7

50 1 0
                                    

Untuk merayakan diterimanya Qey sebagai buruh magang, kali ini Qey akan mengadakan SERBA 25.000 untuk pembelian paket di Karyakarsa dengan judul (1) Pff! Kampret Dosen is My Husband, (2) Gus! I Lap Yuh! (3) Dipaksa Kawin! & (4) Pelet Cinta Lolita. Batas waktunya sampai pada akhir bulan Mei, jadi teman-teman bisa mengumpukan uangnya terlebih dahulu.

Disclaimer 25.000 itu untuk satu judul ya. Silahkan kunjungi profil Karyakarsa Qeynov, klik pada bagian paket lalu pilih judul mana yang ingin kalian beli.

See you disana

*

*


"Kak Arsen, Kak Arsen. Ke sini cariin gue, ya?"

Dih, percaya diri banget, si Cacing Kremi. Orang gue ke sini mau cariin Rachell juga.

"Rachell mana?" tanya Arsen to the point sambil mencondongkan tubuh untuk melihat apakah Rachell di dalam kelas.

"Eh, Rachell yang mana?"

"Lo nggak kenal anak paling cantik di kelas ini? Dih, kurang gahul banget, loh. Calon bini gue, Rachell yang pake kaca mata sama giginya dipagar?" terang Arsen menjelaskan siapa yang kini tengah ia cari.

"Cewek cupu itu?"

Pertanyaan penuh semangat yang dilontarkan adik kelas Arsen mendapatkan hadiah toyoran maut.

"Sekali lagi lo manggil dia cupu, gue botakin rambut lo, Biji Nangka!" bentak Arsen tak terima. Baginya, hanya dia yang boleh merendahkan Rachell, orang lain tak memiliki hak. "Mana anaknya?"

"Belom dating, Kak."

Arsen menggelengkan kepala. Buat-buang waktu, sedangkan anak yang dicari belum datang ke sekolah.

"Ya udah kalau dia udah dateng suruh chat gue. Ngerti nggak lo?"

Si anak menganggukkan kepala. Ia terlalu takut untuk tak menuruti kemauan cucu dari pemilik sekolah.

Kedua mata Arsen memicing, merasa mangsa yang ia tunggu sedari pagi telah tiba di tempat kejadian. Memasang kuda-kuda, Arsen segera berlari kecil melewati lorong sekolah menuju papan mading.

"Mati lo, Cupu!" Arsen menarik rambut kuncir kuda Rachell.

"Auh, sakit, Arsen! Sakit!"

"Cupu! Lo tuh calon tunangan gue, kenapa gangguin Abang El terus. Gue botakin ya lo, Cupu!"

"Ogah, nggak mau sama lo. Lepasin rambut gue, Arsen!"

"Eh, ngomong apa barusan? Nggak mau tunangan sama gue? Gue tarik makin kenceng ya?"

Rachell menggelengkan kepala. Jahat banget, emang, si Arsen. Main jambak rambut orang aja.

"Bilang nggak mau jadi tunangan gue lagi? Makin rontok nih, ntar, rambut panjang lo," ancam Arsen lalu mengencangkan tarikan di rambut Rachell, membuat gadis itu semakin meraung kesakitan.

"Gue sukanya Bang El, ngerti nggak, sih!"

"Si Pager berani banget!" Arsen mendengkus, "Heh! Lo sadar dong, Abang tuh udah punya tunangan. Dia nggak suka sama lo! Jangan jadi cewek murahan bisa nggak, sih!"

Ucapan Arsen sukses menghantam relung hati terdalam Rachell. Selama ini, ia merasa tidak ada yang salah dengan rasa sukanya pada El. Jatuh cinta bukan sebuah dosa, kan? Lagi pula hak semua orang untuk terus berjuang, lalu kenapa Arsen jadi sibuk sendiri dengan urusan orang, batin Rachell.

"Awas lo ngadu ke Bang El, sok-sok cari perhatian pake seret-seret nama gue. Abis lo sama gue ya, Cupu!" Arsen menoyor kepala Rachell sebelum meninggalkan Rachell yang mulai terisak.

"Arsen jahaaat!" teriak Rachell kencang meski suara paraunya tak dapat disembunyikan.

Arsen menghentikan langkah. Ia mengembuskan napas pelan, sebelum berbalik dan menghampiri Rachell yang menundukkan kepala. "Jangan cengeng. Makanya jangan suka gangguin Bang El. Yang dijodohin sama kamu itu aku, Hell, bukan dia. Cup, cup ...." Arsen membelai rambut Rachell dengan saying, membuat siapa saja iri dengan interaksi yang mereka lakukan.

"Jangan nangis lagi ya, Sayang."

"Aku bukan Sayang kamu!"

Bibir Arsen terbuka, lalu tertutup lagi mendengar penolakan Rachell. Gila! Udah disayang-sayang malah minta dikasarin, kan, si Rachell. Nggak tahu apa kalau ditolak mulu nanti lama-lama dukun ikut bertindak? Maok banget emang didukunin!

"Nggak usah panggil Sayang-Sayang lagi! Nggak suka!"

"Iya, Baby."

"Aku bukan bayi, Arsen!"

Arsen menggaruk kepala. Perasaan serba salah mulu kalau sama Rachell. Diajak romantic, malah minta di-bully.

"Iya, Babi! Minta jantung, ya, si gigi pager, emang! Gatel tangan gue pengen jambak rambut lo, nih. Awas, ah! Laper gue!" Arsen mendorong tubuh Rachell membuat gadis, yang pada dasarnya memang cengeng, itu kembali menangis.

"Masya Allah, tolong! Gue playboy, tapi kenapa nggak bisa bikin itu anak terkintil-kintil ke gue, sih? "Apa lo liat-liat?! Nggak pernah liat cowok ganteng ngamuk? Sini gue patahin leher lo!" omel Arsen pada setiap anak lelaki yang menatapnya.

"Macem-macem, suram masa depan lo pada di tangan Oma sama Omi gue!"

Meski mengamuk, sudut bibir Arsen sekilas melengkung, teringat jika tadi Rachell sempat ber-aku-kamu padanya. Ah! Gitu, ya, kalau bucin. Nelangsa-nelangsa kalau ada ke-uwu-an, walau sekecil telor semut, tetep aja bahagia.

"Aku, kamu! Ah! Manis banget, sih, diaaa!" Arsen tersenum, gemas sendiri. Anak itu lalu melangkahkan kaki untuk kembali ke kelas. Jangan sampai nanti aksinya ketahuan Faza dan Kevin. Tengsin dong! Kalau ke-gap nyamperin Rachell gara-gara cemburu buta.


Dipaksa Kawin!Where stories live. Discover now