Pery, The Fantasy Princess

61 5 0
                                    

TIM PINK :
1. sherenaliya_
2. shasqia
3. adllutarihd

Perry mematikan lampu tidurnya, lalu beranjak dari kasurnya. Matanya tertuju pada sebuah laci di sudut kamar. Dengan langkah lesu, dia mulai melangkah ke laci tersebut.

Hari ini adalah hari libur pertama di antara hari libur panjangnya. Sudah lama ia tinggal sendiri, berangkat ke kampus, lalu kembali ke tempat tinggalnya. Perry mulai menarik putaran laci, dia mengambil sebuah buku dari balik susunan kayu.

The Fantasy Princess. Itu adalah buku yang baru ia beli kemarin, sebagai bahan bacaan, untuk mengisi waktu yang begitu luang.

Perry menutup laci kemudian bergerak cepat untuk duduk dan melipat kakinya dilantai. Sebelumnya, Ia sempat melihat pakaian yang sudah tersusun rapi di rak lemari. Seharusnya Perry bergegas mandi.

Dengan nada meninmbang-nimbang, Perry kemudian memutar bola matanya, dia lalu meluruskan kakinya di atas karpet kamar untuk menikmati bahan hiburannya.

Sudah berpuluh halaman, Perry membalikkan kertas. Matanya tetap fokus pada kertas yang berisi banyak kalimat itu, dan membayangkan semua yang ada dibuku tersebut terasa nyata di sela burung berkicau dengan nyaring.

Telinga Perry sesekali bergerak, dia justru terasa menghayati suara itu, seperti soundtrack dalam film-film fantasy yang pernah ia tonton sebelum mata kuliah di kampusnya mulai bersama teman-temannya.

Kini, sudah tepat seratus halaman Perry membaca, ia terdiam sejenak, kemudian bergegas mandi. Dia melempar sembarangan buku cerita tersebut ke atas meja belajarnya.

Perry mulai berdiri, kemudian berjalan ke kamar mandi. Perry memutar shower di kamar mandinya. Seperti salju, air siang hari ini terasa dingin meski tak selaras dengan cuaca.

Perry memejamkan matanya, membasuh tubuhnya dan segera membersihkannya. Dia kemudian berjalan penuh semangat ke luar, dia sudah siap melanjutkan apapun kini, karena bebannya sudah terbuang jauh oleh air es tadi.

Perry mengacak-acak rambutnya, kemudian mengambil sisir di depan cermin kamarnya. Sisisrnya pun perlahan menyusururi helaian rambut blonde yang panjang. Dia memutar tubuhnya sambil melihat penampilannya di kaca. Cantik. Itu adalah satu kata yang tepat untuknya kini. Ia lalu menarik nafasnya, berbalik arah lalu meraih buku tadi di atas meja belajarnya.

Ia sudah siap meneruskan kegiatannya di hari yang membosankan. Mungkin benar, dia hanya akan menikmati hari bebasnya di kamar seorang diri. Perry kemudian duduk di tepi kasur, dia menghempaskan punggunya di empuknya bantal, mungkin tubuhnya akan pegal lagi setelah membaringakan badannya di bantal.

Perry mengernyitkan dahinya, dia melihat berbagai konflik yang cukup rumit di buku tersebut, apa dunia fantasi serumit ini? Batin Perry. Setelah menghabiskan waktu yang cukup lama, ia dapa menyelesaikan buku tersebut dalam sehari. Perry kemudian menegakkan posisinya lalu menutup gorden kamar.

Cahaya begitu gelap sekarang, tepat setelah Perry menyelesaikan daftar bacaannya. Perry kemudian menarik tangannya pegal. Jam sudah menunjukkan pukul 18.00 Perry kemudian menderapkan langkah ke dapur.

Bahkan dia lupa untuk makan karena terlalu menikamti aktivitasnya, seketika, Dia lalu mengambil telur, daging, dan mentega untuk mebuat hidangan malamnya.

"Hoaammm." Perry membekap mulutnya, dengan suara menguap yang samar-samar. Ia kemudian mengucek matanya, dan kemudian membaringkan tubuhnya lagi.

Liburan hanya tentang tempat tidur bagi Perry. Dia kemudian menggapai remote televisi dari balik selimut, lalu menonton siaran yang sedang berlangsung. Dia berencana untuk membeli buku cerita lagi besok. Karena setelah selesai menikmati, semua terasa monoton. Dia sudah ingin menuju alam bawah sadarnya.

Team Work Task (Collaboration)Where stories live. Discover now