Bab I. TANGAN PEMBUNUH

2.9K 34 7
                                    

1

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

1. Jeritan Mengerikan.

Jeritan mengerikan yang begitu memilukan hati berkumandang secara tiba-tiba! Suara itu berasal dari sebuah bangunan loteng di sayap timur gedung utama.

Suasana gembira yang sedang meliputi semua orang yang hadir dalam gedung utama, seperti suara orang yang sedang minum arak sambil berjudi, seketika terhenti secara mendadak. Semua orang terhenyak, kaget oleh datangnya jeritan mengerikan itu.

Sebagian besar orang yang hadir dalam ruang gedung itu rata-rata bertubuh kekar, bermata tajam dan menggembol senjata. Dari dandanan serta tampang mereka, dapat diketahui bahwa asal-usul orang-orang ini pasti bukan orang sembarangan.

Yang lebih hebat lagi, di samping ruang utama ada berjajar empat buah bangku kebesaran yang terbuat dari kayu cendana. Di atas keempat buah bangku kebesaran itu duduk empat orang kakek yang telah berusia lanjut.

Orang pertama berambut putih dan beralis perak. Raut mukanya bersih, tubuhnya jangkung dan penuh welas-asih. Sebilah pedang tersoreng di punggungnya. Orang ini tak lain adalah tokoh persilatan nomor wahid, jago paling termashur di kota C'iang-ciu. Orang memanggilnya Te-it-tiau-liong (Naga nomor wahid) Leng Giok-siu.

Konon ilmu pedang Tiang -khong-sip-ci-kiam (ilmu pedang salib penembus langit) yang dimilikinya tiada tandingan di kolong langit. Jarang ada jagoan yang sanggup menerima jurus serangannya. Tapi sayang usianya sudah lanjut, sudah bertahun-tahun dia simpan pedangnya dan hidup mengasingkan diri.

Orang kedua adalah seorang kakek berambut putih dengan wajah yang merah segar. Di pinggangnya tersoreng sebilah golok yang amat tipis. Senjata itu tak pernah bergeser dari tubuhnya. Jalan darah Thay-yang-hiat di kiri-kanan jidatnya menonjol tinggi, jelas tenaga dalamnya amat sempurna.

Dia adalah Te-ji-tiau-liong (Naga nomor dua) Buyung Sui-in. Ilmu golok Jit-sian-chan (tujuh babatan berputar) yang diyakininya sangat hebat dan tiada tandingan. Wataknya keras, tegas dan lurus. Semua jago dari kalangan Hek-to akan pecah nyali dan buru-buru menyingkir bila mendengar nama Buyung Sui-in.

Orang ketiga adalah seorang kakek yang dandanannya setengah Tosu setengah awam. Rambutnya hitam, jenggotnya panjang, penampilannya dingin lagi angkuh. Sebuah hud-tim (senjata kebutan) selalu berada di tangannya.

Orang ini bermarga Sim bernama Ciok-kut, berada dalam urutan keempat berjuluk Te-si-tiau-liong (Naga keempat).

Ilmu silat yang dimilikinya tinggi dan sakti. Senjata hud-timnya yang merupakan salah satu senjata langka disebut Ciok-kut-hud (kebutan salah tulang). Tapi sayang wataknya aneh, dingin, kaku dan tidak berperasaan. Walaupun begitu, dia terhitung seorang manusia jujur yang berhati lurus dan setia-kawan. Kelemahannya adalah dia kelewat sadis dan selalu telengas terhadap lawannya.

Orang-orang dari kalangan Hek-to akan segera menyingkir atau bersembunyi bila bertemu Buyung Sui-in, maka bila bertemu Sim Ciok-kut, mungkin mau bergerak selangkah pun tidak berani.

Serial 4 Opas (The Four) - Wen Rui AnWhere stories live. Discover now