Part. 7

28.9K 1.6K 5
                                    

Radit tercengang melihat Laura yang tersenyum manis padanya dan memperkenalkan diri sebagai sekretaris barunya.

Apa ini kejutannya? Pikir Radit.

Radit bangkit dari dudunya dan menatap Laura lekat-lekat. Jarak mereka hanya terpisah oleh meja kerja Radit saja.

"Laura" gumam Radit, masih tidak percaya dengan kenyataan Laura yang kini menjadi sekretarisnya.

Bahkan mimpipun Radit tidak pernah membayangkannya.

"Ya pak Radit ?" Tanya Laura.

"Kamu... kamu jadi sekretaris aku?" Tanya Radit.

Laura tertawa lembut melihat kepolosan Radit.

"Iya Dit. Mulai hari ini, aku jadi sekretaria kamu" jawab Laura.

"Ini kejutan yang kamu maksud?"

Laura hanya tersipu malu. Radit sangat bahagia dengan kejutannya ini. Itu artinya, dia bisa menghabiskan lebih banyak waktu dengan Laura.

***

"Hari ini kita kedatangan teman baru dari Jerman" ucap Aira pada anak muridnya. "Silahkan masuk" ucap Aira pada seseorang di luar pintu kelas.

Tidak lama, murid baru itu masuk. Semua terpesona, khususnya murid-murid perempuan.

"Ganteng banget" bisik Selly, salah satu murid Aira.

"Itu malaikat apa orang?" Tanya Manda, teman sebangku Selly.

"Ganteng kan?" Tanya Aira pada muridnya.

"GANTENG BANGET!!!" Jawab murid perempuan serentak.

Sedangkan murid laki-laki? Menatap dongkol teman-teman perempuan mereka yang terpesona murid baru itu.

"Perkenalkan diri kamu" ucap Aira pada murid baru laki-laki itu.

"Hallo" sapa murid baru itu.

"Haaaaii" balas semua murid perempuan.

"Nama saya Jhonny Martin. Saya pindahan dari Jerman. Mohon bantuannya" ucap Jhonny.

"Udah punya pacar belum?" Tanya Selly.

Jhonny hanya tersenyum, tanpa bisa menjawab.

"Nanti aja kalo mau kenalan lebih lanjut" sela Aira. "Jhonny, kamu boleh duduk" ucap Aira pada Jhonny.

Jhonny memilih tempat duduk kosong yang ada di urutan paling belakang.

Entah kenapa, Aira merasa lebih baik saat dia sedang mengajar anak muridnya. Aira bisa sejenak melupakan segala masalahnya saat ia mengajar. Candaan dari anak-anak muridnya, seringkali membuatnya terhibur.

***

Aira berkali-kali melirik arlojinya dengan kesal. Dia sedang menunggu Radit menjemputnya.

Hari ini, mereka akan pergi ke rumah orang tua Radit, jadi mereka harus pergi bersama. Walaupun Aira malas karena Donna, ibu Radit, memiliki sifat yang sama seperti Radit. Melihat orang dari status sosialnya.

Jika saja bukan karena Dhani, ayah mertuanya, Aira tidak akan mau pergi ke rumah itu.

Dan yang Aira tunggu-tunggu akhirnya datang. Radit yang masih dengan pakaian kerjanya, keluar dari mobil dengan santai tanpa beban.

"Sorry telat" ucap Radit.

"No problem" jawab Aira.

Radit membukakan pintu mobil untuk Aira, yang tanpa mereka sadari, Dirga menyaksikan adegan mereka yang 'sedikit' mesra itu dengan wajah kecewa.

AiRadit (SUDAH TERBIT)Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ