Part 2: The Vast-Brown-Man

120 2 0
                                    

Tashiki's POV

Aku menutup buku bahasaku, menghela nafas, lalu merenggangkan ototku.

"Excuse me."

Aku menoleh dan sedikit tertegun. Di depanku kini seorang pria berdiri dan tersenyum kepadaku. "Y-Yea? May I help you?"

Pria itu tersenyum, "Well if you don't mind, could you please tell me where the headmaster office is?" tanya pria tersebut, aku tersenyum lalu berdiri dan merapikan buku-bukuku. "Oh, I mean, Just tell me! You don't need to accompany me. It will make me feel so rude!"

Aku menggeleng, "You're new right? It's my responsibility to tell you where the head master office is as a tour guide." aku menyengir lalu berjalan, namun beberapa langkah aku merasakan kalau dia tidak mengikutiku, "What are you doing there? Come!"

"Is it fine?"

"Yea, no problem." Lalu namja itu mengikutiku. "So where do you come from?"

"Canada, I come from there."

Aku mendecak kagum, "Really you are? Wow, I can't believe it! But hey, actually you didn't look like Canadian at all."

"Well, because I have a little descendant from China, but I was born in Canada."

Aku mengangguk mengerti, "Mmm, what's your name, anyway?"

"My name is Henry Lau, you can call me Henry." Pria itu tersenyum dan menjulurkan tangannya.

DEG.

Apakah ini cuma perasaanku saja apa dia ini benar-benar ganteng saat dia tersenyum? Jantungku berdebar sangat kencang. Tidak seperti biasanya. Aku hanya terdiam melihat tangannya yang putih dan lembut. Lalu aku melihat sekilas ke wajahnya. Wajahku seketika menjadi merah.

"Hey? Are you okay?" dia mengibaskan tangannya di depan mataku dan membuatku tersadar.

Aku menggeleng-gelengkan kepalaku, "Ah, no, no, I'm okay." aku membalas senyumannya. "My name is Tashiki, Naotsu Tashiki. Dozo yoroshiku (Senang bertemu denganmu)," Aku pun menjabat tangannya. Dan tak terasa sudah sampai di ruangan yang ia cari. "Here's the headmaster office," aku menunjuk pintu yang ada di samping kiriku.

Dia tersenyum, "Thank you so much, mmm, Ta...." dia meletakkan jari telunjuknya di dahinya, bersikeras untuk mengingat namaku.

"Tashiki." ucapku sambil menghela nafas.

"Ohahaha, I'm so sorry, Tashiki. Thanks for accompany me to the headmaster office, and I'm sorry again because I'm so bothering you." dia membungkuk sedikit.

"Oh, no, it's okay actually." aku tersenyum ke arahnya, dia tersenyum juga, lalu dia memasuki ruangan kepala sekolah.

Oh my God, He's so handsome! Aku merasakan kalau mukaku memerah lagi. Dan aku menepuk-nepuk pipiku agar mukaku bisa normal. Tapi wajahnya yang putih dan mulus itu tidak bisa hilang dari pandanganku...

Oke, aku benar-benar sudah hilang kendali. Ini terlalu berlebihan. Akhirnya kututupi wajahku yang memerah ini dengan buku-bukuku.

"Eh, Ta-chan? Apa yang kamu lakukan di sini?" tiba-tiba ada seorang perempuan datang. "Dan kenapa mukamu merah?" Hyo--perempuan itu--menatapku dengan heran.

Aku mengguncang-guncang bahunya, "Hyo-a! aku mati, Hyo Rin-a! AKU MATI!"

Dia menghentikan guncanganku. "Tunggu dulu! Sebenarnya apa yang terjadi padamu, hah?"

Happy EndingWhere stories live. Discover now