Part 6: The Baseball Man's Sadness

67 3 0
                                    

Tashiki's POV

"Hyo! Hyo! Are you still there?!" Kyu Hyun meneriakkan nama sahabatku itu setelah dia mendengar suara gedoran pintu dari dalam dan seseorang yang berteriak.

"Ayo! SATU, DUA, TIGA!" lalu mereka bertiga secara kompak mendobrak pintu teater yang besar itu.

Aku langsung berjalan mundur ketika ketiga namja itu berusaha mendobrak pintu itu. Setelah dobrakan ketiga, akhirnya pintu besar itu terbuka. Hyo berlari keluar dan memeluk Dong Hae.

"Hae-a!" lirih Hyo di pelukan Dong Hae.

Sebagai sepupu yang baik, dia memeluk balik yeoja-nya itu. "It's okay, Hyo-a." ucap Dong Hae.

"INI SEMUA KARENA DIA!" Hyo menunjuk-nunjuk kesal ke arah Kyu Hyun. Kyu Hyun hanya cengar-cengir. Entah itu nyengir gara-gara dia bersalah apa dia emang evil?

"HYO-A!" aku berlari ke arah Hyo dan memeluknya.

"TA-CHAN!" dia melepas pelukan Dong Hae dan memelukku.

"Daijoubu? (kamu gak apa-apa?)" tanyaku.

Dia mengangguk, "But a little bit scared. BECAUSE OF HIM!" Hyo menunjuk-nunjuk Kyu Hyun untuk kedua kalinya. Kualat dia.

Tiba-tiba Henry muncul dari pintu besar itu. "K-kau sama Henry tadi di dalem sana? BERDUA?" aku memelototkan mataku, yang sebenarnya gak bisa melotot, alias-

"Hey, SIPIT! Udah kubilang ini salah dia! Salah CHO KYU HYUN! Dia menarik-narikku ke sini, tiba-tiba dia pergi, dan akhirnya pintu ini terkunci!" Hyo menatapku dengan deathglare-nya sambil menunjuk-nunjuk Kyu Hyun untuk KETIGA KALINYA.

"Oke, aku emang sengaja membawamu kemari, TAPI AKU TIDAK MENGUNCI PINTU ITU!" Kyu Hyun berteriak dari kejauhan.

Sedangkan aku, Nino, Dong Hae, dan Henry hanya diam saja. Menurutku, perkelahian yang paling sengit dan yang paling seru untuk dilihat ya cuma pas Hyo dan Kyu Hyun berantem. Never ending. Bukan Happy Ending (?)

Aku berjalan mendekati Henry, "Henry-san, are you alright?" tanyaku prihatin.

"I'm totally alright!" dia memberiku senyuman manisnya dan acungan jempolnya. Aku mengacungkan jempolku juga dan berbalik arah. Sekilas, aku melihat Nino berjalan menjauh dari kerumunan ini.

Aku berlari ke arahnya. "Nino-kun!" dan aku berhenti di depannya. Dia pun berhenti. "Kau kenapa? Tumben kau tidak seceria tadi." Aku berkacak pinggang sambil menatap Nino dengan heran.

"Iie, daijoubu desu (tidak, aku tidak apa-apa)." katanya dengan mimik mukanya yang belum berubah.

"Nino-a!" Hyo berlari menuju ke arah kami berdua. "Gomawo yo, Nino-a (terima kasih, Nino)." Hyo tersenyum kepadanya. Nino hanya tersenyum kecil dengan terpaksa lalu berjalan lagi menjauhi kita semua.

"Dia kenapa, ya?" tanyaku heran.

"EH? Apa aku nggak salah denger, ya? Ta-chan sekarang jadi PERHATIAN gini sama Nino-a." Hyo meledekku.

"IIE! (tidak!) Kau pikir aku menyukainya gitu? Oh, dia tidak selevel denganku." ucapku terang-terangan. Yang lainnya menatapku dengan mimik "Hah?" dan aku hanya menutup mukaku dengan bukuku.

Lalu kami semua balik ke kelas. Karena Ibu sedang tidak ada di rumah, jadi aku langsung berpamitan dengan lainnya dan langsung menuju ke rumah.

Sesaatnya di rumah, aku langsung mengambil hpku dan segera mengetik sms untuk Wookie-nii.

Happy EndingWhere stories live. Discover now