Rekan 2

5 1 0
                                    

Sang Ryung diam saja saat Hoon Jin sibuk menerangkan misi yang akan mereka lakukan. Jujur saja Sang Ryung tidak menyangka Hoon Jin akan memasukkan dirinya ke dalam tim misi.

Sang Ryung hanya berpikir dirinya akan dijadikan tahanan mati.

"Bersyukurlah kau tidak dibunuh berkat Lee Hyeon Ren agasshi" ucap Hoon Jin saat menjemput Sang Ryung di ruangannya.

Sang Ryung ingat nama itu. Itu nama orang yang menjadikan Seul Bi sebagai salah satu pelayannya.

"Sang Ryung ssi, kau mendengarkanku kan ?" tanya Hoon Jin tiba-tiba.

Seluruh tatapan tidak suka langsung terjurus ke arahnya. Sejak awal tidak ada yang setuju dengan bergabungnya Sang Ryung dalam misi ini. Kalau saja itu bukan permintaan kepala keluarga Lee.

Sang Ryung dengar itu karena ramalan atau apalah yang mengatakan ada baiknya Sang Ryung ikut misi ini. Si peramal Lee Hyeon Ren itu yang menyeretnya dalam masalah.

'Aku juga tidak mau bergabung' batin Sang Ryung kesal.

"Memang apa baiknya bocah itu bergabung ? Toh jumlah kita cukup untuk misi ini tanpa perlu menambah bocah dalam tim" protes pria berjanggut yang duduk di seberang Sang Ryung

"Heh, kalau pun aku harus satu lawan satu denganmu Pak Tua, aku yakin aku yang akan keluar sebagai pemenang" ucap Sang Ryung memanas-manasi

"Apa katamu bocah ?!"

"Sudah... sudah... Han Gui ahjusshi yang memulai jadi jangan panas, Sang Ryung ssi juga jangan persulit posisiku yang harus mem-back-up dirimu terus-terusan" kata Hoon Jin melerai

"Siapa juga yang meminta" balas Sang Ryung lagi

"Hoon Jin ! Buang saja anak ini dari tim ! Bisa kacau misi kita nanti kalau ada anak ini" tambah pria yang lain disusul protes-protes yang terus mengalir

"Aaahh... Sang Ryung ssi, kumohon jangan persulit posisiku. Ini juga permintaan Hyeon Ren agasshi jadi apa boleh buat"

Begitu nama Hyeon Ren disebut, semua orang langsung diam. Sang Ryung mengangkat salah satu alisnya tinggi-tinggi

"Memang apa yang diharapkan agasshi ini dengan memasukkanku dalam tim ?" tanya Sang Ryung, masih menggunakan nada suaranya yang sok. Tapi kali ini tidak ada protes yang menyambut karena mayoritas yang ingin ditanyakan para protestan itu tercangkup dalam pertanyaan Sang Ryung

Hoon Jin mengangkat kedua bahunya "Kita bisa lihat nanti"

Hoon Jin mulai berdehem untuk membalikkan alur pembahasan."Jadi, misi hari ini hanya pergi mengintai di sekitar Jeonju, kalau kalian melihat orang suruhan keluarga Park atau keluarga Park itu sendiri, segera melapor. Jangan bertingkah yang membuat curiga mereka"

Sang Ryung mendengus. Beginilah para aristokrat. Mereka hanya ingin kekuasan. Mereka membunuh anggota keluarganya hanya untuk menuduh keluarga Park untuk menghancurkan pihak Park dan Kim sekaligus dan menyisakan keluarga Lee sebagai penguasa tunggal. Menggelikan.

Ingin rasanya Sang Ryung mengumumkan seluruh korea tentang rencana picik ini tapi tangan dan kakinya terlajur dirantai.

Bagaimana caranya mendapatkan obat penawar untuk Seul Bi tanpa harus terikat dengan keluarga Lee ? Dan apa alasan keluarga Lee menggunakan cara yang rumit seperti ini ? Kenapa tidak langsung bunuh saja dirinya dan Seul Bi untuk tutup mulut ?

"Sang Ryung ssi, kita harus keluar" ajak Hoon Jin tiba-tiba. Entah sejak kapan rapat kilat itu selesai.

Sang Ryung mendengus sambil beranjak bangkit dan mengekori Hoon Jin

"Aku belum memaafkanmu, dan tidak akan pernah memaafkanmu" ucap Sang Ryung tepat di belakang punggung Hoon Jin.

"Kalau begitu kenapa kau tidak tusuk aku dengan pedangmu sekarang ? Aku hanya prajurit, seorang assasin, bukan orang penting yang sampai membahayakan nyawa Seul Bi ssi kalaupun kau membunuhku" balas Hoon Jin tanpa berbalik menatap Sang Ryung.

"Aku akan melakukannya. Tapi bukan sekarang waktunya" jawab Sang Ryung sambil berjalan lurus melewati Hoon Jin

"Oh, ya ?" Hoon Jin menyeringai sambil menatap punggung Sang Ryung.

Hoon Jin meyakinkan dirinya sendiri untuk menjaga punggungnya baik-baik karena rekannya sendiri justru ingin membunuhnya.

Sang Ryung sama sekali tidak berbalik badan saat Hoon Jin berjalan di belakangnya. Entah kenapa Hoon Jin yakin, kalaupun ia ingin menyerang Sang Ryung detik ini juga, dirinya yang akan kalah.

"Yeah, kita sama-sama mengawasi punggung masing-masing" ucap Hoon Jin dengan nada suaranya yang terdengar riang, sama seperti saat dirinya menemani anak-anak panti asuhan Kim Hye Soon dulu.

Nabi "Butterfly"Where stories live. Discover now