Day 17

208K 10.5K 625
                                    

Harris' POV

Andre, Dimas, dan Gilang dateng pagi-pagi yang bikin gue kebangun di hari Sabtu yang seharusnya waktu santai gue karena biasanya nanti malem gue dateng ke club/billiard dan pulang pagi.

"Setan lo semua!" Teriak gue ketika si kampret Andre menarik selimut gue dengan paksa. "Ngapain sih pagi-pagi ngerecokin gue?"

"Pagi? Asal lo tahu ya, Ris. Sekarang udah jam 12 siang. Kebo banget sih lo!" Gilang tertawa.

"Capek bego! Seharian kemaren gue pergi sama Winnie" jawab gue dengan suara berat. Menghela nafas, akhirnya gue bangun dan pergi ke kamar mandi buat cuci muka dan gosok gigi.

"Winnie mulu" sahut Andre. "Udah jadian belom sih lo?"

Gue menyahut dari kamar mandi yang berada dikamar, "Belom. Tapi akan!"

Hmm, kayaknya gue pernah ngomong kaya gitu juga. Kapan? Dimana?

Ah, shit!

Kemaren, di Daylight, dan ngomong ke Rakhanjing. Nginget namanya aja udah bikin darah gue mendidih.

Andre tertawa, "Widih, bakal dapet sejuta dong lo? Hahahaha"

"Walaupun Harris dapet satu juta juga paling buat booking table" tambah Dimas.

"Boleh lah, gue udah lama nggak ke club. Ntar malem?" Tanya Gilang.

Gue keluar dari kamar mandi dengan rambut yang acak-acakan, "Nggak bisa. Besok gue mau jogging sama Winnie"

"What the fuck?" Teriak Gilang. "What did you say?"

"You heard me clearly, buddy" balasku.

"Seorang Harris menolak ke club cuma gara-gara besoknya mau jogging sama cewek?" Tanya Gilang memastikan.

"Yup"

"Seriusan, Bro?" Tanya Dimas. Gue cuma mengangguk. "Kok belom jadian? Keburu waktu lo habis dan Winnie diembat sama yang lain, baru tau rasa! Siapa tuh kemaren nama cowo yang modus modus tai ke Winnie? Rama? Raskal? Ah! Rakha!"

Mendengar nama Rakhanjing lagi, rahang gue mengeras. Bocah satu itu.

"Gue belom ngajakin jogging, sih" gue menghela nafas dan duduk dikasur.

Andre menepuk bahu gue keras, selalu. Sengaja pastinya. "Malem ini ke club, gak usah minum. Gimana?"

"Ya ngapain, bego? Nontonin orang lain seneng-seneng dan kita cuma duduk minum soda? Orange juice? Dammit gue nggak mau! Gue mau asik-asik malem ini! Penat abis UTS!" Bantah Gilang.

"Yang bilang lo nggak boleh minum, siapa bego? Harris doang yang nggak boleh!" Kata Dimas.

"Oh iya. Hehe" cengir Gilang. Dimas memutar bola matanya kesal.

"So, buddy. Gimana sama Winnie? Kira-kira dia udah jatoh ke perangkap lo?" Tanya Andre.

Gue menaikkan kedua bahu, nggak tahu mau jawab apa.

"Gue juga gak tau"

"Bego! Waktu lo tinggal dikit!" Teriak Andre, "Atau.. Lo yang malah jatuh cinta sama dia? Iya kan? Ngaku lo, Ris!"

Gue mendelik. Jatuh cinta? Sama Winnie? Nggak. Nggak akan pernah. Gue nggak merasakan jatuh cinta. Dan nggak mau.

"Kayaknya sih gitu" sahut Dimas sebelum gue bisa menjawab, "Kemaren kalian nggak liat tampang cemburunya Harris pas Winnie sama cowok lain. Harris cemburu, bro. Percaya gak?"

Kedua temen gue menatap gue kaget, dan guepun kaget.

Cemburu? Nggak!!!!!

"Gue nggak cemburu sama Winnie!" Bantah gue cepat. "Jangan sok tahu lo, nyet!"

30 Days With The Bad BoyOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz