Bab 3 (Berawal dari tatap)

144 18 0
                                    

Setelah upacara berakhir, pembina osis mengarahkan kami ke ruang aula untuk mendapatkan materi pls.

Kurikulum 2013 menyepakati MOS(Masa Orientasi Siswa) diganti dengan PLS( Perkenalan Lingkungan Sekolah). PLS lebih santai daripada MOS pasalnya guru sekolah lah yang langsung memberikan pengetahuannya bukan lagi senior notabennya alay.

Setelah melihat namaku di papan informasi yang berada di gugus 3 sama halnya dengan Venus, kami langsung mencari barisan gugus 3.

"Gue boleh nanya. Gugus 3 dimana?"tanya Venus ke salah satu siswa PLS.

"Owh itu disana"tunjuknya dan diberi anggukan semangat oleh Venus.

"Kak Embu yuk kesana. Gugusnya disana". Tarikan semangat Venus membuat aku hampir tersandung.

Kami langsung ambil barisan bagian tengah. Aku berbalik ke belakang dan melotot ke Venus.

"Anus, gue nggak suka kalo loe manggil gue embu kek tadi. Ini bukan rumah". Kesalku setengah mati Ke Venus.

"Kak Embu juga jangan panggil aku anus. Ini sekolah bukan rumah. Mwekkk" balas Venus dengan tatapan melotot tajam ke aku.

"Kau kan yang diluan"aku tidak ingin kalah kali ini.

"Kakak yang salah"

"Anus yang salah"

"Tidak. Kak Embu yang salah. Fix tidak di ganggu gugat".

"Kalian berdua bisa berhenti tidak?"ucap salah satu siswi di samping kami dengan tatapan sinis.

"Ini PLS sudah mau dimulai. Tolong jangan ribut" ngomelnya lagi. Aku dan Venus hanya mengangguk saja bahwa tanda kita mengerti dan terkekeh sendiri mendengarnya.

***

Panas yang saat ini aku rasakan. Cucuran keringat sedari tadi membasahi wajah ovalku. Aku mengikat rambutku yang tadinya terurai. Venus sejak tadi sudah tidur. Pasalnya kami dikurung di ruang aula nan panas ini sejak 4 jam yang lalu. Sangat membosankan.

Akhirnya PLS hari pertama sudah kelar. Aku membangunkan Venus. Kami berusaha untuk keluar dari ruangan pengap ini. Akhirnya aku dan Venus sudah keluar dari aula. Angin langsung menyambut diriku.

"Ahh ini surga."pekik senangku.

Venus sejak tadi mencari jati dirinya. Dia masih setengah tidur. Aku kesal setengah mati kepadanya. Aku mencoba menyadarkan dia dari tidurnya.

"Anus bangun woy. Udah malam!"teriakku tepat di telinga kanannya.

Spontan Venus bangun dengan muka asamnya. Dasar sleep girl.

Aku ketawa melihat Venus mengumpat karena kesal telah dibangunkan. Tiba-tiba ada yang menghampiri aku dan Venus.

"Elo yang namanya Embun kan?"tanya cewek itu dengan senyumnya yang cantik. Aku terkejut dan hanya menganggukan kepalaku.

"Loe yang mantannya Azri kan?"tanyanya lagi.

Azri. Azri. Azri.

Nama yang membuat aku mengenal apa arti cinta itu. Nama yang membuat aku betul-betul memberikan kasih sayangku kepadanya. Tapi ketika aku memberikan seluruh sayangku kepadanya, dia membuatku kecewa.

Aku ingin melupakan masa laluku yang kelam karena dia. Susah buat move on darinya. Susah melupakan orang yang disayang. Karena yang disayang sangat membekas. Membekas karena goresan yang ia buat, goresan yang membuat aku sakit dan menetapkan diriku untuk Phobia dengan jatuh cinta lagi.

Venus yang menyadari keadaanku diam mematung mencoba untuk mengalihkan suasana keadaan.

"Ohw iyya Embun, hari ini ada film baru loh. Ayo kita berangkat pergi nonton sekarang!" Ucap Venus dengan suara 10x oktaf.

"Sekarang?" Ucapku meyakinkannya.

Venus mengangguk dan menarikku untuk berangkat sekarang. Cewek yang tadi menghampiriku hanya diam dan bingung atas tingkah kami. Maaf yah lain kali kita bicara tentang Azri.

***

Sampailah kami di salah satu mall yang berada di kawasan jakarta barat. Sebelum ke bioskop, kami mencari makan untuk mengisi kekeroncongan perut kami. Untung yang biayai semua adalah Venus. Dia tidak lupa cara menghormati kakaknya. Sering-sering begini yah Ven...

45 menit kami selesai. Segera kami untuk menuju ke tempat bioskop.

"Venus, aku ingin pipis dulu nih"ucapku yang gelisah karena sedari tadi aku sudah menahan yang satu ini.

"Aduhh Embun, filmnya tinggal 10 menit lagi nih"kesal Venus ke aku.

"Yaudah loe diluan aja. Gue nanti nyusul." Ucapku dan dianggukkan oleh Venus. Kami berpisah. Venus yang menuju ke bioskop sedangkan aku menuju ke kamar mandi.

Setelah keluar dari kamar mandi, aku terburu-terburu menuju ke Bioskop. Sudah lewat 5 menit.

Brukkk

Sial...

Aku menabrak seseorang yang membuat semua isi tasku jatuh berhamburan di lantai mall itu. Aku mendengus kesal karena kecerobohanku. Orang yang menabrakku tadi membantuku memungutkan barang barang yang berhamburan.

Aku tidak melihat persis siapa orang itu. Aku hanya mengucapkan maaf dan terima kasih setelah itu berlari menuju bioskop. Pasti Venus khawatir.

Orang itu menatapku yang berlarian dengan buru-buru. Dia melihat ke bawah dan mendapatkan barangku yang ketinggalan.

Dan sial.

Itu buku yang isinya semua tentang puisiku..

Orang itu mengucapkan namaku.

Embun Anjani Fradisha..

"Namanya unik seperti orangnya"

EMBUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang