Unexpected Meeting

6.7K 406 28
                                    

Sky’s POV

Drrrrt!

Hem? Tidak biasanya aku mendapat pesan singkat selagi jam pelajaran. Daftar kontakku cukup terbatas, hanya disekitar teman – temanku, Evie, Elliot, Dane dan tentu saja Eric. Teman – temanku hanya mengirim pesan saat aku sudah di rumah, sementara Dane belum menghubungiku selama seminggu ini.

Yang tersisa hanya Elliot atau Eric. Biasanya Eric lebih memilih untuk langsung menelponku dari pada mengirim pesan. Jadi, yang tersisa hanya Elliot. Paling dia hanya mengabarkan dimana dia menunggu seperti biasa. Namun, tetap saja kubuka Handphoneku dan kuakui cukup terkejut mendapati nama Eric yang menyala di lampunya.

Keterkejutanku tidak berhenti sampai disitu saja. Eric mengirimkan pesan yang kurang lebih mengajakku keluar dari sekolah dan rumahnya untuk pertama kalinya! Wah, hari ini benar – benar tak terduga! Kuharap suasana tidak terlalu canggung setelah apa yang kulakan pagi ini. Dan, tentunya aku tidak sabar untuk melihat – melihat kota. Dengan bonus ditemani Eric!

Rasanya sudah lama tidak bersosialisasi dengan orang banyak selain di sekolah. Aku juga sudah kangen dengan Baucetta, roti perancis yang diberi topping ayam jamur pedas nan lezat, toko roti langgananku. Dikarenakan rumah Eric yang terlalu jauh ke atas gunung, mereka tidak mau mengantarnya. Menyebalkan sekali.

Aku yakin sekarang aku senyum – senyum sendiri seperti orang gila, tapi aku tidak peduli. Lagipula yang lainnya terlalu berkutat dengan essay di depan hidung mereka. Tidak akan ada yang menyadariku kecuali Mr.Bulky, sebutan guru olahragaku, yang ternyata malah setengah tertidur mengawasi murid – muridnya melakukan essay yang dimintanya.

Aku hanya bisa geleng – geleng kepala sambil sesekali melirik jam tanganku. Oh god, kenapa 30 menit terasa lama sekali?! Kapan pelajaran tidak penting ini akan selesai?

30 menit kedepan kuhabiskan ngedumel sambil terus memperhatikan jam tanganku seolah – olah ia akan hilang disaat aku tidak melihatnya.

 Akhirnya penantian panjangku berakhir setelah dua bel berturut – turut terdengar di telingaku. Aku mendesah lega sambil terburu – buru memasukan barang – barangku lalu menaruh essayku di meja Mr. Bulky tanpa menyapanya yang masih setengah mengucek mata.

Keinginanku adalah segera keluar dari sekolah ini, bertemu Eric dan segera keliling kota. Tapi, kenyataan memang selalu berbanding terbalik dengan keinginan. Belum juga sampai di lokerku, aku sudah dicegat cowok paling menjijikan satu sekolahan; Nickman. Yah, aku menyebutnya d*ckman karena dia benar – benar playboy tidak tahu diri.

“ Hei, babe. Wanna catch up? My body is ready for ya.”

Godaan seperti itu sih sudah biasa. Yang membuatnya amat menjijikan adalah jinsnya yang selalu tegang kapanpun kami bertemu. Bahkan setelah dia melakukan god-know-what-he-do sama salah satu gerombolannya Katty. What a horny bastard....

Biasanya aku hanya diam sambil lalu menuju teman – temanku atau siapapun yang kukenal untuk menghindarinya. Sayangnya, kekesalanku padanya sudah memuncak.

“ Like you’re little d*ck will statisfy me enough.”  Bentakku.

Dalam keadaan normal mungkin aku akan tertawa melihat ekspresinya yang melongo kaya ikan koi. Kali ini aku terlalu kesal untuk berdiri menunggu reaksi darinya.  Walaupun begitu aku tetap tidak bisa menyembunyikan seringaianku sambil berjalan menjauh darinya. Sudah cukup berurusan dengannya hari ini.

Tidak sampai 5 menit, aku sudah berada di lokerku. Syukurlah koridor masih cukup sepi sehingga tidak perlu mendorong orang agar bisa segera sampai di kelasku. Aku segera memasukkan buku - buku yang tidak penting dan mengambil tugas essay kimia untuk besok yang ngomong - ngomong belum ketemu sampai saat ini. Aduh kemana sih kertas itu?!

My Silver Winged DemonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang