Part. 3

31.9K 1.8K 7
                                    

Radit dan Aira duduk berdampingan di hadapan orang tua Radit. Ya inilah alasan yang membuat Radit bergegas pulang setelah menerima telepon dari Aira. Orang tua Radit berkunjung ke rumah mereka dan menanyakan keberadaan Radit.

"Dari mana aja kamu Dit?" Tanya Doni.

"Ada urusan tadi di rumah temen Pa"

"Nggak datang ke kantor, tapi ninggalin istri kamu sendirian di rumah?"

"Dia pergi ngahar kok Pa. Aku yang ditinggalin" sangkal Radit.

Sebelum pergi disiram juga. Lanjutnya dalam hati.

"Lain kali kalo kemana-man, kasih tahu istri kamu"

"Udahlah Pa" sela Donna, menengahi perdebatan Radit dan Doni.

"Nggak bisa gitu dong Ma. Mama suka Papa keluar nggak ngasih tahu Mama?" Tanya Doni pada Donna.

"Ya nggaklah Pa" ketus Donna.

Donna menatap Aira yang hanya diam melihat Radit dicecar oleh Doni.

"Besok, masuk kantor. Papa nggak mau kamu bolos-bolos lagi"

"Iya Pa"

***

"Puas?" Tanya Radit pada Aira yang tengah membereskan bekas minuman Donna dan Doni.

"Kurang" jawab Aira.

Radit merebahkan dirinya ke sofa dan Aira duduk di bawah sambil mengelap meja.

"Cocok banget" gumam Radit.

"Apa?" Tanya Aira.

"Itu kamu cocok jadi inem" jawab Radit.

Aira hanya mendengus kesal mendengarnya, dan membawa gelas-gelas itu ke dapur.

"Bawain minum kalo ke sini lagi" ucap Radit, setengah berteriak.

"Ambil sendiri!" Jawab Aira juga setengah berteriak. "Enak aja nyuruh-nyuruh. Emang dia pikir dia siapa?" Gerutu Aira.

"Aku yang bayar semua hutang-hutang kamu" jawab Radit yang sudah ada di belakang Aira.

"Ya ampun!" Aira terlonjak kaget mendapati Radit yang sudah ada di belakangnya.

"Istri durhaka" gumam Radit.

"Apa?" Tanya Aira tidak terima.

"Apa? Apa? Mau marah?"

Aira hanya memicingkan matanya menatap tajam Radit yang terlihat sangat santai.

"Aira" panggil Radit.

Aira sedikit terenyak. Pasalnya ini pertama kalinya Radit menyebut namanya, dan dengan nada yang... lembut?

"Apa?" Aira berusaha menormalkan suaranya.

"Banyak yang harus kita bicarakan. Terutama tentang pernikahan kita"

Sejujurnya Radit mempertimbangkan Laura yang memberikan signal padanya.

"Maksudnya?" Tanya Aira.

"Kita ngomong di ruang tamu aja"

AiRadit (SUDAH TERBIT)Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora