|| Epilog untuk Nona Teh & Tuan Kopi ||

43.9K 4.2K 1.8K
                                    


Untuk Mbak uniessy, terima kasih atas kritik, saran, dan dukungannya semenjak tahun lalu. Saya bersyukur, karena kalau bukan atas kritik Mbak buat ceritain masa lalunya Regen agar manusia ini lebih hidup, saya nggak akan belajar gimana susahnya riset untuk nulis itu. Terima kasih atas dukungannya. Komentar Mbak banyak banget, tapi dari semuanya, ini yang paling saya suka:

ya sudahlah, Saras. Yang ngga mau baca cerita ini ya biarkan saja. menulislah meski hanya kamu seorang yang membaca tulisan kamu. Lagian, isi cerita kamu bagus kok. ga merusak. ga jualan sensualitas demi menarik keinginan orang orang untuk baca.Kamu jualan nilai kehidupan. Mungkin sebagian merasa boring, soale ga ada cium2annya? ga ada adegan esek2nya? mungkin karena ga terlalu banyak percakapan? AH ENTAHLAH.

Menulis itu penuh pertanggungjawaban, Ras. ga cuma sekadar ngetik, dipublish, dan kemudian dapat jutaan vote.

Menulis itu ngga semudah dan semurah itu, Ras

Nulis itu butuh mikir. Bahwa tulisan kita tidak merusak yang baca. Bahwa tulisan kita tidak menggeret kita ke neraka. Bahwa tulisan kita memberi makna setelah dibaca oleh si pembaca tersebut. Jadi, kalau kamu sudah di jalan yg benar, ya komentar2 cuma sekadar 'tokoh nya ketuaan' atau 'narasinya kebanyakan' mah ga usah dipeduliin. Kecuali komentar 'Wah abis baca ini gw orgasme' atau 'Gila abis baca ini gw buru2 mandi wajib' Nah kalau ada komentar itu baru mikir... 'gila mudhorot amat tulisan gw!' :v

Ya gw sik cuma bisa kasih saran begitu doang. Gw cuma senang aja ada anak muda yang kayak lo gini, yang ngga cuma jualan kisah cinta, dan sama sekali ga jualan adegan esek2 di tulisan2nya.

Ya elah, lagian, tujuan kita nulis tuh apa sih? Cari popularitas?hiyuuuuhhh~ buat apa popular di bumi tapi dibenci langit?Di bumi tulisannya dibaca milyaran orang dan yg baca jadi error karenanya. Malah jadi pemberat di yaumul hisab.

mamam tuh popularitas.

-;-;-;-;-


-DELETED-


Alasan penghapusan bisa dibaca di author's note chapter 3 dan 7 NTdTK serta part author's note di Taklik

Nona Teh dan Tuan Kopi [TERSEDIA DI TOKO BUKU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang