My Escape

11.2K 541 9
                                    

Sky’s POV

Gelap.

Dingin.

Sakit.

Seluruh tubuhku mengerang kesakitan seakan ditusuk puluhan jarum di saat yang bersamaan. Tangan, kaki, dan yang paling parah di bagian atas perut kananku.

Apakah aku sudah mati?

Tidak. Kalau aku mati, aku tidak mungkin merasakan seluruh rasa nyeri di tubuhku.

Lalu, dimana aku? Kenapa gelap sekali?

Sebuah wangi yang menusuk memberikanku jawabannya. Rumah sakit. Aku ingin memastikannya dengan mata kepalaku sendiri. Namun, pelupuk mataku terasa begitu berat untuk kubuka. Aku ingin mengerang karena seluruh tubuhku yang kebas dan tetap saja tidak ada suara yang keluar. Tenggorokkan terlalu kering untuk kugunakan berbicara. Hah! Seakan aku diberi mantra agar tidak bisa bergerak dari tempat tidurku ( kalau kau anggap kasur keras bin ajaib ini sebagai tempat tidur).

Uh, aku benar - benar mengira sudah mati dengan semua kegelapan menakutkan yang melingkupiku kalau saja aku tidak mendengar suara - suara rendah seakan mereka sedang berbisik dan tentunya dengan bau rumah sakit yang membuat kepalaku pusing.

Aku tidak memerdulikan bisikan – bisikan di sekitarku. Yang kupertanyakan adalah kenapa aku bisa berada di rumah sakit dengan seluruh tubuh sakit begini? Dad tidak mungkin membawaku ke rumah sakit. Dia sudah tahu aku benci rumah sakit sejak umurku 6 tahun. Terima kasih buat penculik sinting yang sudah membuatku hampir mati di dalam kamar mayat rumah sakit. Dan.. jangan minta padaku untuk menceritakan hal itu saat ini dimana aku terjebak di rumah sakit sialan dengan tubuh tidak bisa bergerak! Itu adalah hal terakhir yang kuinginkan saat ini.

Sebelum aku bisa memecahkan kenapa aku berada di sini dengan otakku yang amat sangat berkabut, sebuah nama yang berulang kali diucapkan keluargaku untuk segera lari kalau mendengar namanya, disebut salah satu orang yang sedang berbisik – bisik di dekatku ; Zehel. Sejujurnya aku tidak tahu kenapa aku harus segera lari kalau mendengar nama itu.

Sekali aku mencoba untuk tidak menuruti ucapan keluargaku dan coba tebak apa yang terjadi padaku? Yap! Di culik oleh orang dengan napas berbau aneh dan disekap di kamar mayat selama 4 hari. Cukup sekali aku mengingkari Dad dan berakhir pada trauma kepanjanganku tentang bau rumah sakit dan kegelapan.

Oke, kembali ke saat ini. Aku memikirkan sekitar 20 cara berbeda agar aku bisa segera keluar dari ruangan ini. Namun, ada satu masalahnya. Bagaimana aku bisa kabur kalau tubuhku saja tidak bisa kugerakkan? Shit! Aku panik. Kenapa disaat aku membutuhkan tubuhku malah ia tidak bisa digerakkan?

Tenang Sky. Tenang! Kau pasti bisa keluar dari tempat ini sebelum pria itu datang. Belajar dari pengalaman dia tidak akan sampai kurang dari 4 hari. Setidaknya itu yang kuharapkan sampai salah satu dari mereka membisikkan hal terburuk yang pernah kudengar :

“ Zehel sudah dalam perjalanan. Kurang dari satu jam dia akan segera berada di sini.”

Crap!

Aku harus bisa memaksakan tubuhku untuk bergerak kalau tidak mau berhubungan dengan siapapun-itu-yang-bernama-Zehel. Usahaku akhirnya berhasil pada percobaan ke 3. Pelupuk mataku bisa terbuka dan tanganku bisa digerakkan. Aku menahan sekuat tenaga agar tidak mengerang kesakitan. Itu hal terakhir yang kubutuhkan untuk menarik perhatian orang – orang yang menjaga pintu ruanganku.

Kau boleh menyebut aneh, tapi entah kenapa otakku meneriakiku untuk menggerakkan tanganku untuk menyentuh bagian atas dadaku. Oh, kali ini kau boleh menyebutku gila karena tepat saat tanganku menyentuh bagian atas dadaku, rasa hangat dan perasaan aman langsung menyelubungi tubuhku dan sedikit meringankan sakit di sekujur tubuhku.

My Silver Winged DemonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang