83 - Nayeon Im

258 49 11
                                    

|•Tabib•|

Kak Wonpil, aku mau nanya. Kalo sholat batal kan harus wudhu lagi. Kalo puasa batal harus sahur lagi ya?

— Im Nayeon —





























Penyelesaian:
Nayeon.

Kamu itu jenius. Beneran jenius. Pertanyaan yang kamu lontarkan itu sangat-sangat sangatlah sangat jenius. Bahkan sepanjang hidup tabib yang tidak faedah ini, tabib belum pernah mendengar ada orang seperti kamu.

Ini mengingatkan tabib akan sebuah kisah. Kisah seorang anak bernama Dowoon.

Dowoon adalah anak yang tidak pernah puasa. Ya, dia itu puasa cuma pas hari pertama. Itu pun jam sepuluh pagi dia makan.

Nah, ibunya Dowoon ini sangat prihatin dengan anaknya. Mau jadi apa dia kalo sampe gede ga pernah puasa?

Jadilah ibunya Dowoon mengusulkan kepada sang ayah untuk membawa Dowoon beserta kasurnya ke tengah laut dan menghanyutkannya begitu saja. Awalnya sang ayah menolak karena kasian sama Dowoon. Namun setelah beberapa sogokan manja oleh sang ibu ayahnya pun mau.

Ayah Dowoon yang seorang peternak beruang laut pun ikut membawanya ke tambak beruang laut miliknya.

Kamu bingung kenapa ada beruang laut? Apakah kamu tau kalo beruang laut itu beneran ada? Sayangnya, mereka punah 100 tahun yang lalu karena menghirup aroma sulfur sianida dari pantat seorang bocah. Sebut saja dia Daniel.

Kembali ke ayah Dowoon.

Ayha Dowoon dengan susah payah menaikkan kasur Dowoon keatas perahu. Di tengah perjalanannya, ayah Dowoon berbelok arah dari tempat seharusnya. Dia menuju ke laut cina selatan. Dia sanalah ayahnya menghanyutkan Dowoon beserta kasurnya.

Dowoon tidak sadar. Dia asyik bikin pulau di bantalnya.

Keesokan harinya, Dowoon terbangun. Dia masih ga sadar dia ada di tengah laut. Dia ngucek-ngucek hidung sebentar, lalu beranjak turun dari kasur.

Dia nyebur.

Dia tidak bisa berenang. Sayang sekali. Untungnya ada segerombolan mermaid yang sedang berpatroli. Jadilah mereka menolong Dowoon. Kepala Dowoon dilapisi semacam gelembung udara yang memungkinkannya bernapad dalam air.

Gelembung itu adalah kentut mermaid.

Dowoon dibawa menghadap raja Mermaid, King Agus. Awalnya Kin Agus menolak menampung Dowoon. Tapi karena salah satu pelayannya di situ iba melihat Dowoon, jadilah dia diperbolehkan tinggal disitu. Dengan syarat, dia harus rajin motongin kuku jarinya King Agus.

Belasan tahun berlalu, Dowoon hidup dengan bahagia di kerajaan mermaid itu. Dia bahkan lupa di punya keluarga di daratan.

Suatu ketika, saat sedang asyik bermain congklak, sebuah benda segitiga mendarat diatas kepalanya. Benda itu hijau dengan cahaya yang menyilaukan mata.

Ketika dilihat, ada tulisan Memet sayang Jamilah.

Dowoon seperti pernah melihat tulisan itu. Ketika dibentangkan, betapa terkejutnya dia. Dia ingat, benda ini adalah sempak mas kawin bapaknya ketika menikah dengan ibunya dulu.

Buru-buru dia pergi meninggalkan kerajaan, mencari orang tua aslinya. Berbagai rintangan dia lewati, hingga ia berhasil menemukan rumah lamanya.

Namun sayang, tidak ada orang di dalam, hanya tersisa seonggok tai cicak yang belum dibersihkan.

Dowoon menangis, menangis dan menangis. Hingga ia berubah menjadi tai cicak.

Jadi, apa pelajaran yang bisa kita dapat dari kisah Dowoon ini?

Hmz.

Kamu ingin tahu?

Hmz.

Hmz.

Hmz.

Hmz.

Hmz.

Hmz.

Hmz.

Hmz.

Hmz.

Hmz.

"Dua tiga kucing saleh, tak boleh."
— Juri lomba durian kampung durian runtuh.

Sekian.

Pulang sana.

— Harry Wonpil —

Tᴀʙɪʙ | Wᴏɴᴘɪʟ Fᴛ. K-IᴅᴏʟꜱWhere stories live. Discover now