Day 29

173K 9.7K 385
                                    

Hujan.

Pagi ini langit sudah menangis, dan air matanya turun begitu deras. Winnie memperhatikan hujan dari jendela kelasnya. Hujan turun dengan deras. Dingin. Ia menyesal tidak menggunakan jaket hari ini. Sebentar lagi bel akan berbunyi menandakan kelas dimulai, namun baru beberapa murid yang sudah datang.

Hujan belum berhenti sejak tadi malam. Untungnya daerah sekitar rumah Winnie hingga sekolah tidak banjir. Kalau tidak, Winnie tidak akan masuk sekolah hari ini dan ia akan melewati ulangan matematikanya.

Gina datang dengan keadaan setengah basah, sambil menenteng sepatu sekolahnya. Bel masuk pun berbunyi.

"Astaga, lo naik apaan kesini?" Tanya Winnie iba melihat temannya.

"Naik ojek. Soalnya supir gue lagi sakit." Jawab Gina. Kelas mulai ramai kedatangan murid-murid yang lain. "Untung nggak basah kuyup. Eh astaga! Tas gue basah! Yaampun, baru sadar gue!"

Winnie membantu mengeluarkan buku-buku Gina dari dalam tasnya. "Basah semua nih, gimana dong, Gin?"

Gina tampak kelabakan, "Yaudah, nanti gue jemur deh."

Dan kelas pun dimulai dengan pelajaran Fisika yang super duper membosankan.

-c-

Harris' POV

Gue terbangun ketika mendengar suara petir yang begitu kencang, disertai suara hujan yang belum berhenti sejak tadi malam. Setelah mengerjapkan mata beberapa kali, gue menyalakan lampu yang terletak diatas nakas.

Damn it. Kepala gue terasa begitu sakit, dan rasanya seperti berputar-putar.

Gue memegangi kepala, mencoba mengurangi rasa sakit. Sayangnya, rasa sakit itu tidak berkurang sama sekali.

Rasa sakitnya malah semakin bertambah ketika gue melihat ke layar handphone yang menyala, mengecek jam.

06:35

Dan gue memutuskan untuk kembali tidur.

-c-

Winnie merapihkan buku-bukunya ke dalam tas. Ia juga mengambil beberapa barangnya yang berada di loker. Cuaca diluar begitu mendung. Sepertinya langit benar-benar sedang sedih, sama dengan dirinya.

Diam-diam Winnie memikirkan Harris. Hari ini wajah laki-laki itu samasekali tidak kelihatan. Di kantin, maupun di kelasnya, tidak terlihat batang hidungnya. Ya, diam-diam Winnie melirik ke dalam kelas Harris. Kata-kata Harris semalam masih terngiang-ngiang di kepalanya. I love you. Kalau begitu, Harris kalah, kan?

Winnie tak tahu dirinya harus apa sekarang. Apa dirinya harusnya merasa senang karena berhasil mengalahkan laki-laki itu? Atau dirinya malah merasa.. sedih?

Sedih karena peranjian ini selesai, bahkan belum sampai 30 hari. Ya, Winnie menghitung setiap harinya. Lalu, setelah perjanjian ini selesai, Harris kalah, dan selanjutnya apa? Apa hubungan mereka berhenti sampai disini? Apa hubungan mereka berhenti dengan cara yang tidak baik?

Apa mungkin Winnie dan Harris sudah tidak bisa bertemu lagi? Tidak bisa menghabiskan waktu bersama lagi?

Tidak ada alasan yang membuat mereka dapat bertemu lagi. Perjanjian mereka selesai, lalu apa? Keadaan mereka juga sedang tidak baik. Kalau Winnie memaafkan Harris, selanjutnya apa?

Tidak ada alasan bagi Harris untuk mengajak Winnie pergi, tidak ada alasan bagi Winnie untuk menghabiskan waktu bersama Harris.

Dalam diam, Winnie merasa menyesal, dan sedih. Ya, mungkin kisah mereka hanya sampai disini.

30 Days With The Bad BoyWhere stories live. Discover now