Chapter 20 (Revisi✔️)

9.8K 1K 52
                                    

*Pic of Princess Lily on the right (multimedia) >>

PLEASE LEAVE YOUR VOTE before you read the next chap! I'VE BEEN WORKING SO HARD FOR THIS :) ILY <3

***

"Aku mau menikah denganmu... Asal dengan satu syarat..."

Detik itu juga sebuah cengiran tersungging di wajah Niall. Mendengar kata 'aku mau menikah denganmu' saja ia sudah sangat bahagia. Ketahuilah bahwa Niall rela dan siap untuk melakukan apa saja yang Demetria minta.

"Tentu. Sebutkan saja syaratnya. Aku akan melakukannya."

Demi berdiri dari kursinya dan berjalan menuju pintu balkon kamarnya yang terbuka, "Berdirilah." Perintahnya. "Kau lihat lahan kosong itu?"

Niall berjalan mengikuti sang putri. Dilihatnya sebuah lahan besar yang berada di belakang kamar Demetria. "Ya."

"Tanam lima ratus wortel di lahan itu dalam satu hari. Jika kau berhasil kau boleh memiliki lahan tersebut." Tutur Demi. Kini ia menoleh ke arah Niall dan memandang ke dalam matanya, "Dan aku akan menikah denganmu. Tentunya atas persetujuan sang Ratu."

Sungguh tidak ada kata yang bisa menggambarkan betapa bahagianya perasaan Niall saat ini. Air mukanya menunjukan bahwa kini semua harapannya bisa terkabul. Harapannya untuk menikahi gadis yang ia puja akan terlaksana.

Tapi mengingat syarat yang diberikan, apakah Niall sanggup melakukannya? Menanam lima ratus wortel dalam sehari??

Itu mudah. Pikirnya.

"Tentu. Aku akan melakukan apapun untukmu, tuan Putri."

Demi mengulas senyum, "Kau bisa memulainya lusa nanti. Sementara itu aku akan meminta persetujuan dari ibuku."

"Apa aku perlu menemanimu?"

Demi tergelak, "Memang kau yakin jika kehadiranmu bisa membuatnya setuju?"

Niall menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal, "Kemungkinan begitu. Bukankah dulu beliau sendiri yang hendak menolongku untuk menikahkanmu denganku?"

Lagi-lagi Demi tergelak, "Kita lihat saja nanti.... Niall."

***

Lagi-lagi Lily hendak menemui kakaknya secara diam-diam di dalam sel-nya. Namun ia memilih waktu yang tepat dimana pengawal datang untuk membawa makan malamnya—mengingat ia tidak memiliki kunci untuk membuka jeruji sel itu.

Begitu salah seorang pengawal datang ke arah tower, Lily langsung memunculkan batang hidungnya. Dengan cepat ia mengayunkan balok kayu yang ia telah siapkan ke kepala pengawal tersebut. Beruntung, hanya dengan satu pukulan darinya pengawal itu sudah jatuh pingsan beserta dengan nampan dan makanan yang ia bawa untuk Pangeran Liam.

Lily langsung menarik pengawal itu ke tempat gelap dan merogoh celana pengawal tersebut untuk mencari kunci yang ia maksud. Setelah ia mendapatkannya, Lily langsung bergegas menaiki anak tangga dan memanggil sang kakak.

"Liam." sahutnya.

"Lily?" Pangeran itu berjalan mendekat ke arah jeruji sel. "Apa kau sudah bertemu dengan Amanda?"

"Ya."

"Apa yang ia katakan?"

"Ia menunggumu. Dan sekarang saatnya untuk kau pergi menemuinya." Ucapnya tergesa-gesa. Napasnya kini tidak beraturan akibat menaiki anak tangga yang jumlahnya hampir ratusan.

Kening Liam mengerut, "Apa maksudmu?"

Dikeluarkannya sekumpulan kunci yang sedari tadi ia genggam. "Aku akan membantumu untuk kabur."

The Secret Affairs (REVISI ✔️ - One Direction Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang