Chapter 19 (Revisi✔️)

8.8K 994 29
                                    

Niall masih saja terus memandangi tanahnya yang sudah hangus. Sudah lama sekali ia tidak menangis tersedu-sedu seperti sekarang. Satu-satunya mata pencaharian Niall sudah lenyap terbakar oleh api yang entah datang dari mana.

Sementara itu Amanda masih terpaku di tempatnya. Matanya memerah akibat kepulan asap serta air mata yang membanjiri kedua matanya. Tak lama setelah itu ia mendengar langkah kaki kuda yang mendekat ke arah mereka.

Ketika Amanda berpaling, dilihatnya Zayn yang tidak kalah terkejutnya melihat kepulan asap serta tanah hitam yang kini telah menggantikan kebun hijau milik Niall. Zayn langsung turun dari kudanya dan menghampiri Amanda.

"Apa yang terjadi?" tanyanya prihatin.

Amanda hanya menggeleng dan menangis. Tak satupun kata yang terucap dari bibir merahnya itu. Tapi setidaknya kini ia tahu bahwa pelakunya pasti bukan Zayn, karena pangeran Scandinova itu sendiri tidak kalah terkejutnya dengan si kembar Horan.

Detik itu pula Zayn menariknya dalam pelukan dan mengusap-usap punggungnya. Zayn mendesis memintanya untuk tenang, sementara Niall mulai berdiri dan berjalan mendekati tanahnya itu.

Well, setidaknya kuda mereka selamat dan tidak ikut terbakar. Mungkin ini saatnya untuk menjual kuda putih itu?

***

Malam itu Lily memutuskan untuk berjalan-jalan di dalam kastilnya. Ia mencari-cari Liam karena sudah beberapa hari ini ia tidak bertemu dengan kakaknya itu. Ia pikir mungkin Liam sedang bertugas di luar atau sibuk menemui Amanda.

Toh, dari pada terus menerus bermuram durja sendirian di dalam kamarnya, lebih baik ia mencari teman untuk bercerita. Namun tepat disaat ia hendak masuk ke dalam singgah sana Raja dan Ratu, ia bisa mendengar dengan cukup jelas bahwa kedua orang tuanya itu sedang memperdebatkan sesuatu.

"....Kau dengar dengan jelas bukan apa yang Derek katakan padamu? Gadis itulah yang menyebabkan Liam memberontak terhadap kita. Gadis itu pula yang menjadi penyebab mengapa Lily tidak jadi menikah."  Ujar Ratu.

"Elizabeth, kita sudah membakar tanah mereka. Setidaknya itu sudah menjadi suatu peringatan baginya agar ia tidak mendekati keluarga kerajaan lagi. Aku yakin ia pasti sadar akan hal itu."

"Tidak sampai gadis itu pergi." Ratu merendahkan suaranya. "Kita harus mengasingkannya."

Lily langsung melenguh. Ia terkejut bukan main ketika Ratu menginginkan Amanda agar diasingkan dari Westfield. Kedengarannya sedikit tidak masuk akal memang, karena seharusnya Lily senang jika Amanda tidak ada, tapi ini justru kebalikannya. Lagi-lagi putri itu tidak memikirkan tentang dirinya, melainkan orang lain—Zayn dan kakaknya.

"Kita sudah mengurung Liam di atas tower. Tidakkah itu cukup membuatnya enggan menemui gadis itu lagi?"

Mereka mengurung Liam di atas tower?? Batin Lily.

Ratu tergelak, "Yang Mulia, pangeran Liam bisa saja menemui gadis itu kapanpun ia mau kecuali ia tidak mengetahui di mana gadis itu berada." Tuturnya. "Aku mohon padamu. Aku hanya ingin anak-anakku bisa hidup bahagia dan tentram tanpa gadis itu." desahnya.

Selama beberapa saat keadaan menjadi hening. Raja masih menimbang-nimbang ucapan istrinya. Sementara itu Lily semakin mendekatkan telinganya ke pintu besar berlapis emas itu. Ia berharap Raja akan menolaknya.

"Baiklah. Aku akan menyuruh Derek untuk membawanya ke utara dalam tiga hari ke depan."

Ratu Elizabeth langsung bernapas lega mendengar keputusan suaminya. Kali ini ia yakin putranya tidak akan pernah bisa bertemu gadis itu lagi.

The Secret Affairs (REVISI ✔️ - One Direction Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang