revan seperti ingin mencabik-cabik laki-laki itu sekarang juga. Sekarang, Clara melirik Revan.
" Revan, kamu tau sebentar lagi bulan merah.. 3hari lagi mulai dari sekarang, kamu harus pergi ke dunia manusia, dan membawa calon menantuku pulang dengan selamat"
" dia tidak akan selamat ma, dia akan merasakan sakitnya sewaktu meninggal di dunianya"
" mama tidak mau tahu, yang penting kamu harus membawanya ke Rumpthorn sewaktu redmoon, mengerti?" lalu Clara dan Rain pun keluar dari ruang tersebut. Seira dengan senang mengikuti orang tuanya keluar dengan mata berlinang kebahagiaan. Mereka pun meninggalkan Revan sendirian dalam tekanan tersebut.

The Vampire King and the Queen WitchWhere stories live. Discover now