New Life

52.2K 3.8K 15
                                    

"Sudah siap?"

"Bentar Kak, tinggal pakai kaos kaki." Buru-buru Naira memakai kaos kakinya. Dia tidak ingin membuat Reza menunggu lama. "Memangnya kita mau kemana Kak?" Tanya Naira yang berjalan bersisian dengan Reza.

Naira nampak cantik dengan gamis berwarna biru, di tambah dengan jilbab berwarna senada. Dia sedikit memakai bedak diwajahnya supaya tidak terlihat kusam dan berminyak. Selama menikah, dia hanya memakai make up ketika dirumah bersama suaminya saja.

"Kakak mau bawa kamu ke suatu tempat." Selalu, Reza membuat Naira bertanya-tanya sendiri. Suaminya itu selalu penuh kejutan menurutnya.

Reza membelokkan mobilnya di gerbang yang berplang "Panti Asuhan Kasih Bunda". Naira nampak bingung.

"Nai, kakak minta keridhoanmu karena sebagian dari gaji Kakak, Kakak sumbangkan ke panti ini. Uangmu itu hakmu, tapi Kakak juga wajib memberikan nafkah kepadamu. Kakak ngga mau ada salah paham. Ngga bisa dipungkiri juga salah satu kehancuran rumah tangga karena faktor ekonomi." Ucap Reza yang menatap istrinya lekat.

Naira langsung paham apa yang dimaksud Reza. Dia tersenyum. "Insya Allah Kak, aku ridho. Karena rejeki yang kita dapat ada haknya mereka."

Dalam hati Naira senang bukan main, dia teringat oleh sabda Nabi SAW : Saya dan orang yang memelihara anak yatim (dengan baik) ada surga bagaikan ini, seraya beliau memberi isyarat dengan jari telunjuk dan jari tengah dan beliau rentangkan kedua jarinya itu. (HR. Bukhori).

Ya Allah terima kasih telah memberikanku suami yang shalih dan juga peduli sesama. Persatukanlah kami kembali di Jannah-Mu kelak. Aamiin. Dalam hati Naira berdoa.

Reza dan Naira kemudian turun dari mobil. Mereka jalan bersisian. Reza menggenggam tangan Naira yang terasa pas menurutnya. Naira hanya tersenyum menyadari hal itu.

Sampai di depan pintu, Reza mengetuk pintu tersebut. Tak lama kemudian, muncullah seorang Ibu paruh baya yang memakai jilbab merah marun. Ibu itu memperkenalkan dirinya ke Naira begitupun sebaliknya. Bu Ambar-yang Naira ketahui nama Ibu itu. Lalu Bu Ambar menyuruh mereka untuk masuk.

"Om Ejaaaaaaa." Datang seorang anak kecil sambil berlari ke arah Reza. Anak kecil itu mempunyai pipi chubby, mata bulat, dan hidung mancung. Naira sampai gemas dibuatnya.

"Om Eja, Ayim kangen sama Om." Ucap anak itu yang memanggil diri sendiri dengan sebutan Ayim. Reza langsung berjongkok mensejajarkan tinggi badannya dengan anak itu. Lalu menggendongnya. "Om Eja kok ngga pernah main lagi sih." Anak itu mengerucutkan bibirnya. Lucu.

"Maaf Ayim, Om Eja sibuk. Sebagai gantinya bagaimana kalau nanti kita main futsal lagi. Ayim mau ngga?" Anak itu langsung mengangguk mengiyakan.

Naira yang melihatnya senyum-senyum sendiri. Bu Ambar bercerita kepada Naira kalau Ayim adalah anak kesayangan Reza di panti.

"Ciyeeee Om Eja bawa siapa tuh?" Ujar anak laki-laki yang memakai kaos biru.

"Pacarnya ya Om." Kali ini anak perempuan dengan rambut terkuncir satu menimpali.

Reza menghampiri kedua anak tersebut yang sedang bermain. "Istri Om Eja."

"Cuit-cuit." Anak berkaos biru menggoda Reza. Lalu Reza mengelus puncak kepala anak itu. Sedangkan anak perempuan yang di sampingnya hanya tersenyum saja.

"Tante Nai, kok Tante bisa suka sama Om Eja sih." Tanya Ayim yang sukses membuat Naira tersedak saat meminum tehnya. Saat ini mereka sedang berkumpul di ruang tamu panti.

Naira melirik Reza sekilas, dia tengah menyeringai ke arahnya. Naira berdecak sebal dan mengira kalau Reza yang mengajari Ayim bertanya seperti itu untuk menggodanya.

Ana Uhibbuk Yaa ZawjiyWhere stories live. Discover now