Prolog

63.4K 2.5K 6
                                    

"Saya terima nikah dan kawinnya Aira Maharani binti Surya Hamzah dengan maskawin tersebut, dibayar tunai" Raditya mengucapkan ijab qobul dengan suara datarnya.

"Bagaimana saksi? Syah?" Tanya penghulu

"Syah!"

Ekspresi kedua pengantin masih sama saja. Datar. Tidak ada tanda-tanda kebahagiaan. Baik Radit maupun Aira, sama-sama terlihat tidak bahagia.

Flashback

"Aku nggak mau Pa!" Tolak Radit

"Ini udah keputusan Papa" tegas Doni Raharja, ayah Radit

"AKU NGGAK MAU! INI NGGAK LUCU! AKU NGGAK MAU NIKAH SAMA CEWEK YANG NGGAK JELAS!"

"Dia cucu dari orang yang udah nyelametin papa kamu ini Dit!" Seru Doni.

Radit tertegun mendengarnya. Memang apa yang dilakukan kakek dari calon Radit, sampai membuat ayahnya bersikeras menikahkannya dengan cucu dari kakek itu.

"Dulu, Papa pernah kecelakaan dan terluka parah terutama ginjal Papa, nah kakeknya Aira ini yang donorin ginjalnya buat Papa, kalau nggak ada kakeknya Aira, mungkin Papa udah nggak ada Dit" jelas Dani

"Tapi tetep aja Pa, Ini kan masalah masa depan anak kita satu-satunya. Kalau Radit nggak mau ya kita nggak bisa apa-apa, apalagi Aira dari keluarga yang nggak sederajat sama kita" sela Donna, ibu Radit

Doni menatap Donna dengan tajam. Sepertinya keputusan Doni sudah tidak bisa diganggu gugat lagi.

"Pokoknya aku nggak mau!" Tegas Radit

"Kamu mau kehilangan semua harta kamu kalau kamu nggak menikahi Aira?!"

Radit mengacak rambutnya dengan frustasi. Tidak mungkin baginya untuk melepaskan segala warisannya, tapi Radit juga tidak mau kalau harus menikah dengan wanita yang tidak dicintainya.

"Papa! Mau kita kasih siapa warisan kita kalau bukan sama anak sendiri?! Lagian bayarin hutang-hutang mereka kan juga udah cukup! Nggak usah nikahin mereka juga!" Cecar Donna.

"Apa? Hutang?" Tanya Radit semakin terkejut "Jadi Papa mau aku nikah sama cewek rendahan?"

"Radit! Jaga mulut kamu!"

***

Di tempat lain, hal yang sama di alami Aira.

"Maksud Ayah Aira harus nikah sama cowok yang namanya Radit itu apa sih?" Tanya Aira setengah emosi.

"Kita nggak ada pilihan lain Aira, kamu pikir Ayah mau menerima perjodohan ini begitu saja? Kalau keadaan kita lagi nggak sulit kaya gini, Ayah pasti nolak perjodohan ini" jelas Surya Ayah Aira.

"Kita pasti bisa bayar hutang-hutang Ayah tanpa harus aku menikah dengan laki-laki itu"

"Kita nggak akan bisa bayar mereka, waktu temponya sudah dekat. Kalau kita nggak bisa bayar, kamu harus nikah sama Juragan Tono"

Membayangkannya saja sudah membuat Aira bergidik ngeri. Tono yang sudah tua bangka itu memang sudah lama mengincar Aira, padahal, selama ini Aira dekat dengan Dirga, putranya sendiri.

Jika Aira menikah dengan Tono, maka Aira akan dijadikan istri ke-3 nya. Pepatah yang mengatakan semakin tua semakin jadi itu memang benar adanya!

Aira tidak punya pilihan. Jatuh tempo pembayaran hutangnya tinggal 2 hari lagi, sedangkan hutang ayahnya pada Tono lebih dari 50 juta. Dari mana Aira bisa mengumpulkan uang sebesar itu dalam waktu 2 hari! Mengingat ayahnya sakit-sakitan, dan Aira hanya seorang guru honor SMA yang memiliki gaji yang hanya cukup untuk makan sehari-hari.

AiRadit (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang