Daniel nt

1K 68 9
                                    

Daniel mengendari mobilnya menyusuri jalan raya yang begitu ramai, hal yang selama ini Daniel rahasiakan yaitu dia menyukai Sephora, Tapi sekarang dia harus menguburkan semua perasaan konyolnya itu. Bersaing dengan teman sendiri bukanlah fashion Daniel, karena dia gamau bertengkar perihal wanita makanya itu Daniel memilih untuk mengalah walaupun hatinya ga sudi.

Tangannya meremas stir mobil, urat urat tangannya sampai menonjol bahkan pandangan lurus kedepan. Mengingat kembali wajah Sephora saat ketawa bersamanya membuat Daniel semakin jatuh cinta, Sephora yang seindah itu harus dikelilingi oleh orang orang brengsek sepertinya.

"AKHH!!" Daniel berteriak sekencang mungkin.

---

Keesokan paginya, Sephora kesekolah dengan begitu cantik karena hari ini Nadia kakak kelasnya akan sepenuhnya menyerahkan jabatan sebagai ketua osis kepada Sephora karena Nadia sebentar lagi lulus. Walaupun begitu Sephora disekolah selalu dijulid oleh kakak kelasnya, mungkin karena mereka iri dengan Sephora.

Daniel yang tidak sengaja berpapasan dengan Sephora pun terpesona dengan  Sephora, kenapa perempuan ini selalu cantik setiap hari, mungkin Daniel bisa gila kalau Sephora selalu tampil cantik.

Sephora tersenyum tipis kearah Daniel, jantung Daniel berdebar begitu kencang, dia tidak bisa mengontrol dirinya.

"Gila, lo kenapa harus cantik banget anjing!" batin Daniel.

"Hai, Ra!" banyak murid murid yang menyapa Sephora dengan ramah, karena sebagian murid mengenal Sephora sebagai orang baik tetapi ada juga yang tak menyukai Sephora.

"Ehm.." Seorang pria dengan penampilan berantakan menghandang jalannya. Sephora mendongak menatap wajah pria tersebut, Ya Tuhan! mimpi buruk apalagi ini sehingga Sephora harus bertemu dengan Jefri manusia gila.

"Gue udah putus sama Gea, jadi lo sekarang jadi cewe gue," ucapan itu mampu membuat Sephora kaget bahkan melebihi kata kaget.

Jefri tersenyum miring, "gue tipikal manusia yang nggak suka penolakan. Jadi, gue mau lo jadi cewe gue."

Daniel yang mendengar itupun sempat terheran-heran, apalagi kedatangan Nael yang membuat Daniel semakin heran. Apakah Sephora bisa memilih, Sephora seperti disuruh pilih antara berlian atau emas.

"Engga. Gue gamau pacaran dulu, gu-"

"Apa gue harus ulang lagi ucapan gue? kalau gue nggak suka sebuah penolakan!" Jefri menekankan setiap kalimat yang ia ucapkan.

Nael yang baru datangpun langsung menampilkan ekspresi wajah yang cemburu, sial! kenapa dia harus bersaing dengan Jefri, yang ada dirinya akan kalah. Tetapi kali ini Nael akan berusaha, karena mereka berada ditempat yang setara.

Nael menghela nafas panjang kemudian melangkah mendekati kedua insan itu, semua pandangan orang-orang tertuju kepada ketiga manusia ini.

"Ke kelas, gue anterin," Nael langsung memegang pergelengan tangan Sephora.

Jefri yang melihat itupun menjadi panas dingin, dirinya langsung mendorong kasar tubuh Nael untuk tidak dekat dekat dengan Sephora.

"Lo belum tau apa budek? bukannya tadi udah denger sendiri, kalau sephora sekarang udah jadi cewe gue," ucap Jefri dengan menatap tajam Nael.

Nael terkekeh lalu memalingkan wajahnya, "Pacaran? kepedean banget lo, orang Sephora aja gamau."

Ingin rasanya Jefri melayangkan pukulan kepada Nael, tetapi keduanya berhasil dilerai oleh Sephora.

"UDAH! Gue kesekolah untuk belajar, bukan pacaran!"

"Berarti kalau udah pulang sekolah, boleh pacaran?" tanya Nael.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 18 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Big BoyWhere stories live. Discover now