2. New Lawyer

81.9K 4.9K 64
                                    

Kringg Kringg Kringg

Bunyi alarm itu mengusik tidur nyenyak seorang wanita yang baru tertidur selama 2 jam. Dengan malas malasan, dia mematikan alarm itu dan bangun dari tidurnya. Dia melihat kalender tembok tertanggal 31 Oktober 2016. Hari yang sudah dia tunggu tunggu sejak sebulan yang lalu. Hari di saat dia bisa membalaskan kematian kedua orang tuanya.

Wanita itu berjalan ke dalam kamar mandi. Dia menatap bayangannya di cermin wastafel. Kulit kuning langsatnya terlihat pucat. Bayangan hitam di bawah matanya tampak menjelas. Perempuan itu menggelengkan kepalanya. Sejak seminggu yang lalu dia semakin tertekan menanti hari ini. Dia stres dan dia menghabiskan waktunya berlari di taman kota selama berjam jam. Dengan berlari dia merasa bisa melepaskan bebannya. Dia seperti merasa bisa lari dari kenyataan walau hanya sebentar.

Perempuan itu tercenung saat pikirannya mengingat pertemuannya dengan pria asing yang tidak dikenalnya tadi di taman. Pria itu tampan. Malah sangat tampan, hingga ketampanannya melebihi fantasinya yang terliar sekalipun. Tapi dia terlihat sangat tertekan, sedih dan frustasi. Melihat pria itu entah kenapa membuat dia merasa bukan dia sendiri manusia yang memiliki kekelaman dalam hidupnya. Sorot matanya, rautnya, sikapnya benar benar menarik perempuan itu.

Perempuan itu menggelengkan kepalanya. Mengenyahkan semua bayangan pria itu.

"Fokus Pattaya. Ingat prioritasmu. Mencari pembunuh orang tuamu"

Perempuan bernama lengkap Pattaya Clearesta Alexander itu menanggalkan satu persatu pakaiannya dan berjalan masuk ke dalam bilik shower. Dia menyalakan airnya dan menikmati air dingin yang menyapa kulitnya.

Jared Dwihard Calligan

Dia hanya mendapatkan nama itu dari semua penyelidikan yang telah dia lakukan saat kuliah dulu. Semua data yang berhasil dia temukan tidak ada yang menampilkan wajah pria iblis itu. Laman wikipedia pria itupun tidak menampilkan wajahnya. Dia hanya tau nama itu dan kenyataan bahwa pria itu adalah pemilik sebuah firma hukum terbaik di dunia.

Pattaya tertawa sinis. Bisa bisanya seorang pembunuh memiliki sebuah firma hukum yang harusnya menghukum para penjahat.

Pattaya sudah menyerah terhadap hukum. Seberapapun kuat dia memperjuangkan kematian orang tuanya, para penegak hukum itu seolah tutup mata dan tutup telinga dan tetap menganggap kejadian itu sebagai kejadian kegilaan ayahnya. Padahal itu tidak benar. Dia ada di rumah itu saat mamanya menyuruhnya bersembunyi. Dia ada di rumah itu saat orang tuanya meregang nyawa. Dia ada di rumah itu saat dia melihat raut terkejut dan terluka di wajah orang tuanya. Tapi dia tidak berhasil melihat siapa pria itu. Hanya separuh tato seperti sayap yang tersingkap dari belikat kanannya yang menjadi petunjuknya.

Aku akan membunuhmu dengan tanganku sendiri.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Taksi yang ditumpangi Pattaya berhenti di depan sebuah gedung pencakar langit mewah di Wall Street. Pusat perkantoran dan bisnis di Kota New York.

Setelah menyerahkan beberapa bucks pada supir taksi, Pattaya melangkah turun. Dia berjalan ke arah gedung itu. Pintu otomatis terbuka untuknya. Menampilkan beberapa orang yang berlalu lalang. Pakaian mereka terlihat mahal dan berkelas. Beberapa orang menatapnya tidak perduli dan beberapa memperhatikannya lekat lekat. Pattaya menatap pakaian yang dikanakannya. Hanya sebuah blus sederhana dipadukan dengan cardigan dan rok span selutut. Dia memang bukan tipe wanita yang terobsesi dengan semua yang dipakainya. Dia cenderung cuek. Dan pakaian seperti two pieces or three pieces yang dipakai rata rata orang dalam gedung ini tentu bukan salah satu favoritnya. Jika saja dia tidak mendengar kematian orang tuanya, mungkin dia sekarang lebih memilih menjadi
volenteer di Afrika terutama di Etiopia.

✔ Beauty Assassin (COMPLETED)Where stories live. Discover now