Part 10: Missunderstanding Part 1

51 1 0
                                    

Tashiki's POV

Aku berbaring di ranjangku. Ini kedua kalinya Nino mengantarku pulang ke rumah. Aku menatap langit-langit kamarku dan teringat ketika aku merasakan kehangatan di tengah dinginnya cuaca. Aku tidak tahu, but I feel safe whenever I go with him, beside him.

Aku mengucek mataku untuk menyadarkanku dari lamunan ini. Dasar suara batin mengganggu! Tapi sejujurnya ini memang benar. Aku senang kalau ada dia. Dan entah kenapa, aku sekarang sudah sedikit melupakan Henry. Senyuman terakhirnya yang di laboratorium pun aku sudah lupa. Ah, oke, aku benar-benar sudah kelewatan. Lebih baik aku memejamkan mataku untuk beristirahat.

•••

Nino memarkirkan motornya di garasi sebelah rumah temannya ini. Dia membunyikan bel, dan keluarlah seorang dansei (cowok) bertubuh tinggi dan kurus seperti dirinya.

"Nino-kun, kenapa kau ke sini?" Tanya dansei tersebut.

"Memangnya aku tidak boleh masuk? Di luar sini dingin, baka! Aku kehujanan!" bentak Nino.

Dansei tinggi itu tertawa, "Jodan desu yo, Nino-kun (aku hanya bercanda)." lalu dia membukakan pintu pagar, Nino langsung masuk, dan membuka jaket motornya itu.

"Kau habis dari mana?" Tanya dansei itu.

"Aku dari universitas, Aibaka." Nino menggantung jaketnya di meja teras. "Aku boleh meminjam bajumu?" Aiba tersenyum dan mengangguk. "Arigatou ne! (makasih, ya!)" Nino menyeruput ocha yang dibuatkan oleh Aiba dan duduk di depan perapian dengan selimut menyelimuti dirinya. Aiba duduk di sebelahnya dengan ochanya juga.

Aiba melirik Nino yang sedaritadi tersenyum dengan malu. "Pasti ada sesuatu terjadi. Katakan! Katakan, Nino, KATAKAN!" Aiba mengguncang-guncang pundak Nino.

Nino hanya tertawa terbahak-bahak, "Kau tak akan mempercayai ini, Aiba. IT WAS SUGOOOII! (kereeeenn!)" Nino melepas tangan Aiba dari pundaknya dan tersenyum lebar.

"Please, tell meee."

"oke oke, I'll tell you." Lalu Nino menceritakannya dengan detail. Aiba memasang ekspresi wow! I can't believe it! Oke, dia memang sedikit lebay, tapi memang seperti itu orangnya.

"HONTOU NI? (benarkah?)"

"Ne! (iya!)" jawab Nino dengan senyum lebar khasnya. "Yah, tapi aku sedikit kasihan sama Ta-chan." Nino sedikit menundukkan kepalanya.

"Doshite? (kenapa?)" Tanya Aiba.

"Penyakitnya itu, sepertinya dia tidak tahan dengan dingin." Jelas Nino sambil menyeruput ochanya. Aiba hanya mengelus-elus punggung sahabatnya yang berbadan LCD itu.

•••

Tashiki bersenandung kecil saat melewati jalanan di dekat stadion klub Inggris raksasa Manchester United.

"Irasshaimase!" Tashiki memasuki sebuah minimarket Jepang. Dengan gembira ia mengambil beberapa barang dan makanan. Ia ingin berterima kasih kepada seseorang yang beberapa waktu ini menyita perhatiannya.

•••

Hyo Rin berguling-guling di kamarnya sedangkan Kyu Hyun masih sibuk dengan PS nya, dia memang bermain di dalam kamar Hyo Rin dan Dong Hae dengan segepok bukunya, Cho Ah Ra terdengar sedang bersenandung manis di dapur bersama Lee Dong Hwa.

"Oppa! Menurutmu apakah lebih baik aku memberi seseorang hadiah?" tanya Hyo Rin.

Dong Hae menoleh lalu ia berjalan menuju tempat tidur Hyo Rin dan duduk di pinggiran tempat tidur lalu ia menatap yeoja kesayangannya itu. "Daebak! (hebat!)" ucapnya singkat dengan kedua jempol yang diacungkan, sedangkan Kyu Hyun manggut-manggut membenarkan, mereka berpikir adiknya akan akur dengan orang yang mereka tebak, namun...

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 26, 2016 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Happy EndingWhere stories live. Discover now