Chapter 9 (Revisi✔️)

12.9K 1.1K 32
                                    

Demetria memang gadis yang tidak sabaran. Ia mengikuti kemana adiknya pergi. Tentunya secara diam-diam. Kudanya berlari pelan mengikuti kuda hitam yang ditunggangi Zayn. Begitu Zayn masuk ke dalam hutan, Demetria langsung memecut kudanya agar berlari lebih cepat.

Zayn menunggangi kudanya ke arah jalan setapak yang pernah mereka lewati. Demetria tentunya masih ingat kemana jalan setapak itu akan membawanya. Dan benar saja, Zayn menghentikan kudanya tepat di depan kebun si kembar Horan.

Demetria hanya bersembunyi di balik pepohonan. Ia memperhatikan Zayn yang berjalan mendekat ke arah gubuk. Diketuknya pintu itu oleh Zayn.

Tak lama kemudian seseorang pun membukanya. "Selamat siang." Tutur Zayn.

Mulut serta kedua mata Amanda terbuka lebar dengan cepat. "Selamat siang... Yang Mulia?"

Zayn mengulas senyum, "Apa kabar, Amanda? Apa aku mengganggumu?"

Amanda menggeleng, "Tidak. Ada apa gerangan Yang Mulia datang kemari?"

Zayn mendengus masih sambil tersenyum, "Kau tidak mempersilakan aku masuk?"

"Ah, ya Tuhan. Maafkan aku. Silakan masuk Yang Mulia. Maaf rumahku sangat sempit."

Zayn terkekeh, "Tidak apa-apa. Ya sudah, kita bicara di luar saja. Ada beberapa hal yang ingin kutanyakan padamu."

Kontan, Amanda mengikuti kemana Zayn melangkah. Ia sempat terkejut melihat Zayn datang seorang diri.

"Jadi ada apa, Yang Mulia?"

"Aku kemari untuk menanyakan beberapa hal mengenai tanah yang kau tinggali, beserta kebun-kebun itu."

"Maksudmu?"

Zayn memalingkan wajahnya pada Amanda, "Apa tanah ini milikmu?"

Amanda tergelak, "Tentu saja. Orang tuaku yang mewariskannya pada kami."

"Kami? Jadi kau tidak tinggal sendiri?"

Gadis itu menggeleng, "Aku tinggal dengan kakakku. Sekarang ia sedang pergi ke desa sebelah."

"Begitu? Well, bisa kulihat surat-surat tanahmu?"

Lagi-lagi Amanda tergelak, "Yang Mulia, sungguh sebenarnya ada apa ini? Mengapa tiba-tiba kau ingin melihat surat-surat tanah ini?"

"Aku berniat untuk mengambil alih tanah ini."

"Apa?!" kening Amanda mengerut dengan cepat. "Mengapa??"

Zayn bergeming tak menjawab. Ia melangkahkan kakinya dengan kedua tangannya di belakang pinggang sembari melihat wortel-wortel yang sebentar lagi siap di panen. "Aku ingin membangun sebuah tempat latihan di tempat ini. Ini tempat yang sesuai."

"Kau tidak serius, kan?!" Amanda berlari kecil mengejarnya.

Zayn menoleh ke belakang, "Tentu aku bersungguh-sungguh. Tapi, jika kau memiliki surat-surat tanah ini, mungkin akan kupertimbangkan lagi."

Amanda tergelak heran. Matanya jelalatan kesana kemari memikirkan apa yang akan terjadi jika ia membiarkan kerajaan Scandinova mengambil alih tanahnya.

"Tunggu disini." Gumamnya. Ia langsung berjalan cepat ke dalam gubuknya dan mencari surat-surat tanah yang ia simpan di bawah tempat tidurnya.

Sementara itu Demetria yang sedari tadi bersembunyi di balik pepohonan memutuskan untuk kembali ke kastil. Setidaknya ia sudah tahu tempat yang dimaksud oleh Zayn. Demetria sama sekali tidak memiliki pendapat apapun mengenai ide Zayn ini. Hanya saja ia kesal mengapa adiknya menemui gadis itu lagi.

"Ini." Amanda memperlihatkan surat-surat tanahnya.

"Hmm... sayang sekali." Ucap Zayn hampir bergumam. Ia sedikit kecewa karena ternyata perkataan Amanda adalah benar. Tanah-tanah itu adalah milik Horan bersaudara. "Baiklah. Aku mengurungkan niatku untuk mengambil alih tanah ini."

The Secret Affairs (REVISI ✔️ - One Direction Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang