9. Dating With The Devil Part 1

55K 3.5K 51
                                    

Pria itu baru menginjak sepuluh tahun saat bibinya menarik rambutnya yang sudah menyentuh bahu tidak beratur. Bibinya terus menyeretnya keluar rumah melalui pintu belakang agar tidak ada tetangga yang melihat.

Pria itu bungkam, sambil ikut berusaha menarik rambutnya dengan arah yang berlawanan dengan sang bibi untuk menurangi rasa perihnya.

"Ikut sini anak sial! Siapa yang menyuruhmu memakan masakanku?! Dasar anak tidak tahu diri! Kamu memang pantas Mati!"

Anak itu bungkam. Dia menutup matanya dan bersyukur. Akhirnya kematian akan datang menjemputnya. Ini lebih baik daripada menjadi bulan bulanan emosi kejiwaan Bibinya yang tidak stabil.

Tubuh anak itu sudah luluh lantak akibat pukulan balok kayu yang diterimanya sebelum dia ditarik ke arah hutan. Kepalanya terasa sangat pusing akibat pukulan yang tadi sekali dua kali menghantam kepalanya. Dia sudah setengah sadar. Wajahnya penuh lebam dan darah. Bajunya sungguh kusam dan sobek sana sini. Dia memang tidak diberikan baju lain oleh bibinya selain baju putih yang melekat padanya sejak dia diboyong oleh bibinya dulu.

Sungguh parah hukuman yang diterima Jared hanya untuk kesalahan yang sangat kecil. Dia hanya mencicipi sedikit masakan bibinya karena perutnya perih karena belum makan dari dua hari yang lalu. Teman kecilnya Ata sedang pergi ke Kota bersama keluarganya dan baru kembali hari ini. Karena itu Jared belum makan apapun. Dia pun asalnya tidak akan makan masakan bibinya yang seolah diharamkan untuknya. Tapi perut Jared terasa sangat perih hingga melebihi batas tolerir tubuhnya.

Tapi bibinya amat sangat murka. Dia memukuli Jared lebih parah dari biasanya. Dia bahkan berniat untuk membunuh Jared. Semangkuk kecil sup jagung untuk sebuah nyawa.

Udara dingin langsung menusuk ke tulang saat mereka mulai memasuki hutan. Jared berkali kali tersaruk dan akhirnya terjatuh. Tapi bibinya malah terus menyeretnya.

Jared menutup matanya.

Akhirnya kematian menjemputku.

Mereka berhenti di pinggir sebuah jurang. Dasarnya tidak terlihat karena gelap bahkan cahaya bulan tidak menyinari kedalaman jurangnya.

Aunty Mary melepaskan tarikan di rambut Jared membuat Jared langsung terjatuh ke tanah berbatu.

Aunty Mary menatap tajam. Dia bejalan dan menarik leher kaos Jared dengan kedua tangannya dan menariknya hingga Jared terbangun dan menatap wajah bibinya.

CIH!

Aunty Mary kembali meludahi wajah Jared yang sudah letih.

Dia mencengkram kedua pipi Jared dan menekannya keras.

"Bangun anak sial! liat ! Liat ke depanmu! Itu adalah kuburanmu"

Aunty Mary tertawa keras. Dan kembali menampar Jared keras membuat tubuh rapuhnya terjerembab ke tanah. Aunty Mary lalu bersidekap.

"Bangun dan songsong kematiamu sendiri. Berjalanlah dan lompat. Atau aku akan mematahkan kaki dan tanganmu "

Aunty Mary tertawa puas dia mendekap dirinya sendiri yang bergetar karena kesenangan.

Jared berusaha bangkit. Dia berjalan tertatih untuk menyongsong kematiannya. Dia menutup matanya dan bersyukur. Setidaknya penderitaannya akan berakhir dan dia akan kembali bertemu dengan kedua orang tuanya.

Dia berjalan terus hingga melewati Aunty Mary. Saat dia sudah berada di ujung tebing, dia menatap ke bawahnya. Gelap dan seolah tak berdasar.

Tiba tiba terdengar suara pekikan. Jared berbalik dan matanya membulat melihat Atanya mendorong keras Aunty Mary hingga terjatuh. Ata lalu berlari dan menarik lengan kirinya. Wajahnya memerah dengan air mata yang berderai.

✔ Beauty Assassin (COMPLETED)Where stories live. Discover now