Part title

37 4 0
                                    

Kelompok Biru.
1. FetaulinTia
2. GagasSA
3. nayahea

~~~

"Jangan lupa beli kasetnya," Jonathan memegang pundak Sam.

Sam mengerutkan dahinya, "kaset apa?" tanyanya.

Jonathan berdecak, "kaset game lah Sam." Sam mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Iya, nanti gue beli." Jonathan menagguk.

"Yaudah gue duluan," ucap Jonathan sambil menepuk pelan pundak Sam. Sam hanya mengangguk singkat.

Di perempatan, Sam berbelok ke kiri menuju sebuah toko langganannya.

Begitu Sam masuk ia melihat seorang pria tua, yang memang pemilik toko ini. Sam menelusuri lorong demi lorong, setelah mendapatkan kaset yang tadi ia cari kemudian ia membayarnya.

Pria tua pemilik toko tersebut tampak melirik Sam, "kau yakin ingin membeli kaset ini?" tanyanya.

Sam mengangguk, "tentu saja, kenapa memangnya?" Pria itu menggeleng.

"Tak apa." Jawabnya singkat.

Sam menangkat bahunya acuh kemudian membayar kaset yang tadi ia cari.

Sesampainya dirumah Sam, masuk ke kamarnya dan langsung bermain game yang dibelinya tadi.

Begitu tulisan start, tiba-tiba tubuh Sam tertarik masuk kedalam televisi.

WUSH!

Sam tiba-tiba berdiri di tempat arena balapan, tapi tunggu tunggu, dunia ini mirip seperti film yang di televisi, film anak-anak, bedanya dunianya ini gelap.

Sam menengok ke kanan kiri, mencari seseorang yang dapat memberitahunya di mana letak tempat ini.

"Butuh bantuan?" ucap seseorang. Sam berbalik.

Sam melirik perempuan yang memanggilnya, membuat perempuan itu terkekeh.

"Oh ayolah, aku tak akan menyakitimu," perempuan itu tertawa. Sam tampak ragu sebelum menganggukkan kepalanya.

"Oke, ayo!" ucap perempuan itu.

"Hei tunggu! aku bahkan belum mengetahui namamu!" ucap Sam. Perempuan itu terkekeh.

"Apakah ini sebuah cara yang dilakukan pria?" tunggu, bahkan Sam bukan bermaksud seperti itu.

"Bukan itu maksudku, hanya saja mana mungkin aku meminta bantuan kepada orang yang tidak dikenal." Perempuan itu mengangguk.

"Baiklah, namaku Audrey dan namamu?"

"Sam."

"Baiklah sudah 'kan?" Sam mengangguk. Audrey berjalan ke sebuah mobil sport.

Sam dan Audrey lantas masuk ke dalam mobil, setelahnya Audrey yang mengemudi. Selama diperjalanan Audrey berbicara layaknya pemandu wisata tapi bukan itu yang Sam inginkan.

"Audrey bisa tunjukkan jalan untuk kembali ke rumahku?" Audrey mengangguk.

"Baiklah."

Audrey membawa Sam ke sebuah yang sepertinya toko, entahlah Sam juga tak tahu.

"Ini dimana? pintu keluar?" tanya Sam.

"Tak ada salahnya bukan jika kita pergi ke tempat peramal?" Audrey lalu masuk kedalam tempat itu.

Sam mengernyit bingung, untuk apa pergi ketempat ramal? oh ayolah ia juga tahu maksudnya, tapi bukan itu, maksudnya Sam bahkan tidak perlu di ramal. Sam rasa Audrey hanya mengulur waktu.

Team Work Task (Collaboration)Where stories live. Discover now