Signore ~ 2

4.5K 430 16
                                    

Sitzea, Tahun 517

"Cepat cari keberadaan Misaka dan Vincent!"

Prajurit yang berada di hadapan Sig segera memberi hormat lalu bergegas pergi untuk mencari keberadaan Misaka dan Vincent. Mereka tidak berani membantah titah sang Putra Mahkota kerajaan Sitzea, meskipun sebenarnya mereka masih terluka dan berduka atas kematian orang terdekat setelah pengkhianatan yang dilakukan kerajaan Hughes secara tiba-tiba.

Sig menatap tajam kobaran api yang mulai padam di mansion Gustavson. Pemberontakan dan penyerangan Astaroth Force yang dipimpin oleh Raja Hughes mundur, setelah Raja Sitzea berhasil menghunuskan pedangnya menembus jantung pemimpin musuh. Karena itu, Signore langsung memutuskan untuk meninggalkan istana menuju mansion Gustavson.

Dia berharap keluarga Gustavson baik-baik saja, terutama Misaka dan Scott. Tapi harapan itu hilang ketika kobaran api telah menjadi pemandangan mansion Gustavson. Signore tak mau menerka-nerka, dia segera memberi titah untuk mencari keberadaan Misaka dan Vincent--abdi setianya, juga Scott yang ia yakin tidak mungkin mati.

Dia masih percaya jika Misaka masih hidup karena Vincent pasti akan melindungi Misaka dengan nyawanya. Api yang membakar mansion telah padam, Signore melangkahkan kakinya, menelusuri abu-abu untuk mencari petunjuk.

Langkahnya menjadi cepat ketika melihat kilatan pedang yang tengah digenggam oleh sebuah tangan yang sudah hangus, dan hancur sebagian. Signore jatuh berlutut. Air mata nya mengalir ketika melihat jari-jari saling menggenggam. Ia amat mengenal jari-jari itu. Jeffrey Vel Gustavson dan Trisia Vel Gustavson.

Tangan Signore terulur mengambil pedang berlambang GV. Lambang itu selalu terukir di senjata Keluarga Bangsawan Gustavson. Signore lalu menancapkan pedang itu di tengah jasad Jeffrey dan Trisia, dia memejamkan mata sebagai tanda penghormatan terakhir. Dalam hati ia bersumpah atas namanya untuk memenggal kepala pemimpin yang menyerang mansion Gustavson.

Signore sangat yakin akan menemukan orang tersebut. Keluarga Gustavson terkenal dengan kepiawaiannya bermain dua pedang. Kemampuan mereka dalam bermain pedang membuat Gustavson selalu menduduki posisi sebagai Jenderal Besar Kerajaan Sitzea.

Signore yang memaksa Jeff untuk tetap berada di mansion untuk melindungi Misaka. Pedang yang Signore temukan hanya ada 1 di mansion yang sudah rata dengan tanah itu. Jeff selalu membawa 2 pedang, yang artinya 1 pedang milik Jeff berada di tangan pembunuhnya.

Bukan rahasia umum ketika seorang prajurit atau pemimpin berhasil mengalahkan orang ternama lalu membawa benda yang menjadi tanda keberhasilannya. Pedang bagaikan jantung keluarga Gustavson, karena itu musuh pasti berlomba-lomba untuk bisa membunuh keluarga Gustavson dan mengambil pedangnya sebagai tanda keberhasilannya.

Signore memanggil seorang prajurit lalu menyuruhnya membersihkan pedang Gustavson.

"Pangeran!"

Seorang prajurit dari regu yang Signore perintahkan untuk mencari keberadaan Misaka datang dengan wajah panik, tapi ia tidak lupa untuk memberikan hormat pada Signore. Raut wajahnya terlihat takut juga sedih. Keringat dingin terus menetes dari pelipisnya.

"Apa yang kau dapat?" tanya Signore tajam.

Prajurit itu menceritakan dengan singkat, dan detik berikutnya Signore sudah berlari menjauh dari mansion. Langkahnya semakin berat ketika melihat prajuritnya tengah memberikan penghormatan pada seseorang di gerbang timur.

"Vincent!" Signore berteriak pilu memanggil abdi setianya yang sudah terbujur kaku dengan luka tusukan pedang tepat di jantungnya. Air mata Signore kembali mengalir.

SIGNOREWhere stories live. Discover now